Saat berkunjung ke Malaysia tiga tahun lalu, saya bertemu Bapak Mahathir Mohamad di Kuala Lumpur. Saya ingat, saat itu saya diajak oleh Bapak Tun Mahathir test drive mobil Proton. Beliau menyetir sendiri sampai kecepatan 180 kilometer per jam!
Sangat cepat. Tapi saya tidak khawatir karena pengemudinya adalah Bapak Tun Mahathir.
Hari ini, saya berkesempatan menyetir kendaraan, dengan Bapak Tun Mahathir sebagai penumpang. Tapi yang saya kemudikan adalah golf cart dari depan Istana Kepresidenan Bogor ke Masjid Jami’ Baitussalam di kawasan Istana, untuk menunaikan salat Jumat.
Kedatangan Bapak Tun Mahathir ini merupakan kunjungan perdana beliau ke luar negeri sejak memangku jabatan sebagai perdana menteri baru.
Alasan beliau karena Indonesia ini jiran (tetangga) yang terdekat. Lagipula, kedua negara sebenarnya memiliki hubungan kekeluargaan. “Bahkan, ramai penduduk di Malaysia itu asalnya dari Indonesia, termasuk bapak mertua saya,” kata Bapak Tun Mahathir.
Beliau berharap persahabatan antara Indonesia dan Malaysia dapat ditingkatkan, dikekalkan, karena akan banyak keuntungan yang didapati apabila Indonesia dan Malaysia kerjasama dalam semua bidang, termasuk bidang politik, ekonomi, dan juga hubungan antarbangsa.
Apalagi, kita menghadapi masalah yang sama seperti hambatan di Uni Eropa atas ekspor minyak kelapa sawit. “Kita perlu bersama-sama menghadapinya,” kata Bapak Tun Mahathir.
Indonesia dan Malaysia juga memiliki komitmen yang sama mengenai good governance, pemberantasan korupsi, pentingnya konektivitas dan soal perbatasan. Satu per satu isu tersebut akan dibahas di forum-forum di tingkat menteri.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews