Banyak orang beberapa waktu lalu menghadiri acara "Indonesia Tanpa Pacaran". Kayaknya sih, yang hadir rata-rata jomblo.
"Saya baru diputusin. Makanya saya datang ke acara ini," begitu salah satu alasan.
"Gebetan cuekin gue. Eh, gak tahunya dia udah punya cowok. Ketimbang malu, gue datang aja ke acara ini," ujar rekan d isebelahnya.
Ada dua orang cewek cowok yang saya dekati. Saya tanya kenapa dia datang ke acara ini. "Kami masih pedekate, mas. Dia belum berani nembak," kata ceweknya.
"Saya masih lima tahun, om. Kata mama jangan pacaran dulu. Masih kecil," ujar peserta lain
Saya menanyakan kepada seorang lelaki, kenapa dia mendukung gerakan ini. "Tahun lalu saya pacaran. Eh, ketahuan istri saya. Dia marah, dan nyuruh saya datang ke acara ini."
Kepada seorang perempuan cantik, saya juga tanyakan hal yang sama. "Saya dan pacar saya mendukung gerakan ini. Bagus buat Indonesia."
Kenapa kamu gak mau pacaran, tanya saya pada peserta lain. "Karena kamu terlalu baik. Kita temenan aja, ya," jawabnya.
Ada juga yang bawa postet besar. "Kapan kamu halalin aku? Selama ini maunya haram terus..."
Yang heran, Bambang Kusnadi juga hadir di acara itu. "Kamu emangnya gak mau pacaran, Mbang?"
"Lho, saya jualan bubur mas. Saya tahu, jadi jomblo itu ceper laper. Bubur saya laku..."
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews