Menurut pendapatku, hampir semua partai enggan mencalonkan lagi Pak Jokowi untuk jadi Presiden, termasuk PDIP.
Lhaa... kan sudah ada 3 partai yang dengan tegas mencalonkan Pak Jokowi seperti Nasdem, Golkar dan Hanura - ketiga partai itu sebenarnya Golkar dengan parfum yang berbeda saja, tapi hakekatnya ya Golkar juga - di akhir rezim Orba, Golkar memang memecah diri menjadi: Gerindra, Nasdem, Hanura, Demokrat, dan Golkar itu sendiri.
Jadi sejatinya idiologi mereka itu sama percis, yaitu sama sama tidak memiliki idiologi - kalaupun di sebut idiologi, maka idiologinya pragmatis saja: yang penting berkuasa.
Kenapa partai-partai enggan mencalonkan pak Jokowi? Pertanyaannya mesti di balik -apa yang didapatkan partai dengan mendukung Jokowi?
Pada awal kekuasaan 1-2 tahun pertama, betapa marah dan enggannya PDIP terhadap Jokowi, kritik tajampun berhamburan justru dari arah elit PDIP, padahal jatah menetri paling banyak, maka "petugas partaipun" terucap dengan lugas, semua itu bermuara karena
"sedikitnya yang didapat partai ".
Bagaimana dengan partai Islam, utamanya kaum modernis yang paling lantang bersuara..? Lha apa kurang jelas demo berjilid jilid dan kecaman bertubi tubi di media sosial serta seluruh potensi pengerahan masa tumplek blek berdiri secara diametral dengan Pak Jokowi?! - hakekat penyebabnya sama juga, "kami tidak diuntungkan dan tidak dapat apa apa...!"
Lalu bagaimana sikap pak Jokowi? saya kira bagi beliau mau dicalonkan lagi boleh, tidak ada yang mencalonkan ya sudah -baginya : "Nothing to lose" saja.
Masa jabatan bagi beliau akan berakhir 2019, infrastruktur harus selesai, land refrom dengan sertifikasi gratis sebanyak mungkin diserahkan, dana desa tersalur dengan baik, subsidi yang memberatkan APBN dan meninabobokan rakyat harus ditata agar rakyat bangun dari kemalasannya, subsidi dialihkan dari konsumsi ke produksi, infrastruktur pertanian harus diperkuat untuk kemandirian pangan kelak, BUMN sebanyak mungkin IPO agar transparan dan tidak mudah jadi sapi perahan, bunga bank untuk kredit mikro sekecil mungkin agar UKM tumbuh dll.
[irp posts="10739" name="Oalaaah.... PKS Mau Merapat ke Jokowi...!?"]
Pak Jokowi seperti tidak ada urusan dengan tahun pilpres 2019. Apakah dengan demikian tidak ada usaha ke arah sana? Usaha tentu ada, keinginan ada - hanya beliau enggan bargaining dengan hal-hal prinsip -itu saja.
Apakah kelak benar semua partai rame-rame hengkang dari mendukung pak Jokowi, termasuk PDIP? Belum tentu! - elektabilitas yang terus naik, kinerja yang kinclong, infrastruktur yang menggeliat dan kehangatan pribadi pak Jokowi dengan rakyat yang aduhai -adalah bunuh diri bagi partai jika tidak mau mendukungnya, walaupun terpaksa...!!
Jadi siapa pendukung pak Jokowi yang tulus tanpa pamrih...?
Mereka adalah pribadi atau orang partai yang ingin: "ORANG BAIK, CAKAP dan LURUS agar BERKUASA MENGURUS NEGRI, yang telah berkarya, yang telah membangun, yang menyapa rakyatnya, dan yang telah mendatangi setiap penjuru negeri tanpa kecuali.
Dari sekian banyak pendukung itu, salah satunya: SAYA...!
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews