Kalau sampai seorang suami selingkuh siapa yang bersalah? Sekelompok orang akan menyalahkan wanita penggoda. Kelompok lainnya, akan menuding laki-laki yang tidak setia itu. Perselingkuhan, sepertinya masih merupakan tema yang hangat untuk dibicarakan di awal tahun ini.
“Di Internet, masalah perselingkuhan sudah mengerucut menjadi sangat spesifik ke tema pelakor. Siapa yang sudah dicap sebagai pelakor, tidak akan pernah dilupakan oleh publik. Sementara si suami yang berselingkuh mukanya muncul di media saja jarang. Contoh yang saat ini paling dekat ya si Jennifer Dunn yang baru saja ditangkap karena mengonsumsi narkoba dan penangkapannya dirayakan sebagai karma seorang pelakor...”
Begitu tertulis di paragraf pembuka artikel berjudul Pengakuan Lima Pria Tentang Mengapa Mereka Berselingkuh yang rilis di Mojok.co tanggal 4 Januari 2018.
Aku punya cerita. Aku punya kawan seorang janda. Dia sedang didekati oleh seorang laki-laki yang memiliki dua istri. Sebagai seorang teman, aku memperingatkannya. Dia bilang, dia bisa jaga diri. Dia hanya ingin ‘morotin’ lelaki itu saja. Tidak ada rasa dan tidak akan mengijinkan lelaki itu menyentuh tubuhnya.
Suatu hari, suamiku, sedang bertugas ke luar kantor, melihat kawanku ini dan lelaki itu memasuki sebuah hotel di daerah Jakarta Pusat. Ketika sampai di rumah dia menceritakan hal itu padaku. Aku pun hanya berkomentar, “Padahal dia bilang gak ada perasaan lho sama laki-lakinya itu.”
“Yang namanya pintu, Teh, kalo diketuk-ketuk terus pasti lama-lama kebuka. Apalagi dia ngetuknya pake makanan enak, perhiasan mewah, baju mahal, dan apalah-apalah...” sahut suamiku.
Aku hanya mengangguk-angguk.
Beberapa hari kemudian, aku mendengar dari kawan yang lain bahwa kawanku yang janda ini meminta kejelasan hubungan pada si lelaki. Kawanku yang lain ini menambah komentar, “...lagian dia juga aneh ya, udah tau gitu lelakinya udah punya istri. Dua lagi. Masih nyosor aja. Dan pingin dijadiin istri tunggal lagi. Ya ampun... Mbok ya hormatin istri si laki-lakinya ini...”
Hormatin istri si laki-lakinya... Bagiku, kata-kata ini menjadi kunci. Aku ingat seorang penulis pernah menulis sebuah status di Facebook yang berbunyi;
“Sebuah permintaan pertemanan datang dari seorang perempuan. Saya tidak mengenal dia. Namun ketika melihat profilnya, saya langsung tahu mengapa perempuan itu mengirimkan permintaan pertemanan. Saya mengenal suaminya karena sama-sama penulis. Beberapa kali saling berkomentar dan berdiskusi kecil di inbox. Sejak itu saya tidak pernah menanggapi inbox dari sang suami dan berkomentar di postingannya. Anda tau mengapa? Demi menjaga hati perempuan lain yang alarmnya menyala. Demi menjaga diri saya sendiri.
Kita semua tau, perempuan kerap menjadi musuh bagi perempuan lain. Mereka tau bahwa lelaki yang sedang didekatinya sudah beristri namun entah mengapa mereka tidak mau peduli.”
Dalam satu episode di serial drama Jepang berjudul Boss, disebutkan sebuah ungkapan: Wanita adalah musuh yang paling berbahaya bagi wanita lainnya. Ayolah, bukankah hidup jauh lebih sederhana bila kita saling berteman dan saling menghormati? Aku yakin perempuan yang menyukai suami orang itu juga tidak rela bila suaminya ‘direbut’ orang lagi.
Dalam sebuah kajian Islam yang aku dengar di radio disebutkan bahwa salah satu penyebab suami main serong adalah karena istri yang jarang berhias di rumah. Ya atulah, masak di rumah pake bedak ma gincu juga? Terus kapan kulitnya lepas dari kosmetik? (halah)
Aku lebih menyukai apa yang diungkapkan oleh Mbak Shasha dalam artikelnya yang dimuat di Mojok.co tanggal 5 Januari 2018. Beliau berkata, “bila ada orang yang selingkuh, itu adalah tindakan dalam otoritas pribadinya. Bukan karena desakan orang lain. Jika orang yang selingkuh itu berkata, ‘aku selingkuh karena pasanganku begini begitu’ itu hanya alasan untuk mendapat pemakluman”.
Well, intinya sih kalau ada suami selingkuh, itu masalah dia dengan si perempuan penggoda itu. Ini berlaku juga kalau ada istri yang selingkuh. Dua-duanya. Bukan cuma masalah si laki-laki yang selingkuh. Bukan cuma masalah perempuan penggoda. Dan bukan juga masalah dari pasangannya.
Saranku, kalau ada laki-laki yang tertarik dengan perempuan selain pasangannya, tolong pikirkan perasaan pasangannya. Toh kalau diselingkuhin juga gak mau kan? Dan kalau ada perempuan yang didekati atau tertarik dengan laki-laki yang sudah punya pasangan. Sebaiknya jaga jarak.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews