Pak Machfud, Felix Siauw, dan Majelis Ulama Indonesia

Senin, 11 Desember 2017 | 15:57 WIB
0
577
Pak Machfud, Felix Siauw, dan Majelis Ulama Indonesia

Acara ILC yang lalu menyisakan banyak komentar. Ada yang mengatakan Denny dan Abu dimakan Felix, dikunyah Egi, dikuliti si kembar koar F2. Substansinya bukan masalah Denny dihabisi Abu dilumat. Inti dari debat tak hebat itu adalah keterkuakan kelompok pembawa konsep pemerintahan ilegal ini makin " bengal " dan nyata-nyata mau jadi begal Pancasila.

Setelah Perppu yang lalu diketok dan membuat partai pemihak mencak-mencak menolak dan terus memihak pembubaran HTI dan para kroni pembenci Pancasila kita akhirnya tau siapa mereka. Mereka sudah memberi pelajaran berharga buat kita bagaimana Jakarta mereka koyak dengan luka menganga, agama dijadikan kayak bola, ditendang ke sana ke mari dicemari.

[irp posts="4659" name="Kuliah 17 Menit dari Profesor Mahfud MD"]

Pembiaran panjang tumbuhkembangnya kaum radikal ini sebuah kesalahan fatal, disuburkan oleh sebuah pemerintahan yang cuma suka penampilan tak menghasilkan, 10 tahun waktu yang efektif untuk mereka menjelma dari kepompong ke wujud yang membahayakan sebuah negara.

Saya katakan terus terang kita ketiban sial memilih pemimpin yang kulit luarnya mempesona isinya tak ada apa-apa. Jokowi setengah mati bongkar sana sini memperbaiki di tengah hujatan dan caci maki, sampai PKI yang sudah matipun dikatakan hidup kembali, sebuah grand design perebutan kekuasaan dengan jalan model begal jalanan, jangan ditanya moral, kita bisa kesal, karena memang mereka kuatnya pada oral, dan brutal.

Felix, yang maaf Islam karbitan yang tiba-tiba nongol bermodal 15 kali ke Turki, dengan berapi-api bisa mengecilkan para kyai dan mengangkangi Ibu Pertiwi, negeri yang direbut dengan nyawa dan darah, tiba-tiba ada tukang kuetiaw entah datang dari mana mau mengganti Pancasila, ini celaka dua belas namanya.

Apa Felix salah? Belum tentu, karena sejatinya dia juga dijadikan alat propaganda pengintai kekuasaan yang haus tidak ketulungan, tak usahlah malu-malu menampakkan muka gestur Gerindra dan PKS ini kan sudah kebaca, mereka pembela para kumpulan penista pemerintah yang sah dengan cara menggoyang kestabilan pembangunan dengan memakai kelas Felix dan sejenisnya, menolak Perppu dan membela sebuah rencana menolak Pancasila.

Saya sudah katakan siapa saja boleh memimpin Indonesia kalau dia pantas memimpin dan degan cara yang baik untuk mengejakulasikan jadi pemimpin, janganlah dengan cara-cara kotor tak bermoral yang bisa memecahbelah bangsa, apalagi memakai isu agama, parahnya mau mengganti Pancasila. Mereka lupa Indonesia ini bukan rumah kaca yang isinya mainan belaka, Indonesia ini sebuah negara dengan 250 juta manusia, masaklah mau dijadikan proyek uji coba.

[irp posts="3539" name="Hanya Ustad" Felix Siauw Pesaing Berat Prabowo Saat Ini"]

Debat murahan yang ditayangkan TV murahan juga, menampilkan kelas narasumber pembuat onar, apa ini yang kita mau dengar, untung saja ada Pak Machfud yang mumpuni menjelaskan Khilafah dan sebagainya, kalau tidak kita bisa makan soto rasa karedok.

[caption id="attachment_5628" align="alignleft" width="500"] Mahfud MD (Foto: Fakta.news)[/caption]

Khilafah klir bagai saya, jangan coba-coba mau mengganti Pancasila, kemulut buayapun kami kejar kalian, karena negara ini direbut dengan nyawa dan darah pahlawan yang militan, bukan kelas jidat hitam dengan hati pendendam gara-gara kalah Pemilu karena sujud duluan ternyata dibatalkan.

Kelompok ulama karbitan ini kok belakangan kayak jamur di musim hujan, sekolah di mana, kualitasnya entah apa, tiba-tiba nongol saja, ada kelas tomat, kelas kuetiaw, dan seterusnya. Umat ini kayak nonton sirkus jumpalitan, yang lebih heran wadah sakral ulamanya Majelis Ulama Indonesia (MUI) jadi kayak banci, tanggung jawab moralnya seakan sirna, apa karena kebanyakan fatwa atau karena memang sudah tak ada gunanya.

Ngapain ada MUI kalau wadah ulama ini membiarkan para pemabuk agama ini bisa teriak di mana-mana membawa nama Islam. Begitu cepatnya saat pidato Ahok diedit langsung sekalian dibuatkan fatwa, lha ini berbulan-bulan kelompok BOTOL kepala kecil ini menghujat negara, pemerintah, dan agamanya sendiri, melenggang seolah malah dibiarkan.

Tapi ya memang susah dibilang, wong Zulkarnaen yang anggota MUI saja mulutnya menjadi mesin caci maki masih dipiara, gimana kita berharap yang lain bisa dikelola. Saya sebagai Muslimpun jujur malunya sampai kencing di celana, agama pembawa kedamaian ini menjelma menjadi buas di Indonesia gara-gara segelintir manusia penista ini, menjadi momok pemeluk agama lain, bahkan kepada saudaranya sendiri berkelahi, mencaci maki, tidak mau kepada Jokowi, tapi tetap jadi pegawai negeri, banci lu ndro.

Egi dan Anies jadi Jurkam Pilgub Jabar, ketebak apa isinya. Mereka bukan mau selfie dan salaman kondangan, mereka ujung tombak strategi.

Bangun, Ndro, bangun!

***