Sekadar ilmu marketing: kompetitor itu tak selalu melemahkan. Makin banyak kompetitor di satu tempat bisa saja malah memperkuat kita.
Saya awalnya membuat tulisan ini di grup Facebook Belajar Percetakan diawali karena ada keresahan ketika banyak pemula yang ingin buka percetakan dengan pertanyaan: "Saya punya uang sekian juta, enaknya beli apa dulu ya untuk buka bisnis percetakan?"
Itu adalah mindset buka percetakan yang menurut saya salah. Alat yang kita beli itu bukan menyesuaikan dengan jumlah uang kita. Alat itu menyesuaikan dengan order yang kita dapat.
Jadi, inti membuka percetakan bukanlah alat, tapi orderan.
Anda kalau sering main ke tempat saya, Anda bisa saya kenalkan dengan "sales freelance" yang tak punya alat tapi omsetnya setahun tembus Rp 2M. Dulu pertama kali kerja di dunia percetakan ya kerja di tempat saya. Saya sendiri yang nerima lamarannya sekitar 18 tahun lalu. Sekarang, setelah menjadi sales selama 5 tahun terakhir, mobilnya lebih bagus dari mobil saya.
Kenapa keuangan dia secara pribadi bisa lebih baik dari saya yang punya banyak mesin bahkan punya omset lebih besar dari dia? Karena dia nggak punya beban banyak karyawan, kantor juga di rumah, menemui klien di kantor saya, cetak di mesin saya, bebannya tidak besar seperti saya yg punya perusahaan.
Kenapa saya mau melayani "sales" seperti itu? Kenapa tidak? Orang seperti dia membuat mesin saya terus berputar. Dan orang seperti dia bukan hanya dia. Saya punya banyak "sales" seperti dia.
Namun, para sales itu adalah sales merdeka. Mereka pun tak harus selalu mencetakkan ke saya. Tak selalu "numpang ngantor" di tempat saya saja. Dia bebas ke rekan percetakan lain di Brangkal Mojokerto lainnya.
Sales dengan pembayaran yang baik, membuat dia tak bisa "diikat" oleh percetakan tertentu. Dia bebas aja cari mesin yang lagi kosong, yang bisa cepat, dll.
Enak ya jadi sales...
Itulah kenapa di Brangkal Mojokerto banyak sekali percetakan. Yang punya mesin ya banyak. Yang nggak punya mesin, juga banyak. Kita berkomunitas dan bersaing, tapi itu membuat kami justru kuat karena Brangkal Mojokerto saat ini menjadi sentra percetakan.
Sekadar ilmu marketing: kompetitor itu tak selalu melemahkan. Makin banyak kompetitor di satu tempat bisa saja malah memperkuat kita.
Contoh, misal Anda orang Surabaya, jika Anda mau buka toko handphone (HP), Anda mau buka toko di depan rumah atau buka di WTC yang merupakan sentra penjualan HP? Anda buka di rumah tak banyak pesaing. Buka di WTC, satu gedung jualan HP semua. Pilih mana?
Di sisi lain jika Anda sebagai konsumen ke Surabaya dan mau beli HP. Anda ke mana? Sangat mungkin Anda akan memilih ke WTC Surabaya meski di dekat rumah Anda ada toko HP.
(Bersambung)
Hasyim Muhammad, CV Percetakan Fajar
***
Tulisan sebelumnya: Membuka Bisnis Percetakan [3] Tentukan Sebuah Pesan
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews