Sejak jadi Wali Kota Solo sampai jadi Presiden, para jurnalis tetap menanyai saya mengenai perkembangan mobil Esemka. Kemarin pun saya ditanyai soal ini.
Begini...
Mobil Esemka dulu itu produk uji coba dari anak-anak SMK di Surakarta dibantu oleh beberapa teknisi dari perusahaan-perusahaan besar. Sebagai wali kota tentu saya mendorong upaya anak-anak kita ini, termasuk mendukung agar Esemka bisa berlanjut ke tahap berikut seperti uji emisi dan mendapatkan status layak jalan.
Selanjutnya, setelah memenuhi sejumlah aspek, Esemka akan beralih menjadi properti industri yang tak terkait dengan pemerintah.
Tugas pemerintah hanya mendorong, tidak ada kaitannya dengan kepentingan apa pun. Setelah jadi ya diserahkan kepada industri.
Seperti saat ini, Esemka sudah dikerjakan dan dikembangkan penuh oleh industri tanpa campur tangan pemerintah dalam proses produksinya. Tentu bukan Presiden yang buat pabrik sendiri dan bikin mobil Esemka sendiri.
Jaket Bandung
Jaket warna terakota yang saya kenakan ini bermerek lokal, buatan Bandung. Saya menemukannya di salah satu gerai pameran di acara IdeaFest 2018 di Jakarta, kemarin. Bisa jadi jas hujan, bisa juga dipakai kalau sedang tidak hujan.
Bukan karena itu saja sebetulnya. Selain karena memang suka, jaket ini produk lokal sebagaimana jaket-jaket yang saya sudah punya. Ada jaket bomber, jaket merah dan hitam yang saya pakai saat Asian Games 2018, jaket denim saat mengendarai sepeda motor, dan beberapa jaket lain. Semua buatan anak-anak muda Indonesia.
Kita memang tidak berkekurangan produk karya anak bangsa yang berkualitas, trendy, dan dikemas dengan baik. Seperti jaket berwarna terakota ini, yang saya beli dan langsung pakai ke arena IdeaFest 2018.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews