Panas dingin suhu politik di Indonesia menjelang Pilkada, Pileg dan Pilpres. Kalau panas dinginnya Pilkada diramaikan dengan OTT sampai ijazah palsu, lain menjelang Pilpres, banyak yang jualan isu.
Pasar ramai dipenetrasi produk baru stok lama. Isu PKI dikemas ulang, tenaga kerja China dibumbui, utang luar negeri dibuat seksi, sampai Tomy bisa ngajari Jokowi, dia amnesia bahwa bapaknya yang membuat Indonesia merana dan anak-anaknya bisa poya-poya.
Dua partai produk Cendana langsung bisa ikut Pemilu, tanpa suara tiba-tiba ada dan lulus tanpa syarat, entahlah apa memang karena harus ada bekas Cendana atau memang rakyat kita cepat lupa.
Dan, hebatnya pengikutnya dengan muka merona seolah mereka perwakilan Orba yang banget menjadi idola, padahal mereka tak pernah merasa apa sebenarnya yang terjadi di tahun enam lima.
Gerindra, Berkarya, yang sudah pasti mengusung ketumnya akan jadi dagelan luar biasa di mana PS dan TS akan nyapres. Dua duda ini akan bersaing pengen jadi seperti bapaknya atau mertuanya. Prestasinya apa untuk Indonesia, selain masih banyak duitnya dari kemudahan yang diterimanya saat bapak atau mertuanya berkuasa, sekarang mereka mau berkuasa.
Mereka mau mengulang mengacak-acak Indonesia. Kawan saya mengatakan mana tau mereka sudah berubah. Saya hanya ingatkan berubah itu beda dengan "nelungsumi" yang cuma ganti kulit. Tidak akan ada perubahan, karena ular tidak akan menjadi lumba-lumba.
Jebakan batman sekarang didesign dengan banyak cara, cara halus, kasar, pura-pura, sampai malu-malu, dst. Ketua partai jualan tampang, billboard di mana-mana, mereka pikir jadi presiden itu cuma modal mesam mesem, kerja tak jelas pengalaman cuma ngasi statement mau ngurus negara. Dibilang gak punya kaca katanya kita menista, tapi nyatanya memang gak punya malu semua.
[irp posts="11946" name="Terpidana Pembunuh Munir Ini Jadi Kader Partai Pimpinan Tommy"]
Negeri ini sedang dibangun berdiri mandiri oleh Jokowi, perlu integritas dan nutrisi kebangsaan yang lebih dalam bukan cuma gaya-gayaan.
Cukup sudah kita diacak-acak Orba yang berujung merana, jangan dicoba-coba kali kedua mengundang malapetaka yang meninggalkan luka menganga. Kalau sekarang ada anak muda yang tiba-tiba ada dengan gaya mau mencicipi Orba jilid dua maka kita yang harus menghentikannya.
Indonesia harus diamankan di tangan pemimpin bertangan dingin, bukan membiarkan preman mengacak-acak dengan balutan memupuk kebangsaan.
***
Editor:
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews