Agus Harimurti Yudhoyono Juara untuk Calon Wakil Presiden

Rabu, 14 Maret 2018 | 14:31 WIB
0
1271
Agus Harimurti Yudhoyono Juara untuk Calon Wakil Presiden

O-ohh... Koprol Jono, gadis mana yang tak kenal akan dikau.

Begitulah sebaris kata dari lagu ciptaan Izmail Marzuki "Kopral Jono".

Kopral adalah pangkat terendah dalam jajaran pangkat Tamtama kepala TNI AD, lambang pangkat Kopral Dua adalah satu balok merah.

Mayor adalah pangkat paling bawah dalam jajaran pangkat perwira menengah TNI AD, lambang pangkat Mayor adalah satu bunga melati emas.

Jenderal adalah pangkat tertinggi dalam sistem kepangkatan TNI AD, lambang kepangkatan adalah bintang empat.

Dalam bursa calon wakil presiden, nama Agus Harimurti Yudhoyono masuk dalam nominasi dalam banyak lembaga survey, bahkan mengalahkan seorang Jenderal atau mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Agus Harimurti Yudhoyono mengawali karier militer dan pangkat terakhir yaitu Mayor.I a berhenti di tengah jalan dari militer karena maju dalam pilkada DKI meski akhirnya kalah. Ga apa-apa, namanya juga usaha.

[irp posts="2017" name="Agus Harimurti, Aceh, Pelukan Istri, dan Kisah Cinta Annisa"]

Karier militernya sebenarnya bisa semakin bagus atau melejit kalau yang bersangkutan tidak mengundurkan-diri hanya untuk mengejar jabatan gubernur DKI Jakarta.  Konon ini semua atas permintaan Sang Pepo alias ayahandanya, Susilo Bambang Yudhoyono.

Tetapi karena sebagai anak yang berbakti kepada orang tuanya, maka Agus Harimurti memenuhi permintaan untuk berhenti dari karier militer dengan pangkat terakhir Mayor.

Dan selang  setahun setelah bursa pilkada DKI, ada bursa pemilihan presiden dan wakil presiden. Nama Agus Harimurti Yudhoyono juga meramaikan dalam bursa tersebut.

Sebenarnya pangkat Mayor di lingkungan TNI AD yang telah mencapai pangkat Mayor itu jumlahnya banyak... banyak banget. Beda dengan Letnan Jenderal yang pangkatnya bintang tiga dan Jenderal dengan pangkat bintang empat.

Dan jarak antara pangkat Mayor dan Jenderal itu sangat jauh dari segi kepangkatan, pengalaman dan kemampuan. Bahkan hanya segelintir perwira yang bisa mencapai pangkat setingkat Letjen dan Jenderal. Selebihnya mentok di kolonel.

Sebagai perimbangan, pada masa dulu Pak Harto selagi sesuka-sukanya nunjuk perwira militer sebagai bupati atau walikota, minimal letnan kolonel atau kolonel, sedang untuk Gubernur minimal mayor jenderal atau bintang dua. Di zaman Soeharto, mayor belum waktunya menjadi walikota atau bupati. Tetapi rupanya zaman sudah berganti, zaman Soeharto sudah tidak ada lagi.

Itu sebabnya nama Mayor Agus Harimurti selalu muncul di setiap Pilkada dan Pilpres, seakan-akan mengalahkan nama  Gotot Nurmantyo, mantan Panglima TNI?

Salah satu jawaban yang paling mudah karena Mayor Agus Harimurti Yudhoyono bukan Mayor biasa. Seperti Kopral Jono itu yang bukan Kopral biasa, gadis mana yang tak kenal akan dirinya. Tetapi Mayor Agus Harimurti adalah anak mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pemilik atau pemegang saham mayoritas di Partai Demokrat dan juga merangkap sebagai ketua umum partai.

Bahkan untuk menaikan popularitas atau elektabilitas Agus Harimurti, mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku masih keturunan Raden Wijaya, Raja Majapahit. Raden Wijaya kalau ditelisik silsilahnya ternyata keturunan dari Raja Singasari, yaitu Ken Arok. Tentu yang tahu sejarah senyam-senyum dikulum.

Jadi inilah kelebihan Agus Harimurti Yudhoyono, yaitu anak dari seorang mantan presiden dan ketua umum partai yang cukup disegani. Tidak seperti partai lain yang punya calon berpangkat jenderal, di Demokrat tidak ada calon berpangkat setinggi itu.

Hebatnya, pangkat Mayor pun bisa dipoles dan diorbitkan. Bahkan survey terbaru Indobarometer, nama Agus Harimurti menempati posisi teratas sebagai calon wakil presiden, mengalahkan calon-calon yang lain. Padahal, Agus Harimurti yang biasa dipanggil AHY tidak pernah jor-jornan pasang baliho segede-gede gaban di tikungan jalan seperti politikus lain dari partai lainnya, Muhaimin Iskandar dan Romahurmuziy.

Di tangan AHY, berdasarkan survey Indobarometer tadi, para calon wakil presiden itu tewas semua!

[irp posts="12433" name="Bertemu Presiden Jokowi, Iklan Politik Jitu AHY"]

Kalau kemudian elektabilitasnya sebagai cawapres terus naik, lantas AHY bakal berpasangan dengan calon presiden siapa? Apakah untuk Joko Widodo atau Prabowo Subianto? Atau pertanyaan di balik, bersediakah Jokowi atau Prabowo meminang AHY?

Melihat komunikasi yang terjalin selama ini, arahnya atau inginnya tentu menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo. Akan tetapi Agus Harimurti adalah pendatang baru dari partai Demokrat di mana pada tahun 2014 menyatakan abstain dan ini juga akan menimbulkan friksi dia ntara partai pendukung Joko Widodo. Kasarnya, bisa bubar Koalisi Pemerintah di tengah jalan.

Joko Widodo sendiri tentu nyaman mencari calon wakil presiden dari militer. Dan lebih baik pangkatnya Jenderal alias bintang empat untuk "mengatasi" Prabowo yang bintang tiga.

Tetapi politik adalah dinamis dan saling salip-menyalip di tikungan akhir. Mana tahu Jokowi jadi berpasangan dengan AHY. Mana tahu pula akhirnya Prabowo yang justru meminang AHY, artinya Letjen berpasangan dengan mayor.

Kalau tercipta Poros Ketiga di mana AHY justru menjadi calon presiden, ini pun tidak tertutup kemungkinan. Asal sebisa mungkin jangan cari calon wakil presiden dari kalangan militer lagi, sebab dari azas kepangkatan yang berhak mendampingi AHY itu seorang Kapten alias pangkat satu tingkat lebih rendah di bawah mayor.

Kalau wakil AHY seorang jenderal, dijamin kikuk nanti.

***

Editor: Pepih Nugraha