Hal yang paling mengejutkan di dalam serangkaian pemilihan presiden (Pilpres) adalah penetapan Capres dan Cawapres yang akan berlaga. Oleh karena itu, masing-masing partai politik (parpol) memiliki caranya tersendiri dalam menentukan dan menetapkan jagoannya.
Ada parpol yang menggunkan data survei, baik survei internal maupun survei independen. Ada pula parpol tidak begitu menghiraukan jajak pendapat yang ada.
Dalam hitungan beberapa hari belakangan ini, sudah ada parpol yang secara tegas mendukung Joko Widodo kembali sebagai Capres di Pilpres 2019, bahkan ada juga parpol yang jauh-jauh hari sudah mendeklarasikannya. Dan, semuaya makin diperkuat setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendeklarasikan Jokowi untuk kembali maju menjadi orang nomor satu di negeri ini.
Yang paling penting dari hal di atas, adalah siapakah Cawapres yag akan mendampingi Joko Widodo? Apakah Capresnya dari nama-nama yang sudah beredar, seperti Cak Imin dari PKB, Wiranto dari Hanura, atau dari luar lingkungan partai koalisi saat ini.
Belakangan beredar gencarnya komunikasi politik yang dilakukan Partai Demokrat terhadap PDIP. Komunikasi ini memang intens dilakukan setelah pertemuan Presiden Jokowi dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara. Selanjutnya pertemuan lainnya dilakuan, baik secara formal maupun nonformal.
Dan, bukan tidak mungkin, bertemunya SBY dan Megawati di acara perayaan Kemerdekaan ke-72 RI tidak punya andil dari pertemuan-pertemuan sebelumya, mengingat dua tokoh bangsa ini sudah sekian lama tidak harmonis.
Adakah sinyal Demokrat akan berkoalisi dengan PDIP? Dalam politik, segalanya bisa saja terjadi, apalagi pimpinan tertinggi kedua parpol ini sudah kembali rujuk. Dan, yang lebih penting, di Pilpres 2019, akan berbeda dari Pilpres 2014 yang saat itu berdiri sebagai partai penyeimbang.
[irp posts="3872" name="Menakar Siapa Pendamping Prabowo; Zulkifli atau AHY?"]
Dalam itung-itungan politik, sepertinya AHY belum bisa diusung sebagai Capres, sehingga yang paling mungkin adalah sebagai Cawapres. Dan dari komunikasi yang terjalin bersama PDIP, bisa jadi Demokrat akan menyandingkan AHY bersama Jokowi di Pilpres 2019.
Bagi Jokowi, menenetukan siapa yang akan jadi wakilnya di Pilpres 2019 menjadi poin penting. Mengapa? Karena dengan cawapres yang tepat, tidak hanya meningkatkan elektabilitas Jokowi, melainkan juga akan mengurangi sentimen negatif yang selama ini dijadikan senjata untuk menyerang pribadi Joko Widodo.
Dan, AHY merupakan sosok yang bisa mempengaruhi elektabilitas Jokowi semakin meningkat. Lain dari itu, AHY juga merupakan sosok milenial yang menjadi harapan para pemilih muda di negeri ini yang jumlahnya begitu signifikan.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews