Sasaran Akhir Teror Bom Turunkan Kepercayaan Rakyat terhadap Jokowi

Kamis, 17 Mei 2018 | 23:31 WIB
0
761
Sasaran Akhir Teror Bom Turunkan Kepercayaan Rakyat terhadap Jokowi

Serangan teror di Surabaya bukan hal yang kecil dan sederhana. Ini menyangkut operasi senyap semacam clandestine operation dengan perencanaan matang. Pelaku mampu melakukandesepsi dan kompartmentasi sehingga lolos dari radar Densus yang sudah memiliki pemetaan jaringan JAD.

Serangan 4 target teror yang sukses di Surabaya terkoneksi dengan kasus ulah Napiter di Mako Brimob yang membunuh 5 polisi. Selain itu ada sel bergerak menuju Mako Brimob dan berhasil membunuh satu anggota intel polisi. Densus berhasil menggagalkan aliran jihadis dari Jabar, Sumut, Sumsel dan lain-lain. Beberapa di antaranya ditembak mati.

Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol. Rudi Setiawan mengatakan, setelah serangan, dalam penggeledahan lanjutan ditemukan 54 bom pipa aktif di dalam rumah kontrakan Tri Murtiano di Tambak Medokan Ayu VI B, Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.

Pria berusia 40 tahun itu tewas bersama istri dan dua anaknya dalam aksi pengeboman Mapolrestabes Surabaya, Senin 14 Mei 2018.

Mereka menyerang empat hari sebelum Ramadhan, di mana kepolisian menyebutkan mereka marah karena Amir JAD Amman Abdurahman kembali dirangkap polisi dan ditahan di Mako Brimob. Konsep tersurat memang seperti itu, tetapi harusnya kacamata intelijen membaca yang tersirat (sense).

Ada UU Intelijen yang perlu dijawab, mereka mengendap satu tahun setelah bom kampung Melayu (24/5/2017) untuk persiapan aksi. Bukan hal sederhana menyiapkan demikian banyak bom, menyiapkan pengantin dan dukungan dana. Sementara di lain sisi Densus terus memantau tiap gerakan.

Oleh karena itu, apa dibelakang ini hanya kemarahan karena Amirnya (Amman) ditangkap? Rasanya bukan itu... mereka dikendalikan oleh handler dengan principle agent tertentu. Ini bukan serangan sporadis tapi serangan yang terencana dengan matang.

Saya sementara ini menyimpulkannya sebagai rangkaian operasi intel luar (proxy war) dengan tujuan menurunkan citra dan kepercayaan publik terhadap aparat keamanan. Sasaran akhirnya menurunkan kepercayaan rakyat dan dunia luar terhadap Presiden Jokowi.

Ini sebuah rangkaian PUS (Perang Urat Syaraf), yaitu propaganda plus kegiatan. Tujuannya Indonesia tidak aman. Kita lihat akan bermunculan gerakan-gerakan semacam demo dan lain-lain yang akan menyerang Jokowi.

Sebagai studi kasus, PM Najib Razak di Malaysia juga sebelumnya diserang soal keamanan dengan aksi teror terhadap Boeing 777 Malaysia Airlines MH370 yang dilenyapkan dan MH17 ditembak di atas Ukraina. Tapi Najib sangat kuat dan akhirnya runtuh kalah oleh Mahatir yang 92 tahun. Kalahnya karena masalah kasus korupsi 1MDP.

Nah, disarankan kepada pemerintah, mohon dilakukan pulbaket lebih dalam, khususnya Kondisi Geo Politik, dan Geo ekonomi, lebih fokus kepada ancaman terhadap Indonesia. Banyak yang tidak faham operasi  intel luar, termasuk para JAD itu, mereka bisa dimanipulasi.

Semoga mereka yang terjebak tidak melakukan ulah pada bulan Ramadhan tahun ini. Mari kita saling maaferorisme-maafan, bergandeng tangan.

***

Marsda Purn. Prayitno Ramelan, pengamat intelijen.