Emily Stick, Satu Lagi Korban "Cyberbullying" Bunuh Diri

Minggu, 1 April 2018 | 18:43 WIB
0
663
Emily Stick, Satu Lagi Korban "Cyberbullying" Bunuh Diri

Emily Stick, gadis cantik berusia 13 tahun ini, bunuh diri akibat di-bully terus menerus oleh teman-temannya. Dalam kondisi bathin tertekan, ia mencoba minta tolong kepada ibunya dengan mengirim sms.

Tapi sayang sekali, entah karena kesibukan apa sehingga ibu kandungnya tidak sempat membaca isi sms yang mengharapkan bantuannya Bahkan ada beberapa missed calls yang luput dari perhatiannya. Kini wanita ini, meratapi kesalahannnya dan  sangat menyesal setelah semuanya terlambat.

Agar jangan sampai keliru menerjemahkan, maka bersama ini saya kutip satu alinea yang diberitakan di 9 News.com, sebagai berikut :

"Wiping back tears, Sharlene Scott told 9NEWS she felt sick to her stomach when she found a series of messages and missed calls on her phone from her daughter, Emily Stick."I got a message that night from Emily saying 'I'm going to kill myself'," Ms Scott said in an exclusive interview with 9NEWS.

"But I never saw it until it was already too late."

[caption id="attachment_13587" align="alignleft" width="602"] Emily Stick[/caption]

Walaupun terjadi di Gold Coast, negara bagian dari Queesnsland, yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan kita, namun mungkin perlu dipetik hikmahnya, untuk dijadikan pelajaran hidup bagi kita semuanya. Terutama bagi kita para orang tua atau calon orang tua.

Agar mendidik anak-anak kita, jangan sampai akibat ikutan membully temannya yang mungkin dianggap sekedar humor ternyata dapat mengakibatkan orang bunuh diri.

Pelajaran yang tidak kurang pentingnya adalah betapapun sibuknya kita, entah untuk urusan apa, sempatkanlah diri untuk membaca pesan dari anak-anak kita. Karena jelas di ponsel tertera sms atau WA dari siapa? Apalagi kalau sampai ada missed calls berkali kali yang tidak terjawab, pasti ada sesuatu yang penting.

Memetik Hikmahnya Agar Jangan Sampai Terjadi Pada Keluarga Kita

Meratapi sesuatu yang sudah terjadi tidak mengubah apapun. Apalagi menghidupkan yang sudah meninggal. Sejak dulu penyesalan selalu datang terlambat. Namun heran, orang tidak mau belajar dari petaka yang menimpa orang lain agar jangan sampai mengalami hal yang sama.

Menuntut pelaku bully yang terdiri dari para remaja yang baru berusia 13 tahun, tidak  akan menyelesaikan masalah. Karena tidak mungkin mereka dijatuhi hukuman penjara, karena telah membully temannya yang menyebabkan temannya bunuh diri. Andaikan teman temannya dipenjarakan, toh apa yang sudah terjadi, tidak mungkin dapat diubah lagi.

Sumber bacaan :https:// www.9 News.com.au

***