Inilah Alasan PAN dan PKB Belum Dukung Jokowi!

Kamis, 1 Maret 2018 | 12:43 WIB
0
703
Inilah Alasan PAN dan PKB Belum Dukung Jokowi!

Di antara partai-partai yang berkoalisi di Pemerintahan Jokowi-JK, hanya Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) saja yang belum mendeklarasikan calon presiden atau  menyatakan kembali mendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres 2019.

Ada apa? Apakah kedua partai tersebut tidak seloyal partai koalisi lainnya? Atau mereka ingin mencoba peruntungan di pasangan di kubu Prabowo Subianto?

Entahlah. Yang pasti, PAN dan PKB jauh-jauh hari sudah memiliki jagoannya sendiri untuk diusung sebagai cawapres, yaitu sang ketua umumnya masing-masing.

Namun, sepertinya PAN dan PKB sangat pesimis bila Jokowi akan menempatkan Zulkifli Hasan atau Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapresnya. Alasannya, masih ada sosok lain yang elektabilitasnya lebih tinggi daripada mereka berdua. Inilah yang mungkin membuat PAN dan PKB beum memberikn dukungannya pada Jokowi.

Dari sudut masyarakat, apabila Jokowi memilih cawapresnya di antara partai-partai koalisinya, secara itung-itungan sepertinya tidak bisa mendongkrak elektabilitas Jokowi di Pilpres 2019.

Mengapa? Karena publik sudah menilai posisi Jokowi selama ini dan bila ditambah cawapresnya dari kalangan orang dalam (koalisi Pemerintah), sepertiya tidak akan mendongkrak secara signifikan.

Karena itu, sepertinya, cawapres Jokowi harus dari luar koalisi yang ada, yang tentunya memiliki gerbong suara yang besar untuk Pilpres 2019.

Dengan demikian, kegalauan PAN dan PKB bisa jadi akan menggiring mereka ke kubu Prabowo Subianto yang juga belum memiliki bakal Cawapresnya. Siapa tahu ada peruntungan di kursi cawapres.

Namun, semuanya akan berbeda artinya bila kubu Prabowo Subianto sudah memiliki cawapresnya sendiri, yang ternyata di luar Zulkifli HAsan dan Muhaimin Iskandar.

Sudahlah, PAN dan PKB nggak usah galau. Tak perlu mengharap kursi Cawapres, karena kursi-kursi di Pemerintahan, kan semuanya empuk.

Gitu aja kok repot!

***

Editor: Pepih Nugraha