"Karena Setiap Wanita ingin diberi penguatan, atas apapun pilihannya"
Andaikan saya berkawan dengan Rina Nose, saat pertama kali melihatnya berjilbab, kalimat pertama yang saya ucapkan adalah, "Kamu terlihat cantik dengan penampilan barumu!"
Atau saat Rina Nose memutuskan membuka jilbabnya, saya juga akan mengucapkan, "Kamu terlihat cantik dengan penampilan barumu!"
Kalaupun misalnya nanti Rina Nose memutuskan memakai kembali jilbabnya, mungkin kalimat itu pula yang akan saya katakan.
Dan kalimat "Kamu terlihat cantik dengan penampilan barumu" itu pulalah yang selalu saya katakan kepada teman teman saya, saat mereka memutuskan berjilbab.
Kalimat yang sama juga selalu saya ucapkan kepada teman-teman saya yang akhirnya memilih untuk melepas jilbabnya.
Saya tahu banyak teman teman saya yang memutuskan berjilbab, atau memilih membuka jilbabnya, setelah melalui pergulatan batinnya masing masing. Dan menurut teman teman saya yagn memilih membuka jilbabnya, pergulatan batin yang mereka alami lebih berat dibandingan ketika memutuskan untuk berjilbab. Apalagi jika orang tersebut adaah seorang public figure.
"Saat memakai jilbab semua orang memberikan selamat karena menurut mereka saya telah mendapat hidayah. Tapi saat membuka jilbab, banyak yang mencibir dan berpikir negatif atas pilihan saya," begitu curhat seorang kawan saya yang memutuskan membuka jilbabnya.
Saya punya kenalan seorang public figure yang juga memilih membuka jilbabnya. Saat saya pertama kali melihatnya di suatu forum tampil tanpa berjilbab dengan gaya busana yang sangat trendy, saya mendatanginya hanya untuk mengatakan, "Kamu terlihat cantik dengan penampilan barumu" dan ia terlihat kaget saat saya mengucapkan itu kepadanya.
"Beneran? terima kasih banget, ya".... begitu balasnya dengan wajah yang sumringah.
Dari obrolan saya dengannya kemudian, baru saya tahu kalau setelah ia memutuskan membuka jilbabnya, banyak sekali orang yang menyayangkan dan bahkan mencibir keputusannya, bahkan teman temannya sendiri banyak yang mencibir di belakangnya. Jadi menurutnya saat saya mengapresiasi penampilan barunya, ia seperti diberikan suntikan semangat.
[irp posts="4410" name="Penting Nggak Penting soal Hidung Rina Nose"]
Padahal kita tak pernah tahu, seperti apa pergulatan batin yang harus dialami seseorang saat memutuskan membuka jilbabnya. Dan jika pilihan yang harus di ambil seorang wanita setelah melalui pergulatan batin malah dicaci maki orang banyak, tak kebayang seperti apa cobaan yang mungkin malah bisa membuat orang tersebut stress atau malah depresi.
Dan banyak kasus di masyarakat, sebagian orang yang tidak bertahan melalui depresi, bisa berakhir dengan bunuh diri. Tentu kita ga mau hal itu terjadi kepada orang orang di sekeliling kita, hanya karena ia depresi dengan penghakiman yang tak kunjung berhenti hanya karena ia memilih membuka jilbabnya.
Pada dasarnya , setiap wanita, juga manusia pada umumnya, butuh diapresiasi dan juga penguatan (encouragement) , atas apapun pilihannya. Dan keputusan untuk bagaimana seorang berbusana adalah hak privatnya.
Saya juga pernah membaca tulisan dari seseorang yang mumpuni dalam bidang agama, yg mengatakan ucapan selamat yang diberikan kepada seorang muslimah yang memutuskan berjilbab di masyarakat kita sebenernya salah kaprah.
Ucapan "Selamat ya telah mendapatkan hidayah", itu sebenarrnya mengandung ego keangkuhan bahwa yang mengucapkan selamat merasa dirinya lebih baik atau lebih suci karena selama ini telah mendapatkan hidayah, sedangkan orang yg diberikan ucapan selamat baru saja mendapatkan hidayah.
Di sisi lain, kalimat itu juga mengandung, bahwa pencarian hidayah sudah cukup berhenti saat seseorang memutuskan berjilbab.Sedangkan proses pencarian Hidayah adalah proses yang terus menerus, dan baru akan berhenti saat manusia menghembuskan nafas terakhirnya
Dan bagi saya, dengan memilih mengucapkan "Kamu terlihat cantik dengan penampilan barumu" kepada seseorang yang memutuskan berjilbab ataupun memutuskan membuka jilbabnya, saya tahu itu bisa memberi kepercayaan diri, penghargaan dan penguatan kepada seorang wanita, atas apapun pilihannya.
Kalau mau jujur, di masyarakat kita saat ini ada kecenderungan untuk mengukur keshalehan seseorang hanya dari bagaimana cara berpakaiannya. Jika Perempuan sudah berjilbab dinilai sebagai wanita shalehah dan lebih baik dibandingkan perempuan muslimah yang belum berjilbab.
Padahal kalau kita mau sedikit menilik catatan sejarah, ada banyak nama perempuan muslimah dalam daftar Pahlawan Nasional. Ada beberapa nama yg memang mengenakan jilbab seperti Rasuna Said dan Siti Walidah/ Nyai Ahmad Dahlan. Dan ada banyak nama seperti Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Nyi Ageng Serang, Dewi Sartika, RA Kartini hingga Malayahati (Laksamana Laut Perempuan pertama di dunia) yang dalam lukisan/ foto profil mereka tidak berjilbab.
Mereka semua adalah perempuan yang sepanjang hidupnya berakhlak karimah, berjuang untuk amar ma'ruf nahi munkar, dan menebar manfaat kebaikan utk sesama. Bahkan manfaat kebaikan yang mereka lakukan terus dirasakan masyarakat, ratusan tahun setelah semua wafat. Lalu untuk nama nama para pahlawan di atas, apakah mereka tidak layak kita sebut sebagai para muslimah shalehah,hanya karena sepanjang hidup mereka tak berjilbab?
Perkara apakah seorang wanita layak masuk surga atau neraka hanya karena bagaimana cara berpakaiannya, biarlah itu cukup jadi bahasan Felix Siauw saja, karena publik juga tahu ia banyak memberi ceramah dan seminar berbayar tentang topik Jilbab.
Bagi saya, apakah seorang perempuan memilih tak berjilbab, berjilbab, bercadar sekalipun, itu pilihan pribadinya yang tidak perlu kita hakimi dan jangan sampai membuat kita merasa lebih modern, lebih baik, lebih suci dari yang lain selama hidup di dunia...
Jadi , untuk teman teman saya di manapun yang memutuskan berjilbab atau mengenakan cadar sekalipun,
Atau untuk mereka yg memilih untuk membuka jilbabnya atau memilih berbusana seksi sekalipun,
saya ingin mengucapkan: "Kamu terlihat cantik, dan semoga terus berbahagia dengan apapun pilihanmu!"
"Tak ada yang membuat seorang wanita lebih cantik, selain kepercayaan dirinya bahwa ia cantik" (Coco Channel).
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews