Gubernur Indonesia

Rabu, 21 Februari 2018 | 16:31 WIB
0
503
Gubernur Indonesia

Akun IG Presiden Jokowi “didemo” ratusan ribu warganet. Sebelumnya, akun fesbuk Presiden Jokowi didemo puluhan ribu warganet. Padahal postingan kedua akun itu biasa-biasa saja, mengucapkan selamat atas kemenangan Persija. Tapi rupanya warganet masih penasaran dengan insiden penghadangan Anies Baswedan.

Bang Ara sudah mengakui insiden itu seratus persen kesalahannya sebagai panitia SC. Tapi publik tidak mau percaya begitu saja. Mereka menganggap Bang Ara pasang badan. Publik kembali mengorek sejarah hidup Bang Ara yang dikenal sebagai sangat loyal. Keloyalannya tidak tergoyahkan walaupun dia disakiti.

Publik masih ingat isu yang beredar saat pengumuman kabinet kerja. Diisukan Bang Ara sudah memakai baju putih datang ke istana untuk satu tujuan, diumumkan menjadi menteri. Tapi nasib berkata lain. Entah apa yang terjadi, Bang Ara batal jadi menteri. Isu itu bergulir sampai Bang Ara sendiri yang berusaha sekuat tenaga menghentikan isu itu dengan pernyataan yang bikin adem.

Pilkada serentak tahun ini, publik menyangka Bang Ara akan jadi kandidat Cagub di Sumatera Utara. Ketika ditanyakan, Bang Ara hanya senyam senyum saja. Penghujung cerita, partainya mencalonkan Pak Djarot. Bang Ara dipanas-panasin oleh pers dan publik dengan pertanyaan, kenapa bukan Bang Ara? Bang Ara cuma senyam-senyum saja seraya membela pimpinannya.

Sulit mencari kader partai yang sangat loyal seperti Bang Ara. Sekelas Dedy Mulyadi saja ketika tidak dicalonkan menjadi cagub Jabar oleh Golkar, langsung mendemo Golkar walau belakangan akhirnya bisa dibikin adem dan terpaksa harus menerima, tapi kalau sudah rejeki nggak bakal lari kemana-mana. Jatuhnya Setnov mengantar Kang Dedy jadi Cagub Jabar.

Keloyalan Bang Ara inilah yang membuat publik tidak percaya begitu saja kalau insiden protokoler piala presiden 2018 adalah seratus persen kesalahan Bang Ara, ditambah lagi alasan Bang Ara tidak paham protokeler. Tidak mungkin politisi sekelas Bang Ara tidak paham protokoler. Publik merasa Bang Ara sedang berusaha melindungi seseorang. Maka sasaran yang paling empuk adalah akun IG dan fesbuk presiden Jokowi.

[irp posts="10917" name="Apakah Politik Penzoliman" Akan Melambungkan Nama Anies?"]

Entah gugup atau menanggung beban yang berat hingga Bang Ara terpeleset lidah menyebut Anies Baswedan sebagai Gubernur Indonesia. Tapi faktanya memang Gubernur DKI Anies Baswedan bukan hanya dicintai oleh pemilihnya warga Jakarta saja. Ratusan ribu pendemo akun IG dan fesbuk Presiden Jokowi bukan hanya warga Jakarta. Boleh dibilang, gubernur DKI kelas nasional.

Ini adalah “demo” warganet terbesar setelah kasus pelecehan Ananda Sukarlan terhadap Anies di Kanisius yang merembet seruan uninstall Traveloka. Sejak menjadi gubernur, Bang Anies memang sudah dihadapkan oleh berbagai serangan. Pidato pertamanya yang dikenal sebagai pidato “pribumi” diserang habis-habisan oleh lawan politiknya dan pendukung Ahok yang menolak mupon. Program kerjanya yang ingin memenuhi janji-janjinya selama kampanye juga berusaha dihadang oleh DPRD, dan instansi lain terkait. Tentu saja ditambah yang menolak mupon. Bukan hanya kritik, tapi juga ancaman interpelasi.

Karena yang diserang adalah kebijakannya, warganet pendukung dan simpatisan Anies Baswedan membela dengan argumen atau membiarkan saja. Bang Anies juga cuek saja, dia menjawabnya dengan kerja.

Tapi kalau sudah menyasar ke soal pribadi seperti yang dilakukan oleh Ananda Sukarlan, atau keprotokoleran piala presiden 2018, warganet baik pendukung tetap, pendukung baru, simpatisan baik yang baru maupun lama, atau bukan simpatisan tapi gerah dengan penghadangan yang tidak masuk akal, bergerak berunjuk rasa ke akun IG dan fesbuk Jokowi.

Bang Anies memang bikin”gemesin” para simpatisannya dan calon simpatisannya. Responnya pada kasus Kanisius dia cuma menjawab, "Saya tidak lihat kalau ada yang walk out". Pada saat diundang Mata Najwa, pendukung dan simpatisannya protes pada Najwa yang dianggap sering memotong ucapan bang Anies, Bang Anies malah mengucapkan terima kasih pada Najwa Shihab.

[irp posts="10827" name="Ara Salah Baca"]

Insiden piala presiden, Bang Anies cuma menjawab singkat, “Tidak penting saya berada di mana, yang penting Persija juara". Ketika ditanya apa yang dibicarakan Paspampres? Bang Anies hanya menjawab, “Sudahlah. Mereka hanya menjalankan tugas". Jawaban-jawaban Bang Anies selalu bikin adem di tengah kemarahan simpatisannya. Beda dengan jawaban para pejabat yang oleh Rocky Gerung dan Fahri Hamzah disebut malah menambah bara.

Sampai sekarang bang Anies tidak punya partai. Sebelum menjadi timses Jokowi pada Pilpres 2014, Bang Anies mengikuti konvensi capres Partai Demokrat, konvensi yang dianggap publik sebagai panggung teater belaka.

Setelah dipercaya menjadi ketua tim transisi Presiden Jokowi, dia diangkat menjadi menteri, tidak bertahan lama, nggak jelas apa salahnya, dia dipecat. Pemecatan itu malah menuai simpati hingga memunculkan simpatisan Anies Baswedan. Para simpatisan tentu saja berperan besar pada elektabiltasnya hingga Pak Prabowo meliriknya menjadikannya gubernur DKI.

Bang Anies bukan hanya loyal pada partai pengusungnya, tapi juga loyal terhadap janji-janjinya. Tak peduli dicaci-maki gara-gara dia memenuhi janji-janjinya selama kampanye, hal yang langka dilakukan oleh pejabat baru yang melupakan sebagain janji-janinya selama kampanye.

Itulah yang bikin “gemesin” para pendukung dan simpatisannya dan calon simpatisannya. Bahkan juga lawannya yang berpikir rasional. Wajarlah kalau Bang Ara sampai kepeleset menyebutnya, Gubernur Indonesia. Gubernur lokal rasa nasional.

21022018

***

Editor: Pepih Nugraha