Para tokoh dan ratusan ormas Islam telah bersepakat menggelar demo terbesar bela Palestina, Jumat 17 Desember 2017 yang terpusat di depan Kedubes Amerika, Jakarta.
Diprediksi, aksi solidaritas tersebut akan jauh lebih besar dari gerakan 212 pada 2 Desember 2016. Jika hal itu terjadi sudah pasti menarik perhatian dunia.
Secara politik, umat memilih turun ke jalan selain bertujuan menekan Amerika, juga sekaligus bentuk mosi tidak percaya kepada rezim Jokowi yang dinilai "memble" menghadapi arogansi Donald Trump.
Pasalnya, kalau saja Jokowi bertindak tegas memutus hubungan dipomatik dengan Amerika, umat Islam tentu tidak akan berserikat melancarkan demo besar-besaran.
Namun umat Islam tampaknya lebih memilih jalur perjuangan yang independen untuk menekan Amerika. Pendekatan tersebut tentu jauh lebih efektif dari pada terjebak pada diplomasi abal-abal yang dilakoni rezim Jokowi.
Fakta menunjukan dengan jelas, terkait dengan persoalan krisis kemanusiaan yang menimpa umat Islam di berbagai belahan dunia, Jokowi terlihat cuek dan apatis.
Jangankan membela Bangsa Palestina, kasus pembantaian kaum muslim Rohingnya di negara tetangga, rezim Jokowi terlihat bungkam. Bagaimana mau hadapi Amerika?
Terkait dengan munculnya seruan boikot produk Yahudi, umat dapat mendesak rezim Jokowi untuk menghentikan Freeport. Perusahan milik Amerka tersebut merupakan salah satu penyumbang finansial terbesar bagi Israel dan Amerika.
[irp posts="5376" name="Inilah Pidato 11 Menit Donald Trump Yang Bangkitkan Amarah Dunia!"]
Aksi boikot Freeport secara efektif dapat menekan penguasa Gedung Putih. Suara aspirasi umat Islam tersebut harus direalisasi oleh rezim Jokowi.
Buktikan bahwa rezim Jokowi benar-benar gusar terhadap Amerika dan Israel. Jangan cuma beretorika dengan modus diplomasi yang lebih pada tujuan pencitraan semata.
Sudah tepat umat Islam menyatukan potensi dan berjuang secara mandiri dengan segala upaya untuk membela Bangsa Palestina.
Faizal Assegaf, Ketua Progres 98
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews