Prabowo Subianto akan maju capres 2019? Ya, itu bagus, meskipun sebenarnya lebih bagus jika tidak. Tapi ya, itu hak demokrasi dia. Saya sih, tidak dalam rangka melarang, kayak orang-orang yang Ahok ngajuin PK saja, sudah dicurigai cem-macem. Mana yang mau melenggang ke Istanalah, jadi capres atau cawapreslah. Lha wong itu hak setiap warga negara kok nggambleh.
Tapi, kenapa Prabowo lebih baik tidak nyapres? Karena mau maju lewat mana? Lewat Gerindra? Apa kira-kira Gerindra masih laku, tanpa dukungan partai lain semisal PKS, atau mungkin PAN, atau katakanlah PKB, ini misalnya kalau Cak Imin ngebet cawapres tapi Jokowi menggandeng cawapres yang lain.
Padahal, tahun 2019 pemilihan anggota legislatif, capres, dan lain-lainnya, akan dilaksanakan bareng-breng. Lantas gimana coba? PKS sudah pasang tarif, eh, taktik, memilih 9 kader PKS, yang salah satunya nanti akan dijadikan capres. Meski pun, itu bisa dibaca cara partai itu pasang harga, untuk negosiasi dengan partai lain, misal Gerindra. Meskipun lagi, Sohibul Iman ternyata pidatonya kemarin ngabu-abu, terbuka bagi PKS juga untuk menyodorkan cawapres ke Jokowi. Wak!
Prabowo mengharap Demokrat, juga ngeri-ngeri sedap, karena AHY mungkin saja lebih tertarik pada tawaran PDIP. Megawati kayaknya tak begitu menampik anak sulung SBY itu. Lha, pada sisi itu, jika ketum PAN atas dorongan sang besan, yang kebetulan namanya Amien Rais, akhirnya berani mencapreskan diri, terus gimana?
Kalau pun pada akhirnya PKS atau PAN bergabung dengan Gerindra mencapreskan Prabowo, pasti tak ada makan siang gratis, apalagi makan malam. Padahal, Hasjim Djojohadikusumo sudah kobol-kobol, modal belum balik, sementara sang kakak bisa seenaknya ngomong; "Ente punya duit berape?"
[irp posts="11425" name="Mengungkap Kemungkinan Jokowi vs Kotak Kosong pada Pilpres 2019"]
Satu-satunya jalan ke Roma, Prabowo bergabung kembali dengan CFC, Cendana Fans Club. Ada partainya Tommy, ada partai satunya lagi yang konon bukan milik Mbak Tutut. Kalau dengan Partai Golkarnya Hartarto, mana mau mereka. Mereka lebih aman bersama Jokowi, nggak mau gambling lagi kerna salah mbaca keadaan.
Tapi, maukah Tommy cum suis menerima Prabowo? Dalam politik konon semua mungkin. Tapi politik serba mungkin ini, lama-lama juga tidak bakalan laku. Lha terus, gimana, apa nurutin clemongan Bambang Susatyo, yang punya Ferrari itu? Jokowi-Prabowo pasangan ideal?
Kalau menurut kacamata kuda, pilpres itu mendingan diubah sementara jadi pilwapres saja, daripada ngambur-amburin duit yang cuma menyenangkan anggota KPU dan Bawaslu, yang dari dulu nggak pernah tegas dan konsisten menjalankan aturan.
Sayangnya, kuda Prabowo juga berkamata. Jadi, ya udah deh, ayo para calo, saatnya nyari duit!
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews