Saya Nggak Peduli Pro-Kontra Islam Nusantara

Sabtu, 7 Juli 2018 | 09:31 WIB
0
1054
Saya Nggak Peduli Pro-Kontra Islam Nusantara

Sejak awal saya nggak peduli dengan pro kontra Islam Nusantara. Setuju karepmu, ora setuju yo sak karepmu.

Yang penting, kita sama-sama pernah minum Susu Bendera (Frisian Flag) yang katanya malah tidak mengandung susu sama sekali. Masak kalah sama Milkita yang tiga lolinya setara dengan segelas susu! Benarkah ini konspirasi bikinan Yahudi Pantai Gading? Soal susu, kita tanya ke Moslem Siber Kremi saja. Kalau nggak mau ya hubungi Lucinta Luna saja.

Di antara bahan baku memahami konsep Islam Nusantara adalah buku-buku berikut ini;

1. Islam Nusantara karya Gurutta Ahmad Baso

2. Masterpiece Islam Nusantara karya Mas Zainul Milal Bizawie

3. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara abad XVII-VIII karya Prof. Azyumardi Azra

4. Sejarah Islam Nusantara karya Michael Laffan

5. Nasionalisme dan Islam Nusantara. (Bunga rampai). Editor: Abdullah Ubaid dan Muhammad Bakir

6. Islam Nusantara. (Bunga rampai). Editor: Mas Akhmad Sahal dan Mas Munawir Aziz

7. Kontroversi Islam Nusantara karya Ustadz Faris Khoirul Anam

8. Islam Nusantara dalam Konteks Multikulturalisme karya Mas Syafiq Hasyim

9. Mahakarya Islam Nusantara karya Ustadz Ahmad Ginanjar Sya'ban

10. Warisan Intelektual Ulama Nusantara karya Ustadz Fauzi Ilyas.

11. Atlas Walisongo, karya Pak Agus Sunyoto

12. Sejarah Hukum Islam Nusantara abad XIV-XIX karya Mas Ayang Utriza

13. Ulama-Ulama Nusantara yang Berpengaruh di Negeri Hijaz karya Mas Amirul Ulum

14. Al-Jawi al-Makki: Kiprah Ulama Nusantara di Haramain karya Mas Amirul Ulum

15. Ensiklopedi Ulama Nusantara karya Pak Bibit Suprapto

16. Mushaf Nusantara: Sejarah dan Variannya, karya Mas M. Solahuddin

17. Tradisi Pesantren, karya Pak Zamakhsyari Dhofier

18. Membaca Sejarah Nusantara: 25 Kolom Sejarah Gus Dur, karya KH. Abdurrahman Wahid

19. Direktori Edisi Naskah Nusantara. Edi S. Ekadjati (Penyunting)

20. Naskah Klasik Keagamaan Nusantara: Cerminan Budaya Bangsa. jilid 1 dan 2 (Depag)

21. Merajut Kenusantaraan Melalui Naskah. Karya Muhammad Ardiansyah dan Qomarus Soleh.

22. Inskripsi Islam Nusantara.: Jawa dan Sumatera. (Puslitbang Depag)

23. Ragam Ekspresi Islam Nusantara. (Penerbit Gatra)

24. Islam Nusantara: Sejarah Sosial Intelektual di Indonesia, karya Nor Huda

25. Nalar Islam Nusantara, karya (embuh rek. Aku lali)

26. Pesantren Studies. Beberapa jilid. Karya Mas Ahmad Baso

27. Naskah-Naskah Skriptorium Pakualaman. Karya Sri Rama

28. Menusantarakan Islam karya Pak Aksin Wijaya

29. Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia karya Mas Moeflich Hasbullah.

30. Buku Pintar Islam Nusantara karya Mas Muhammad Sulton Fatoni.

31. Dan banyak lain.

Buku-buku di atas hanya sekian persen dari ratusan, bahkan ribuan buku yang berkaitan dengan konsep Islam Nusantara. Saya belum mencantumkan:

1. Buku-buku mengenai kerajaan/kesultanan Islam di Nusantara yang meliputi sejarah para raja, perkembangan politik-sosial-intelektual- militer, maupun biografi dan hagiografi para tokoh di dalamnya.

2. Biografi para ulama dalam kurun 6 abad terakhir. Baik para ulama yang sudah masyhur (Walisongo, Syekh Yusuf Maqassary, Syekh Arsyad Banjari dll), maupun ulama-ulama yang belum begitu masyhur di khalayak tapi memiliki kontribusi bagi umat. Termasuk biografi para ulama pengasuh pesantren/surau/madrasah/meunasah yang punya andil dalam memperkokoh pendidikan Islam.

[irp posts="16119" name="Dalam Islam Politik Kesederhanaan Bukan Tuntutan, Bukan Kebutuhan"]

Biografi ulama-ulama lokal ini biasanya diterbitkan oleh lembaga yang bersangkutan. Dalam 4 tahun terakhir ini, saya sudah mulai mengumpulkan buku-buku biografi ulama-ulama daerah. Jika disusun, kemudian ditarik benang merahnya, llau dirapikan kepingan-kepingan keteladanan mereka niscaya akan membentuk semacam puzzle ulama Nusantara yang memiliki cirikhas masing-masing.

3. Buku-buku karya ulama Nusantara dalam kurun 5 abad terakhir, dari Tarjuman al-Mustafid karya Syekh Abdurrauf Assnikily, Sabilul Muhtadin karya Syekh Arsyad Al-Banjari, hingga karya ulama kontemporer Indonesia yang berbahasa Arab, Indonesia maupun berbahasa daerah.

4. Karya-karya yang mengupas secara detail berbagai karya ulama Nusantara tersebut, sekaligus memberikan ulasan mengenai perjuangan muallifnya. Misalnya Mas Zainul Milal Bizawie yang mengangkat kembali pamor keulamaan Kiai Mutamakkin, ulama oposan di abad 18, dan karya-karyanya.

Juga, buku mengenai Kiai Ahmad Rifai yang ditulis oleh Pak Ahmad Adabi Darban, "Rifa’iyah: Gerakan Sosial Keagamaan di Pedesaan Jawa Tengah Tahun 1850-1982”.

Dan seterusnya. Cari sendirian. Capek ngetik pake hape. Hahaha.

Saya sampe sekarang tidak peduli tuduhan Islam Nusantara itu proyek liberal atau apalah, wong saya banyak merasakan manfaat dari teman-teman muda yang selama ini fokus pada kajian Islam Nusantara, khususnya pada kajian filologi dan "pengokohan kembali" identitas muslim Nusantara.

Misalnya, Mas Nanal Ainal Fauz dengan lembaga Turats Ulama Nusantara, Ajengan Ahmad Ginanjar Sya'ban dengan Islam Nusantara Center, Mas Ayunk Notonegoro dengan Komunitas Pegon, Mas Amirul Ulum dengan Ulama Nusantara Center-nya, juga Mas Ichwan dan Kiai Inamuz Zahidin Masyhudi dengan KOPISODA (Komunitas Pecinta Kiai Soleh Darat) yang secara rutin mengaji karya Kiai Soleh Darat dan mendiskusikan karya beliau melalui WA.

Demikianlah jika Bakoel Boekoe sedang melakukan propaganda terselubung. Berhati-hatilah jika tiba-tiba anda tertarik mengkaji babakan keilmuan ini, apalagi tertarik memborong buku-buku di atas. Waspadalah...

***