Anies Baswedan memang pandai bikin kejutan. Gubernur DKI Jakarta itu tiba-tiba muncul di Reuni Akbar Aksi 212 usai sholat subuh berjamaah, padahal sebelumnya tidak diagendakan atau setidaknya tidak tercantum dalam agenda Gubernur. Bahkan saat ditanya wartawan dari berbagai media sebelumnya, Anies cenderung menghindar sekedar menyatakan "ya" atau 'tidak".
Namun Anies ternyata hadir di tengah massa yang masif bersama tokoh politikus lainnya seperti Amien Rais, Fadli Zon , Fahri Hamzah, dan Ahmad Dhani. Namun Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang direncanakan hadir dan dijadwalkan memberi orasi penyemangat tepat sebelum acara berakhir pukul 11.00 batal hadir.
Ketua Umum FPI, Ahmad Shobri Lubis mengisyaratkan ketidakhadiran Rizieq hari ini. “Pemimpin besar kita (Rizieq) menyaksikan acara hari ini langsung melalui live streaming,” kata Shobri seperti dilaporkan Tempo.co.
Anies menegaskan bahwa Reuni Aksi 212 yang diselenggarakan di Monumen Nasional Jakarta, Sabtu 2 Desember 2017 ini adalah bagian dari gerakan perubahan menuju pemerintahan DKI Jakarta yang di-ridhoi Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Tuhan Yang Maha Esa. "Ini adalah bagian dari perubahan di ibu kota," katanya.
[irp posts="4696" name="Temu Kangen Alumi 212 Siap Putihkan Monas, Anies dan Rizieq Hadir?"]
Monas yang terletak di kawasan jalan Medan Merdeka disebutnya menjadi simbol kekuatan dan perjuangan zaman dahulu, yang akan menjadi simbol juga pada gerakan perubahan saat ini menuju jalan tauhid di bawah pemerintahannya. Ia juga mengatakan, aksi ini tidak hanya memperingati Aksi 212 pada 2016, tapi sekaligus juga memperingati hari kelahiran (Maulid) Nabi Muhammad yang lahir pada 12 Rabiul Awal 1439 Hijriah.
Tidak lupa Anies mengajak peserta untuk mematahkan anggapan beberapa pihak yang memandang Aksi 212 akan membawa kerusuhan. Anies meminta para jemaah datang dan nantinya pergi dengan kedamaian dan membawa pesan persatuan.
"Perbedaan, kebhinekaan (keberagaman) datang tanpa kontrol, siapa dilahirkan jadi apa tidak ada yang bisa mengontrol. Mari kita menjadi barisan memperjuangkan persatuan," ujarnya sebagaimana dikutip Tirto.id.
Anies kemudian mengajak para peserta Reuni Akbar 212 mendoakan seluruh pemegang kepentingan di Indonesia seperti Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian dan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo.
Tito Karnavian sebelumnya mengatakan bahwa kegiatan Reuni Akbar Aksi 212 tidak lepas dari nuansa politik, khususnya untuk kepentingan Pilpres 2019. Dengan demikian, Monas sudah menjadi "kekuatan politik" mahadhasyat, karena meskipun dibalut kegiatan murni keagamaan, tetapi aroma politiknya tetap menguat. Menguasai Monas akan lebih mudah memberi akses kepada kekuasaan dengan kekuatan massa yang masif.
Izin untuk melaksanakan kegiatan besar di Monas ada pada Anies Baswedan sehingga ia bisa memiliki kuasa untuk mengizinkan penyelenggaraan apapun, meski awalnya Monas khusus kawasan Seni dan Budaya.
Terlihat pula bahwa Reuni Akbar 212 adalah panggung besar untuk Anies Baswedan, menenggelamkan nama besar lainnya seperti Imam Besar FPI Rizieq Shihab yang tidak hadir yang seolah-olah memberi kesempatan kepada Anies sebesar-besarnya untuk "menguasai" panggung besar Reuni Akbar Aksi 212.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews