Bandung menjadi "kiblat" baru catur, setidak-tidaknya catur perempuan yang berprestasi tingkat dunia. Belum lepas ingatan dari Samantha Edithso juara dunia untuk kelompok Usia 10, kini muncul pula nama Dita Karenza, mojang Bandung berparas "geulis" yang baru-baru ini meraih Master Internasional Wanita.
Menyandang gelar MIW artinya tinggal selangkah lagi untuk meraih gelar tertinggi dalam dunia catur wanita, yaitu Grand Master Wanita.
Dita ibarat bekerja dalam senyap. Ia minim publisitas. Tetapi bagi Samantha, "adik"-nya, Dita adalah "tukang" jepret sana jepret sini yang aktif dengan kamaeranya. Ia suka mengabadikan peristiwa lewat kameranya. "Sehari ada kali kalau tiga puluh kali motret," kenang Samantha suatu saat kepada Pepih Nugraha, peminat catur.
Bagi Samantha, Dita adalah "kakak" sekaligus lawan latih tandingnya yang sangat kuat. "Mainnya bagus banget," kata Samantha tentang Dita.
Kembali ke.... Dita!
Perjalanan WFM Dita Karenza untuk meraih medali emas dan gelar WIM di catur standard Eastern Asia Youth Chess Championship di Shanghai, China, sungguh mendebarkan.
Dita yang diunggulkan di peringkat dua kategori putri U-18 ini melalui dua babak pertama dengan kemenangan. Namun pada babak ketiga Dita terpeleset dan kalah dari unggulan pertama pecatur tuan rumah, WFM Zhao Shengxin.
Sekadar pengetahuan, para pemain China ini tangguh-tangguh, suatu hal yang diakui Samantha yang lebih mudah menundukkan pecatur Rusia dan India tinimbang pecatur China.
Tetapi pecatur kelahiran tahun 2000 ini mampu bangkit dan menyapu lima babak berikutnya. Sialnya Zhao juga tidak terkalahkan namun untungnya ia dua kali bermain remis sehingga memasuki babak terakhir mereka sama-sama mengantongi 7 poin.
Situasi menjadi tegang bahkan Dita sempat pasrah bakal dapat perak karena ia kalah head to head dengan Zhao.
Pada babak kesembilan Zhao bertemu dengan pecatur Mongolia yang dikalahkan Dita di babak kedua, Erdenebayar Margadgua. Karena ia kalah dari Dita maka Zhao Shengxin berpikir ia bakal menang mudah dari Erdenebayar .
Dita sendiri berhadapan dengan pecatur tuan rumah lainnya, Wei Peng namun sebelum pertandingan dimulai, ia sempat menyemangati pecatur Mongolia itu agar tidak mudah menyerah dari Zhao.
Partai Dita yang lebih dahulu selesai dengan kemenangan untuk pecatur Indonesia itu. Sementara partai Zhao dengan Erdenebayar antara draw atau Zhao Shengxin kalah.
Dita tidak menontonnya tetapi langsung pulang ke hotel. Namun sampai di hotel sudah ada yang memberinya ucapan selamat. Dan ketika di cek di chess result ternyata Zhao kalah dan Dita yang tampil sebagai juara.
Dengan demikian Dita Karenza meraih medali emas dan gelar Woman International Master (WIM) yang sudah lama diimpikannya.
Sebelumnya Dita juga mendapat emas dari catur cepat dan perak di catur kilat.
Selamat ya Dita. Maneh hebat euy!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews