Prabowo Takkan Jegal Jokowi, Memangnya Siapa Yang Mau Jegal?

Jumat, 18 November 2016 | 01:14 WIB
0
497
Prabowo Takkan Jegal Jokowi, Memangnya Siapa Yang Mau Jegal?

Sungguh menarik perkembangan politik Tanah Air, khususnya setelah berkunjungnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke Istana Negara menemui Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi. Ini merupakan kunjungan balasan di mana beberapa pekan sebelumnya Jokowi yang berkunjung ke kediaman Prabowo di Bukit Hambalang.

Sontak kunjungan Prabowo ke Istana Negara menemui Jokowi menjadi perbincangan hangat di media sosial. Berbagai komentar dilontarkan, khususnya dari pendukung Prabowo. Status dan meme pun dibuat. Salah satu pendukung fanatik Prabowo mengatakan, "Kalau waktu ke Hambalang Jokowi diajak naik kuda, semoga saat Prabowo ke Istana tidak diajak Jokowi naik kodok".

Dalam kunjungan balasan itu Prabowo menegaskan komitmennya dari awal atau sehari sebelum Jokowi dilantik 20 Oktober 2014. Kepada Jokowi mantan Danjen Kopassus itu mengatakan, "Saya ucapkan 'Selamat Anda mendapat mandat, saya tidak akan menjegal bapak'." Hal itu dikatakan Prabowo di sela bertemu Presiden Jokowi di teras Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 17 November 2016 sebagaimana dikutip Kompas.com.

Prabowo meyakini Jokowi memiliki semangat yang sama dengan dirinya meski berbeda pandangan politik dan berani memegang janji tidak akan menjegal Jokowi. "Bapak Jokowi Merah Putih dan saya berpegang kepada komitmen saya," katanya.

[irp posts="1756" name="Siapa Gerangan Aktor-aktor Politik Yang Dimaksudkan Presiden Jokowi?"]

Prabowo berpendapat, Indonesia selalu menjadi incaran kekuatan-kekuatan besar dunia. Oleh sebab itu, katanya, kewajiban setiap anak bangsa untuk memelihara persatuan. Ia juga berkomitmen mengesampingkan perbedaan pandangan politiknya dengan Jokowi dalam menghadapi ancaman persatuan dan kesatuan bangsa.

"Apapun perbedaan, apapun ada perselisihan, marilah kita selesaikan dengan suasana yang sejuk, damai dan kekeluargaan," kata Prabowo.

Pertemuan kedua dalam tiga pekan terakhir antara Prabowo dan Jokowi mau tidak mau berisi pesan politik khas Jokowi, atau sekarang bahkan mungkin menjadi ciri khas Prabowo juga. Kunjungan pertama Jokowi ke Hambalang menemui Prabowo di mana Jokowi diajak menunggang kuda masing-masing dimaknakan sebagai tidak akan saling menunggangi terkait akan berlangsungnya demo besar 4 Desember 2016 lalu.

Lebih dari itu pesan yang ingin disampaikan, Prabowo dengan Partai Gerindra-nya tidak akan terlibat dalam demi 4 November itu.

Dalam kunjungan balasan ini, pesan yang tersirat cukup jelas adalah pernyataan Prabowo sendiri yang secara tiba-tiba dan mengejutkan mengatakan dengan penuh tekad "tak akan menjegal pemerintahan Presiden Jokowi di tengah jalan". Pertanyaan sederhana; memangnya ada yang akan menjegal pemerintahan Jokowi di tengah jalan? Siapa?

Pernyataan Prabowo ini mau tidak mau harus dikaitkan dengan data intelijen yang telah dipegang Jokowi bahwa demo besar 4 November "Anti Ahok" yang dikemas dengan "Demo Bela Islam" akibat penistaan agama yang dilakukan calon gubernur Ahok itu telah ditunggangi oleh apa yang disebut Jokowi "aktor-aktor politik".

 

Sampai sekarang bola panas yang dilempar Jokowi itu tidak pernah mengungkap siapa aktor-aktor politik yang dimaksud. Namun demikian, ada politikus yang seperti tiba-tiba keluar dari sarangnya karena merasa kepanasan atas bola panas yang dilempar Jokowi.

 

Tetapi yang jelas, dengan silaturahmi yang seperti "berbalas pantun" antara Jokowi dan Prabowo itu aktor politik yang dimaksud Jokowi bukanlah Prabowo Subianto. Lalu siapa?

Mungkin harus dilihat pasca kunjungan Prabowo kepada Jokowi itu. Jika ada lagi politikus yang merasa kena tembak atau setidak-tidaknya kena bola panas yang dilempar Jokowi, sudah pasti akan ada semacam konferensi pers lagi yang berlangsung secara epic sebagaimana biasanya.

Kemudian isi konferensi pers itu bisa langsung ditebak, yakni menyangkal akan melakukan upaya penjegalan terhadap pemerintahan Jokowi di tengah jalan.

Bikin patah hati

Saling berbalas kunjungan kedua tokoh nasional yang pernah menjadi rival pada Pilpres 2014 lalu jelas telah menghancurkan hati para pendukung dan pecinta Prabowo dari Sabang sampai Merauke. Sebagian besar dari pendukung itu tidak rela tokoh pujaannya merapat ke Jokowi. Maunya keduanya terus bermusuhan atau bersitegang seperti dalam suasana Pilpres, padahal hubungan Jokowi dan Prabowo sekarang ini asyik-asyik saja.

Masih perlu dilihat apakah dampak dari kunjungan Prabowo kepada Jokowi akan mempengaruhi psikologis pendukung fanatiknya seperti kader partai Gerindra Fadli Zon yang kini menjabat Wakil Ketua DPR itu. Sudah menjadi rahasia umum, pendukung Prabowo diposisikan sebagai oposan bagi Jokowi. Apakah kunjungan balasan Prabowo ini akan melunakkan sikap Fadli Zon sebagaimana big boss-nya itu, atau tetap vokal mengeritik Jokowi.

[irp posts="1716" name="Sebaiknya Fadli Zon Tidak Menentang Prabowo Terkait Demo 4 November"]

Sebagaimana diwartakan, meski sebelum demo 4 November itu Prabowo menegaskan bahwa Partai Gerindra bukan merupakan bagian dari aksi itu dan siapapun kader Gerindra yang mengikuti demo itu sebagai sikap pribadi, toh Fadli Zon berani juga berada di tengah lautan massa pendemo. Keberanian Fadli Zon "melawan" Prabowo ini layak diapresiasi sebagai sikap heroik.

Untuk itulah, masyarakat mungkin menunggu pernyataan Fadli Zon sebagai bawahan langsung Prabowo di Gerindra terkait kunjungan balasan Prabowo kepada Jokowi. Apakah akan sekritis dan senyinyir seperti biasanya, melunak, atau sebaliknya memuji pertemuan kedua tokoh nasional itu.

Atau jangan-jangan lebih penting lagi menantikan digelarnya konferensi pers yang epic itu.

Yuk, kita tunggu sambil ngupi dan ngupil.

***