Aziz Syamsuddin Bertekad Ingin Benahi Golkar, Bagaimana Caranya?

Minggu, 10 Desember 2017 | 04:21 WIB
0
367
Aziz Syamsuddin Bertekad Ingin Benahi Golkar, Bagaimana Caranya?

Poros Muda Golkar Pro Visi Negara Kesejahteraan 2045 bertemu dengan Aziz Syamsuddin di Vios Café, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 13 april 2016. Pertemuan ini adalah bahagian dari roadshow PMG Pro Visi Negara 2045 dengan calon Ketua Umum Golkar sebelum Musyawarah Nasional Luar Biasa di Bali.

Aziz adalah salah satu bakal calon Ketum Golkar pada saat itu. Setelah tiga kali janji, baru pada 13 April 2016 lah, Aziz bertemu dengan PMG Pro Negara Visi Negara 2045. Aziz mendukung program politisi muda yang terhimpun dalam PMG Pro Negara Visi Negara 2045.

“Saya menyambut baik silaturahmi, secara syariat itu menambah rezeki dan semangat,” kata Aziz. Menurut dia, Visi Negara Kesejahteraan 2045 bisa menjadi pilar demokrasi dalam perjuangan partai golkar. “Harapannya, Partai Golkar berperan aktif dalam perjuangan Visi Negara Kesejahteraan 2045,” imbuhnya.

Saat itu, Aziz Syamsuddin mengatakan bahwa Golkar harus memiliki visi baru yang menampilkan demokrastis, bermartabat, serta mengedepankan perkaderan dan regenerasi. Kedepan Golkar harus mengedepankan kader untuk mencerminkan sebagai bentuk berdemokrasi agar bisa memperlihatkan sumbangsih perjuangan Golkar dalam pemerintahan dan publik.

“Contohnya pilkada 2018, pileg dan pilpres 2019. Saya berharap nanti bila menjadi ketua umum saya bukanlah bos partai tetapi pelayan partai yang berjuang untuk menguatkan dan meninggikan partai golkar kedepan,” kata Aziz Syamsuddin dalam catatan roadshow PMG Pro Negara Visi Negara 2045.

Bagi Aziz, Golkar masih memiliki magnet yang kuat bagi voters dalam mengisi kepemimpinan dalam berdemokrasi. Termasuk terkait dalam mengedepankan perempuan.

Aziz juga mengingatkan kepada semua elit partai, bagaimana mengedepankan kader untuk maju dalam kancah pilkada 2018 dan 2019. Karena, dalam pandangannya. Kader yang diperjuangkan akan lebih kuat mendukung partai daripada mereka yang bukan kader Golkar.

“Oleh sebab itu, Visi Negara 2045 harus memuat proses pengedepanan kader untuk mengisi posisi-posisi jabatan politik partai dan pemerintahan,” ujar politisi muda Golkar.

[irp posts="5435" name="Dua Nama Ini Juga Maju Sebagai Calon Ketum Golkar, Siapa Mereka?"]

Hal yang tidak bisa dibantahkan adalah bagaimana membuat wajah Golkar lebih membumi. Jika harapan Aziz diijabah oleh Allah, menurutnya untuk ketua umum ke depan harus bisa menyentuh daerah hingga membuat image dan branding partai bisa berjalan.

Untuk mengektifkan dan efisien waktu, partai Golkar harus bisa mengedepankan penguatan IT demi modernisasi partai. Semua media sosial harus diaktifkan dan diperkuat dengan semangat partai yang karya dan kekaryaan demi mencapai Visi Negara Kesejahteraan 2045.

Pandangan terhadap kader

Aziz mengakui sudah mendatangi 34 provinsi, sebelum Munaslub Bali 2016. “Sudah saya injak tanahnya dan saya hirup udaranya real dengan pengurus Golkar di daerah,” ujar dia.

Untuk menjaga hubungan kekeluargaan Golkar. Seandainya mendapatkan amanah sebagai Ketum Golkar. Aziz Syamsuddin berjanji akan roadshow menggunakan jalur darat. Itu bisa menjaga trak dan trend bagi publik. Sehingga pengurus tingkat desa mampu bergerak dalam perjuangan membumikan semangat Golkar.

Soal rangkap jabatan, Aziz berpendapat bahwa organisasi ini (Golkar) tidak boleh rangkap jabatan. Hitungan-hitungan Aziz, bila ada lima organisasi sayap Golkar, dengan asumsi 10 kader merekrut sebanyak 100 orang, maka Golkar akan memiliki data real sebanyak 35 juta kader pada tahun 2019.

“Dengan begitu Golkar bisa menyelenggarakan fungsi pelatihan dan perkaderan yang berjenjang dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan pusat,” kata Aziz penuh keyakinan.

Saat itu berkembang isu beli suara. Dengan cepat Aziz menjawab bahwa dirinya adalah pemenang tiga sebagai calon legislatif. Pengalamannya saat kampanye, tidak pernah membeli suara namun cost politik itu selalu ada.

“Apakah voters ini mau menjual harga dirinya untuk memilih kandidat. Dari 526 kabupaten kota, 34 provinsi, yang akan menjaga kekuatan dan tidak mungkin mau menjual dirinya,” kata Aziz Saymsuddin meyakinkan PMG Pro Visi negara 2014.

[irp posts="5477" name="Ingin Selamatkan Golkar, Titiek Soeharto Undang 23 Politikus Sepuh"]

Politisi muda Golkar itu mengatakan bahwa ada Filosofi “makanan raja jangan dilihat dan makanan pasukan jangan direbut”. Maka seluruh pimpinan provinsi dan kabupaten diberikan mainan sesuai dengan konstitusi dan juklak.

“Dia bebas memilih siapa caleg dan calon kepala daerahnya sesuai dengan aturan partai,” ujar dia.

Oleh karena itu, Aziz menyarankan agar pimpinan harus bisa dijual dan menjaga potensi penguatan partai. Aziz pun berjanji akan merangkul semua faksi-faksi dalam Golkar, akomodir sesuai dengan vote the raight man and the right place.

“Kita harus jadi teman yang juga pemain, maka kita harus bisa menjaga akomodir kader dalam staf Presiden, kementrian, dubes dan BUMN-BUMD,” janji Aziz Syamsuddin.

Setelah 1 jam 30 menit berdiskusi, Aziz mengingatkan untuk segera mengakhiri pertemuan dengan para politisi muda Golkar.

“Saya harus mengingatkan bahwa waktu kita sudah 1 jam 30 menit, saya harus kembali ke Senayan untuk menjalankan tugas kedewanan. Jangan sampai tugas negara kita tinggalkan apapun alasannya,” kata Aziz Syamsuddin sembari melaju meninggalkan PMG Pro Negara 2045.

Itu dulu. Lalu, bagaimana dengan Aziz Syamsuddin yang sekarang? Apakah dia tetap maju untuk menggantikan posisi Setya Novanto?

***