Surat Penyidikan Bocor, Apakah Beringin Tua Itu Masih Bisa Bertahan?

Kamis, 9 November 2017 | 06:45 WIB
0
184
Surat Penyidikan Bocor, Apakah Beringin Tua Itu Masih Bisa Bertahan?

Setya Novanto boleh dibilang Ketua Umum Partai Golkar paling fenomenal abad ini. Paska sembuh dari sakit, tiupan angin terus menguji kekokohan politisi senior beringin tua ini. Sepertinya ujian enggan pergi, melainkan silih berganti menghampiri.

Meskipun Setnov, demikian biasa media menyebutnya, sudah memenangkan Praperadilan atas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Setnov harus menghadapi badai baru. Hakim Cepi Iskandar sebagai hakim tunggal yang memimpin sidang Praperadilan Setnov boleh jadi turut puyeng akibat upaya hukum terbaru KPK.

Teringat pesan nenek, bahwa jadi tokoh itu harus kuat dan harus siap menang siap kalah. Tapi ingat cucuku, kata nenek, bagaimana pun kerasnya perkelahian, jangan sampai pertemanan berubah menjadi permusuhan abadi!

Kembali kepada Setnov, penjaga beringin tua ini harus merelakan diri untuk kembali menghadapi upaya hukum KPK. Nasib tetaplah nasib, belum lama menikmati udara segar setelah terbujur sakit, Setnov kembali dikagetkan dengan beredarnya surat perintah dimulainya penyidikan (SPDP) baru. Di sini jantung jantung Setnov jelas teruji. Kalau tidak, barangkali sudah copot berkali-kali.

SPDP bernomor B-619/23/11/2017 diteken langsung oleh Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman. SPDP berkop surat Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia tertanggal 3 November 2017 yang tertulis ditujukan kepada Setya Novanto. Dasar penerbitan SPDP tersebut salah satunya yakni surat perintah penyidikan nomor Sprin.Dik-113/01/10/2017 tanggal 31 Oktober 2017.

Apakah SPDP KPK hoax ? Kita menunggu jawaban pasti dari KPK. Tetapi yang jelas, di antara politisi senior baik di internal Golkar maupun partai lain, mungkin hanya Setnov yang terus berurusan dengan KPK.

Suara di balik Sprindik

Peneliti Indonesia Corruption Watch Donal Fariz mengatakan bahwa SPDP bernomor B-619/23/11/2017 kepada Setnov harus dipahami dengan tenang. “SPDP itu ditujukan untuk siapa? Jadi, potensi bocornya bisa diketahui,” kata Donald kepada PepNews.com, Selasa, 6 November 2017.

Tetapi, itu semua hanya asumsi awal. KPK menurut Donald memiliki mekanisme internal untuk mengungkap pembocor sprindik. Seperti kasus bocornya sprindik terhadap Anas Urbaningrum.

Komentator lain datang dari Ketua Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia. Doli kembali beraksi di antara gelombang politik internal partai. Menurut Doli KPK harus kuat dalam menghadapi tekanan dari luar agar upaya pelemahan tidak terjadi.

Pernyataan tertulis Doli menjadi bukti kesiapan GMPG menjadi oposisi kepengurusan Setya Novanto dan Idrus Marhan sebagai Ketua dan Sekretris Partai Golkar. Kepedulian Doli kepada penguatan KPK dinyatakan melalui kalimat “Jangan ada perpecahan di internal KPK”.

Apakah ini terkait dengan hadirnya Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman di acara dengar pendapat Pansus KPK? Bisa saja, mengingat Aris jugalah yang menandatangani SPDP baru untuk Setnov. Biarkan Doli dan para sahabat terus berjuang sebagai pemenuhan kebebasan menyatakan pendapat dan merdeka dalam politik.

Riak politik di tahun politik

Masih segar dalam ingatan bahwa aksi GMPG sempat membuat rusuh Golkar. Isu Musyawarah Luar Biasa sampai dengan pengangkatan Pejabat Sementara Ketua Umum pun merasuki beringin tua. Namun kepiawaian Idrus Marhan dan loyalis Setnov berhasil mendinginkan cuaca panas yang sempat membuat beringin kehausan akibat cobaan para tunas mudanya.

Setnov adalah Setnov, tidak ada jalan lain bagi dirinya untuk menghadapi ujian selain menantang ujian tersebut. Kita telah diajarkan untuk menghadapi ujian agar naik kelas. Begitu juga dengan ketangguhan Setnov, setiap ujian menjadi anak tangga mencapai pintu sukses personal sebagai pemimpin partai beringin yang mengakar sejak Orba sampai sekarang.

Sayup-sayup nasehat Agus Salim terdengar, “Jalan Pemimpin adalah jalan penderitaan”. Siapa yang sipa meminpin harus siap menderita demi perjuangan dan kesejahteraan anggota.

Jalan penderitaan Setnov pun sudah dimulai, selain malalah pribadinya dengan KPK yang tak kunjung usai. Dia masih memiliki ujian lain, memimpin Golkar untuk memenangkan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.

Beringin tua yang mengakar menembus bumi, dia ada sejak usia kita muda hingga tua tiba. Beringin tua sedang kedinginan, embusan angin menggetarkan tubuhnya, dedaunan pun berguguran. Mampukah beringin tetap kokoh? Beringin tua butuh beringin muda, agar kuat menahan terpaan angin.

Setnov selalu bisa dan tetap siap menghadapi ujian yang datang menerpa diri dan partainya. Tetapi, sebagai pemimpin yang bijsaksana, Setnov cukup mendatangi KPK dan buktikan kalau mereka salah.

Setnov juga harus berani datangi para tunas muda Golkar dan berikan nasehat, jangan melawan semangat muda dengan emosi!

Selain itu, Setnov yang berurusan dengan KPK akibat terkait kasus megakorupsi KTP-elektronik ini harus sering-sering konsultasi dengan dokter demi menjaga kesehatannya memenangkan konstelasi politik 2018 dan 2019.

***