Nasib Koalisi Jokowi Usai Pilkada Serentak, Terpecah atau Makin Kuat?

Kamis, 28 Juni 2018 | 23:32 WIB
0
747
Nasib Koalisi Jokowi Usai Pilkada Serentak, Terpecah atau Makin Kuat?

Penghitungan cepat (quick count) sementara Pilkada Serentak 2018, telah menggambarkan hasil yang cukup menarik untuk disimak. Ada 5 propinsi yang bisa dijadikan indikator kekuatan suara untuk Pilpres 2019 nanti. Provinsi-provinsi dengan suara cukup lumayan itu adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.

Dari 5 provinsi itu, hanya di Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan yang dimenangkan oleh pasangan yang diusung PDIP sebagai pendukung utama Joko Widodo atau Jokowi. Tiga provinsi lainnya, dimenangkan partai-partai koalisi Jokowi, ditambah partai pedukung Prabowo Subianto.

Apa yang terjadi di Jawa Barat memang sudah diprediksi, di mana kekuatan PKS masih tetap solid mendukung pasangan yang diusung partainya, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu. Namun, pasangan lainnya (selain Demokrat), masih dikuasai partai-partai yang saat ini mendukung Jokowi.

Dengan kata lain, sebagai pendukung utama Jokowi, PDIP tak punya basis suara yang kuat. Artinya, bisa jadi koalisi yang selama ini mendukung Jokowi akan membentuk koalisi baru untuk Pilpres 2019.

Atau, partai-partai tersebut tetap mendukung Jokowi, namun mereka akan meminta lebih karena kekuatannya sudah dibuktikan di Pilkada 2018.

Lantas bagaimana dengan kekuatan Gerindra, PKS, dan PAN. Secara hitung-hitungan, Koalisi Prabowo itu masih kalah dari partai-partai yang selama ini mendukung Jokowi. Jika Prabowo jeli, maka bisa saja Prabowo mengajak partai-partai di kubu Jokowi untuk menyeberang di kubunya diPilpres 2019 nanti.

Bagaimana pun, antara Pilkada dan Pilpres adalah dua hal yang berbeda.  Karena yang dipilihnya juga sosok atau figur yang berbeda. Jokowi masih tetap menjadi magnet. Waktunya tinggal setahun, jika Jokowi bisa memanfaatkannya, maka bukan tidak mungkin rakyat akan kembali memilihnya. Namun, jika "serangan" Oposisi makin membuat Jokowi tak berkutik, maka lupakanlah periode kedua.

***