"Bapa... Bapa orang Indonesia? Tolong jangan kasi mati sa disini. Tolong selamatkan sa Bapa," Gadis belia yang masih berumur belasan dan sudah 3 tahun mendekam di Penjara Negara Bagian Kelantan Malaysia itu dengan wajah ketakutan memohon kepada Pak Prabowo Subianto.
Gadis belia itu bernama Wilfrida Soik, seorang gadis muda asal NTT yang jadi korban perdagangan manusia karena diberangkatkan dan jadi pembantu Rumah Tangga di Malaysia, padahal belum cukup umur.
Dia ditangkap dan ditahan karena membunuh majikannya serta divonis hukuman mati dan tinggal sembilan hari menuju tiang gantungan.
Pak Prabowo sampai meneteskan air mata karena selain memohon bantuan untuk menyelamatkan nyawanya yang sudah di ujung kerongkongan, Wilfrida juga "meminta" dibelikan sabun, odol dan sikat gigi.
Permintaan yang sangat sederhana tapi begitu menggugah jiwa beliau yang memang sangat peka terhadap penderitaan rakyat jelata.
Sungguh kasihan, selama tiga tahun mendekam di Penjara Malaysia, Wilfrida tidak punya uang, tidak ada keluarga yang menjenguk, bahkan dia tidak punya teman.
Pengacara yang disediakan oleh Pemerintah Malaysia hanya bisa berjumpa dengan Wilfrida di ruang sidang.
Anak gadis asal Indonesia ini benar-benar sendirian, tinggal menunggu hitungan hari akan menjadi daftar korban TKW Indonesia selanjutnya yang dihukum gantung di negeri orang.
Alhamdulillah Prabowo Subianto datang menyelamatkan nyawa anak bangsa yang jadi korban kemiskinan dari salah kelola negara oleh pemimpin-pemimpinnya.
Apakah Pak Prabowo menjadikan hal sebagai bahan pencitraan?
Tidak...!!!
Utusan Pastur dan Gereja Katholik yang sudah ke mana-mana memohon bantuan termasuk kepada Bapak Presiden untuk menyelamatkan nyawa Wilfrida hanya menemukan jalan buntu.
Akhirnya utusan itu dibawa oleh seseorang yang mengenal Pak Prabowo.
Pak Prabowo yang mendengar kisah pilu anak bangsanya itu langsung bertindak cepat. Karena jaringan persahabatan internasional Pak Prabowo yang sangat luas termasuk di Malaysia, beliau langsung bisa berkoordinasi dengan para pejabat tinggi dan penasehat hukum di Malaysia. Besoknya langsung beliau kontak Pak Hasyim, adiknya. Pinjam pesawat dan langsung terbang ke Malaysia.
Beliau jumpai Tan Sri Mohammed Shafee pengacara paling mahal di Malaysia yang juga tangan kanan Perdana Menteri Malaysia. Publik Malaysia pun heboh karena Wilfrida didampingi Pengacara kelas istana.
Sayangnya orang ini bernama Prabowo Subianto, orang yang selalu membantu penuh keikhlasan dan tidak butuh berita apalagi kamera. Berita tentang Wilfrida baru heboh didalam negeri setelah Harian Malaysia ramai memberitakannya.
Sampai sekarangpun saya yakin banyak anak bangsa ini yang tidak tahu kalau Pak Prabowo mengeluarkan uang pribadi sampai 1 juta Dolar atau 10 Miliar masa itu untuk membebaskan Wilfrida.
Pertanyaan saya, adakah saudara pernah mendengar ada satu orang saja pejabat dan tokoh politik di negeri ini yang seikhlas beliau?
Ingat, Wilfrida itu Katholik dan Pak Prabowo seorang muslim, tapi Pak Prabowo tidak pernah memandang agama, suku dan ras untuk membantu orang lain. Lagipula kakak kandung, adik kandung dan keponakannya ada yang beragama protestan dan katholik, jadi jangan ajari Prabowo tentang toleransi dan Pancasila. Prabowo itu darah, daging dan tulang-tulang ditubuhnya itu disusun dari kepingan nasionalisme dan kecintaan tanpa pamrih terhadap negeri ini dan rakyatnya.
Andai beliau hanya mementingkan diri sendiri, beliau tinggal membeli sebuah istana di London bertetangga dengan para Pangeran Arab dan orang-orang kaya didunia. Harta beliau tidak akan habis tujuh turunan. Prabowo terlahir di keluarga kaya-raya, bahkan bukan rahasia lagi beberapa kali tawaran dari 3 sampai 7 triliun asal beliau tidak mencalonkan diri atau memberikan rekomendasi Gerindra untuk perahu capres orang lain.
Tapi beliau menolak karena beliau tahu Indonesia akan dijadikan kambing yang akan dicabik-cabik Harimau, Serigala, Kangguru dan Panda.
Makanya segala macam daya dan upaya dilakukan oleh asing dan kepanjangan tangan mereka di negeri ini agar Prabowo gagal men-Capres. Bukan saja para politikus babi yang rakus duniawai yang sudah terinfiltrasi, tapi para tokoh agama dan ulama juga mereka susupi.
Kalian sekarang bisa tertawa dan menghujat Prabowo Subianto, seperti kalian mentertawakan beliau ketika menyampaikan kebocoran APBN kita dengan berteriak, "bochor...bochor...", nyatanya APBN kita bocornya memang gila-gilaan. Sudahkah kalian meminta maaf atas ketololan kalian ini. Ketika Prabowo memprediksi Timor-timur akan lepas dari bingkai NKRI, nyatanya terbukti bukan?.
Prabowo siap mengorbankan nyawa untuk negara ini, kami juga ratusan juta rakyat Indonesia akan ikut siap mengorbankan nyawa bersama Prabowo Subianto untuk menyelamatkan NKRI. Kalau kalian para politikus busuk tidak percaya, cobalah kalian teruskan berusaha menjadikan Pilpres jadi lelucon konstitusi.
Setiap Pemilihan seharusnya pilihannya minimal dua, itu namanya baru memilih. Kalau kalian para politikus busuk berusaha menjadikan Pilpres calonnya hanya satu, sebenarnya kalianlah bangsat-bangsat pengkhianat konstitusi.
Saya pastikan kalau Pak Prabowo menyatakan Revolusi, maka kalian para politikus busuk yang akan pertama kami buru!!
Jangan kalian pancing rakyat marah...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews