Melawan Ahok Tak Cukup Bermodal Teriak "Lawan Ahok!"

Minggu, 31 Juli 2016 | 01:18 WIB
0
438
Melawan Ahok Tak Cukup Bermodal Teriak "Lawan Ahok!"

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bukanlah orang kuat. Ia manusia biasa yang bisa dikalahkan. Persoalannya, lawan-lawan politiknya tidak pernah mempelajari kelemahannya. Mereka sibuk mencari-cari kesalahannya. Justru itulah kesalahan mereka.

Satu lagi cara sia-sia melawan Ahok ialah dengan modal teriak "Lawan Ahok!" sebagaimana ditunjukkan kader PDIP saat Pelaksana Tugas Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Bambang DH melantik pengurus baru badan-badan organisasi partai berlambang banteng nyeruduk itu, Minggu 31 Juli 2016 di Jakarta.

Sebelum acara pelantikan, Bambang DH yang mantan walikota Surabaya ini menyampaikan sambutan di hadapan sejumlah kader partai militannya. Ia mengungkapkan, banyak warga yang pintar, tegas, dan berani di Jakarta untuk dijadikan gubernur dan wakil gubernur.

"Namun," kata Bambang DH menarik napas, "Pemimpin Jakarta tidak cukup hanya memiliki kualifikasi itu tetapi juga harus arif dan bijaksana kepada warganya. Jadi jangan sampai orangnya pintar, tapi 'minterin' rakyatnya. Tegas tapi tegasnya mengekspreksikan dengan umpat sana umpat sini seolah dia sendiri yang paling benar."

Tentu saja ucapan Bambang DH itu ditujukan kepada Ahok yang bakal melaju kembali pada Pilkada 2017 untuk berebut kursi DKI-1 sebagai sindiran, tidak mungkin ditujukan kepada ketua umum partainya sendiri, Megawati Soekarnoputri.

Saat Bambang berujar sedemikian epic, berteriaklah salah satu kader PDIP yang sampai berita ini diturunkan belum diketahui identitasnya, "Lawan Ahok!"

Ibarat api menyambar bensin, Bambang DH pun tersulut dengan cepat dan langsung berujar, "Nah, harus begitu!"

Lalu tanpa dikomando, akhirnya hampir seluruh kader PDIP di ruangan pelantikan tersebut menyerukan teriakan yang sama. "Lawan Ahok, lawan Ahok!"

Sebagai pemilik 28 kursi DPRD DKI, sebenarnya secara otomatis PDIP sudah bisa mengusung calon gubernur sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Syarat partai atau gabungan partai dapat mengusung calon gubernur adalah memiliki minimal 22 kursi.

Ahok sendiri sudah diusung trio parpol; Nasdem, Hanura, dan Golkar. Calon lainnya yang sudah dideklarasikan adalah Sandiaga Uno yang diusung Gerindra yang berkarib dengan PKS. Partai Demokrat yang sering digambarkan "mengambang", seperti biasa belum menentukan sikap.

Meski secara otomatis PDIP bisa langsung mendorong calonnya sendiri, namun partai penyuka warna merah merona ini seperti gamang, bingung, dan tidak tahu harus mengusung siapa. Padahal di partai ini terdapat politisi hebat seperti Puan Maharani, Tri Rismaharini, dan Bambang DH sendiri.

Sayangnya sampai berita ini diturunkan, PDIP masih tetap gamang dan malah mengembangkan "metoda baru" cara melawan Ahok, yaitu berteriak keras-keras, "Lawan Ahok!"

Teriakan "Lawan Ahok!" ini mengingatkan pada kebiasaan ketua umum PDIP Megawati yang berteriak di depan ribuan kadernya, "Merdeka! Merdeka! Merdekaaaa...!!!" di saat Indonesia telah lama merdeka sejak 17 Agustus 1945 dan yang memproklamasikan Kemerdekaan RI itu tidak lain ayahnya sendiri.

Berdasarkan pengamatan PpepNews! cara terbaik dan terefektif bagi PDIP untuk melawan Ahok adalah dengan merangkulnya, bukan malah menendangnya. Setelah dirangkul, kemudian dijadikannya calon gubernur dari PDIP, meski nantinya harus jabat erat dengan tiga partai pengusung Ahok terdahulu, yaitu Nasdem, Hanura, dan Golkar.

Apa boleh buat. Lebih baik kehilangan muka sementara, daripada hanya berteriak "Lawan Ahok!" selamanya. Insya Allah muka dapat segera ditemukan kembali.

***