Gempita politik menggiurkan. Banyak provokator, pemandu sorak, dan kompor. Panggung politik penuh tepuk tangan yang menyihir. Di ladang pertanian penuh keringat dan sepi kata-kata puji.
Aktivis pemuda ini sekarang tanam bawang.
Dari rapat ke rapat pindah ke cangkul-mencangkul.
Dari kantor pusat di Jakarta ke atas gunung di pedalaman Malang Selatan.
Ia aktivis yang akhirnya mampu melihat peluang bisnis.
Ia bisa melihat sisi bisnis dari sebuah kebijakan baru pemerintah.
Yakni kebijakan bagus peninggalan kabinet Presiden Jokowi periode pertama: importir bawang harus tanam bawang.
Impor bawang kita memang gila. Dan semakin gila. Yang membuat bawang lokal klepek-klepek.
Terakhir impor bawang kita mencapai 420.000 ton setahun. Tahun lalu. Padahal kebutuhan bawang nasional kita 450.000 ton.
Berarti impor kita mencapai 90 persen.
Tarik-ulur pun tidak habis-habisnya. Khususnya antar dua kementerian.
Akhirnya muncullah kebijakan baru itu. Impor jalan terus. Tapi importir harus tanam bawang. Setiap impor 60.000 ton harus tanam bawang 150 hektare.
Aktivis itu tahu: importir tidak bisa mencangkul. Apalagi di gunung.
Maka aktivis itu pun bekerja sama dengan importir.
Ia yang mencangkul.
Importir yang membiayai.
Nama aktivis itu Ahmad Labib, 35 tahun.
Labib adalah pengurus pusat Pemuda Muhammadiyah.
Ia nyaris menjadi Ketua Umum di muktamar yang lalu. Ia kalah dari Sunanto. Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah sekarang ini.
Dahlan Iskan
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews