Ada yang mengatakan, kata-kata adalah cerminan jiwa. Setiap apa yang kita katakan akan membekas di telinga yang mendengarnya. Baik kata baik, maupun buruk.
Karena itu, nasihat pertama adalah; jagalah mulutmu. Jangan sampai lepas dari wajahmu. Karena akan mengerikan. Apalagi jika menyangkut orang lain. Karena tidak penting menjadi orang suci dan masuk sorga, karena itu tak bakalan didapatkan dengan menista orang lain.
Apakah agamamu menjamin perilakumu baik? Tidak. Kita lihat dulu pikiranmu, pernyataanmu, dan perbuatanmu, yang berdampak pada orang lain. Semua lebih pada pertimbangan, ngapain hidup di dunia ini, sekarang ini.
[irp posts="5390" name="Manusia Lintas Agama"]
Apalagi jika hanya untuk menunjukkan kebodohan kita, dengan mengatakan kita paling pintar. Apalagi jika hanya untuk mengatakan kebusukan hati kita, dengan mengatakan orang lain sesat pikir atau kapir.
Omongan-omongan sampah, bukan hanya menghinakan orang lain, melainkan lebih pada diri-sendiri. Yang demikian itu hanya mempersempit daya-tebanya. Kelas follower yang pada akhirnya menjadi generasi nasbung.
Hanya karena digerakkan, tak mampu bergerak, apalagi membuat pergerakan. Buat apa dema-demo, jika hanya mendemonstrasikan kebodohan? Ngancam boikot, tap beraninya cuma 24 jam!
Kehidupan akan semakin melebar, meluas, secara horizontal. Bukannya menginti, mengental, menjadi satu sama lain. Dalam dalil kerjasama, hanya ada terma; Kita saling mengerti untuk saling back-up, atau sama-sama saling tidak tahu namun (karena itu) bahu-membahu.
Dalam hukum alam, flora dan fauna kita diajarkan hidup sebagaimana alur kesatuan. Tak ada yang berdiri sendiri. Tak ada yang mampu. Semua nabi-nabi, entah itu berjumlah 25 atau lebih, dan hingga kini, selalu mengajarkan kasih sayang, saling mengetahui, saling menghormati, dan bekerja sama.
[irp posts="6218" name="Mencari Politisi Damai Yang Tak Gunakan Agama Demi Raih Kekuasaan"]
Baca semua kitab suci yang ada di dunia ini, bikinan siapapun, yang dipakai agama-agama di dunia yang jumlahnya lebih dari 600.000 biji itu. Tak ada yang tidak, kecuali nabi palsu, atau mereka yang diam-diam membangkang dari ajaran kebenaran. Atau, diam-diam memang agen dengan agenda tersembunyi, diutus setan untuk menghancurkannya. Situ setan?
Pasti bukan. Tapi, urusan kita dalam hidup bukanlah untuk melampaui orang lain, tulis Stuart B. Johnson. Urusan kita untuk melampaui diri sendiri, memecahkan rekor kita sendiri kemarin. Untuk melampauinya pada hari ini. Begitu seterusnya, hingga kalender berganti-ganti.
Soal mana lebih baik, bukan urusanmu. Jika jadi urusanmu, kau akan bilang yang terbaik. Padahal senyampang itu, kau sedang memamerkan keburukanmu.
Agama menjadi tidak penting, ketika kau sendiri tak menghargainya.
Itu!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews