Tingkat kesadaran atau disiplin masyarakat dalam menjaga fasilitas umum di negeri ini masih rendah, kalau tidak mau dikatakan sangat rendah. Tidak ada rasa memiliki atau menjaga dan merawat fasilitas umum yang dibangun oleh pemerintah daerah dan pusat.
Hari Minggu sore, 14 Januari 2018, Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dan jajaran menteri, Kapolri, Panglima TNI, ikut meresmikan Stadion Gelora Bung Karno.
Stadion yang direnovasi memakan waktu kurang lebih tujuh bulan dan untuk Asian Games 2018 itu sekarang megah dan mewah, bertaraf internasional dengan dominan warna merah-putih. Stadion ini terlihat elegan.
Semua fasilitas lengkap seperti Stadion-stadion di klub Eropa, dari jenis kursinya, lampu, tempat konpers, jalan evakuasi, semuanya memenuhi standar yang FIFA tetapkan dengan dengan kapasitas tempat duduk 78.000.
Stadion Gelora Bung Karno menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia apalagi yang menyukai sepak bola. Bahkan pelatih Asing Islandia juga memuji kemegahan Stadion Gelora Bung Karno. "Kalau semua Stadion di Islandia digabung-pun masih kalah megah dengan stadion ini," demikian pengakuan sang pelatih.
Selain meresmikan Stadion Gelora Bung Karno, Presiden Joko Widodo juga ikut menyaksikan pertandingan persahabatan antara Indonesia dan Islandia dengan kemenangan untuk Islandia 4-1.
Yang menjadi perhatian adalah sikap atau perilaku penonton terhadap fasilitas yang baru diresmikan, yaitu ulah beberapa penonton yang tidak disiplin atau menjaga fasilitas itu.
Banyak penonton yang duduk seperti duduk di warung remang-remang saenak udelnya sendiri. Sepertinya masyarakat kita susah untuk diajak disiplin, menjaga dan maju seperti negara tetangga, Singapura.
Penonton-penonton seperti ini perlu diberi sangsi sosial seperti kemarin gambar di perlihatkan dilayar yang besar dan disoraki oleh penonton lainnya. Kalau perlu meniru di klub Eropa di mana penonton yang bikin ulah tidak boleh lagi menonton pertandingan dalam jangka waktu tertentu.
Apa perlu menonton sepak bola pakai batik seperti orang mau kondangan biar rapi dan tidak bikin kekacauan setiap menonton pertandingan.
Marilah mencintai negeri ini baik dan buruk adalah negara tercinta kita semua dan ikut menjaga atau merawat fasilitas-fasilitas yang dibangun oleh pemerintah daerah dan pusat. Tanpa ini semua mustahil sepak bola kita bisa menuju piala dunia yang kita harapkan semua.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews