Teman Lama, Zahid dari Sudan dan Fatih dari Indonesia

Minggu, 4 Maret 2018 | 16:52 WIB
0
764
Teman Lama, Zahid dari Sudan dan Fatih dari Indonesia

Tadi pagi Facebook memunculkan sebuah foto kenangan yang saya unggah 5 tahun yang lalu. Itu adalah foto Fatih dan Zahideen, sahabatnya waktu di TK.

Zahi dan keluarganya adalah pengungsi dari Sudan. Waktu itu saya ingat betul, si ibu datang duluan dengan Zahi dan adiknya, karena suaminya masih tertahan proses imigrasi di Mesir. Setelah hampir setahun terpisah, alhamdulillah mereka bisa berkumpul lagi.

Jadi dulu itu saya dan ibunya Zahi hampir selalu menjemput anak-anak kami dalam waktu bersamaan. Jadi kami sering jadi teman seperjalanan dalam bus dari TK menuju pusat kota Haugesund.

Meski kedua anak ini ditempatkan di grup berbeda, mereka sering main bareng di luar tiap hari. Semua TK di sini punya aturan yang sama: apapun cuacanya, anak-anak harus dibiasakan main di luar selama 1-2 jam. Mau mendung, hujan, salju, dingin, apalagi panas, semua anak (dan guru-gurunya) harus ada waktu untuk bermain di halaman TK yang luas, jalan-jalan ke taman, bukit, hutan, atau naik bus bareng ke taman bermain di pusat kota.

Nggak heran kalau orang-orang di sini begitu mencintai alam dan gaya hidup aktif yang menyehatkan. Karena dari kecil memang dibiasakan demikian.

Kembali ke Fatih dan Zahi. Usia keduanya cuma beda satu bulan. Dan sepertinya Zahi suka mengikuti tingkah Fatih. Zahi sampai minta dibelikan dan belajar naik scooter karena ia sering melihat Fatih membawa scooter ke sekolah.

Karena kedua anak ini dekat, kami sering saling mengundang untuk makan malam, atau seperti di foto ini, mereka mengundang kami saat ulang tahun Marj (adik perempuan Zahi).

Ini lima tahun yang lalu. Mereka masih pada imut menggemaskan, ya? 😍

Seiring berjalannya waktu, Fatih dan Zahi makin jarang ketemu. Apalagi sekolah mereka berbeda. Kalau dengan ibu dan ayah Zahi, saya sesekali ketemu di toko langganan.

Sampai dua tahun lalu, saat Fatih dan Zahi sama-sama duduk di kelas empat. Perayaan Idul Adha di Masjid Falah ul-Muslimeen. Mereka jumpa lagi. Saling mengingat wajah, tapi sama-sama lupa nama. Jadi hanya ber-hei saja.

[irp posts="10401" name="Norwegia dan Lotre, Hadiah Buat Ibu Pun Berupa Kupon Undian"]

Tapi kenangan keakraban masa kecil masih mereka ingat. Dalam waktu singkat mereka ngobrol akrab, ketawa-ketiwi, sambil saling bertukar cerita tentang sekolah masing-masing.

Fatih takjub melihat gigi-geligi Zahi yang lengkap, rapi, dan putih. Karena waktu kecil dulu, Zahi nyaris ompong, terutama gigi depannya. Mungkin faktor makanan.

Tapi sepertinya dokter gigi Zahi bekerja keras melakukan perawatan sampai akhirnya semua gigi Zahi kembali utuh.

Sebelum berpisah, Fatih berinisiatif mengeluarkan ponselnya untuk meminta saya memoto mereka.

Tapi Zahi punya ide lain. "Selfie aja", katanya.

Dan cekrek. Sayapun memoto mereka yang sibuk selfie. Sweet boys...

Sejak itu, sesekali mereka ketemu di masjid untuk salat Jumat, atau nggak sengaja jumpa ketika sama-sama pergi sendiri dengan bus.

Ke mana perjalanan hidup membawa mereka berdua, hanya Allah yang tahu. Semoga saja mereka akan terus saling mengingat ketika berjumpa saat mereka sudah besar dan "jadi orang" kelak. Aamiin.

Aah, bercerita tentang pertemanan masa kecil selalu menghangatkan hati, ya.

***