Kebiasaan sebagian masyarakat kita khususnya di media sosial, kalau membaca berita atau sebuah tulisan tidak dibaca secara utuh atau keseluruhan. Membacanya hanya sekilas atau judul berita saja dan mereka menganggap sudah tahu dan paham akan sebuah berita atau tulisan yang bersifat opini atau sebuah fakta.
Hanya berbekal bacaan sekilas, mereka sudah berkomentar seolah seorang pakar atau menjadi pengamat dadakan. Apa yang dikomentari kadang tidak nyambung dengan berita yang telah dibacanya.
Masyarakat kita menyukai berita yang bersifat bombastis, apalagi kalau judul begitu menggoda dan sangat menarik.
Seperti soal Perpres TKA, tidak membaca Perpres sebelum direvisi dan yang sesudah di revisi, sudah berkomentar dan menolak Perpres tersebut. Padahal belum tahu dan paham akan Perpres itu. Masyarakat kita malas untuk meluangkan waktu untuk membaca atau berusaha mencari berita sebagai pembanding. Bagi mereka satu sumber berita sudah dianggap shahih dan tidak perlu mencari berita lainnya.
Seperti yang baru-baru ini bikin heboh media sosial, yaitu soal presiden Jokowi bicara mahalnya racun Kalajengking.
Gara-gara bicara racun Kalajengking, Presiden Jokowi di bully oleh masyarakat dunia maya, baik oleh masyarakat biasa atau oleh para politisi dari oposisi. Seakan racun Kalajengking menjadi bahan untuk mencela, nyinyir dan merendahkan kepada Presiden Jokowi.
Padahal mereka-mereka belum membaca secara utuh tentang pidato Presiden dalam acara Musrenbangnas yang diikuti oleh gubernur, walikota dan bupati dari seluruh Indonesia.
Jadi dalam acara Musrenbangnas tersebut Presiden Jokowi memberikan kiat-kiat tentang penting dan berharganya waktu. Menurut Presiden Jokowi waktu merupakan komoditas berharga sehingga harus dioptimalkan.
Awalnya, Presiden Jokowi menanyakan kepada para gubernur, walikota dan bupati mengenai komoditas apa yang paling mahal di dunia.
"Apa komoditas paling mahal di dunia? Pasti banyak yang jawab emas. Bukan emas. Ada fakta menarik yang saya dapat dari informasi yang saya baca. Komoditas yang paling mahal di dunia racun dari Kalajengking," kata presiden Jokowi dihadapan peserta Musrenbangnas.
"Harganya 10 juta dollar AS per liter. Jadi kalau Pak Bupati, Gubernur mau kaya, cari racun Kalajengking," kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi terus melanjutkan, "Tapi yang paling mahal adalah waktu. Ini yang perlu digarisbawahi."
Jadi presiden bukan mau menyuruh masyarakat untuk mencari racun Kalajengking atau menyuruh berternak. Akan tetapi menghargai waktu, karena waktu berjalan begitu cepat. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Bahkan usia kita bertambah pun kadang tidak sadar, kok rambut sudah pada memutih.
Bahkan dalam kitab suci juga ada akan berharganya waktu, yaitu "Demi massa,s esungguhnya manusia dalam kerugian". Maksudnya kita sering membuang atau menyia-nyiakan waktu terbuang percuma.
Dan presiden memberi kiat-kiat kepada para kepala daerah dalam hal bekerja soal pelayanan yang lambat dan bertele-tele, karena kita berpacu dengan waktu. Birokrasi yang berbelit-belit akan mengganggu dunia usaha. Kalau tidak akan tertinggal dengan negara-negara lain.
Tapi sama kelompok oposisi menjadi bahan olok-olok kepada presiden Jokowi, seperti Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono mengkritik pidato Jokowi:
"Pak Jokowi harus menjelaskan dari mana dapat bahan tentang racun Kalajengking. Agak mengherankan kalau pernyataan seperti ini disampaikan di hadapan peserta Musrenbangnas yang terhormat," kata Ferry Juliantono.
Malah lanjut Ferry, "Ya tapi kalau orang sudah anjlok elektabilitasnya dan hilang kehormatannya ya seperti itu. Memang sudah nggak pantes lagi jadi presiden."
Kritik dari kader Gerindra yang lain juga tak kalah pedas,yaitu DPP Gerindra Andre Rosiade:
"Bagi kami tentu kurang pas dilakukan di forum Musrenbangnas yang seharusnya menyusun pembangunan nasional ke depan. Atau mungkin ini bagian kebijakan presiden untuk memenuhi janji baliau membuka 10 juta lapangan pekerjaan dengan mengajak masyarakat mencari racun Kalajengking."
Adalagi komentar dari raja nyinyir Fadli Zon, "Suruh presiden dulu yang membuktikan ternak atau mencari racun Kalajengking."
Bahkan ada yang mengatakan inilah presiden Jokowi sudah putus asa hingga bicara mahalnya racun Kalajengking.
Ohh Kalajengking-kalajengking bikin orang Kalah Njengking alias kalah nungging seperti 2014.
Jokowi kalau ngeledek oposan alias lawan kadang suka keterlaluan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews