SBY-AHY, "Like Father Like Son" dalam Sejumlah Hal

Selasa, 1 November 2016 | 08:26 WIB
0
497
SBY-AHY, "Like Father Like Son" dalam Sejumlah Hal

Buah jatuh tak jauh-jauh dari pohon, demikian pepatah lawas yang masih relevan untuk menggambarkan hubungan batin dan prilaku antara orangtua dengan anaknya. Hal ini terjadi pada mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan anaknya, Agus Harimurti, yang tengah berjuang merebut kursi Gubernur DKI.

Pertama, sudah terang-benderang di mata publik, Agus mengikuti jejak ayahnya yang berkarir di militer. Bedanya sang ayah mencapai pangkat tertinggi di Angkatan Darat, Jenderal, sementara Agus terhenti di saat masih berpangkat Mayor mengikuti kehendak ayahnya.

Tetapi, tidak tertutup kemungkinan Agus menjadi Panglima Tertinggi yang membawahi tiga angkatan jika ia terpilih sebagai Presiden RI mendatang, jadi memang betul tidak harus bersusah-payah menjadi jenderal terlebih dahulu. Langkah Presiden Jokowi sekarang patut ditiru, menjadi Panglima Tertinggi tanpa harus menjadi jenderal.

Semula banyak yang menduga, yang akan mewarisi dinasti politik Cikeas adalah putera SBY lainnya, Edhie Baskoro alias Ibas, yang saat ini menjabat sekretaris jenderal Partai Demokrat, partai yang didirikan SBY. Tetapi dugaan ini meleset. Dengan instink dan intuisi politiknya yang terkenal tajam, SBY lebih memilih Agus untuk melanjutkan dinasti politiknya.

 

Buah jatuh tidak jauh dari pohon juga berlanjut pada ucapan khas sang Ayah yang ditiru anaknya, yaitu kalimat “saya prihatin”. Dalam beberapa kesempatan Agus Harimurti juga melontarkan kalimat “saya prihatin”, persis seperti sang Ayah.

 

Kedua, saat menyikapi Surat Al Maidah yang dianggap dilecehkan oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang tidak lain saingan beratnya pada Pilkada DKI ini.

"Kita hargai aspirasi masyarakat, saya mengimbau untuk berpikir secara bersih, rasional dan cerdas. Hal seperti ini tidak perlu terjadi," kata Agus Minggu 9 Oktober 2016 lalu saat ditemui media di Kebun Bintang Ragunan. Agus mengatakan dirinya prihatin atas kejadian penyebutan surat Al Maidah oleh Ahok yang dilakukan saat memberikan pengarahan di Kepulauan Seribu sebelumnya.

Ketiga, Agus juga menyatakan prihatin dengan kondisi pasar-pasar tradisional di Jakarta. Dalam kesempatan “mendadak blusukan” ke pasar-pasar itu Agus mengaku kerap mendengar keluhan para pengunjung dan pedagang pasar seperti harga sewa toko yang mahal. Tidak lupa ia berjanji untuk memikirkan solusi bagi pedagang jika nanti terpilih menjadi Gubernur DKI.

Selain masalah harga, dalam kesempatan itu Agus menyinggung penataan pasar yang menjadi perhatiannya. Ia berjanji akan mengkaji ulang semua pasar yang sudah ada dengan alasan masih banyak pasar yang kondisinya tidak higienis.

"Saya prihatin, pasar yang sentral untuk kegiatan masyarakat sehari-hari tapi tidak nyaman, sehingga kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat," kata Agus.

Keempat, terkait program “maknyus” milik sang Ayah yang akan dihidupkan kembali, yaitu memberikan bantuan langsung tunai alias BLT kepada warga kurang mampu jika terpilih sebagai gubernur DKI. BLT adalah “senjata ampuh” SBY yang membuatnya terpilih sebagai Presiden RI selama dua periode.

"BLT diberikan secara temporer kepada masyarakat yang benar-benar mengalami kesulitan dalam hidupnya. Untuk yang benar-benar makan saja sulit, untuk menyambung hidup sehari-harinya saja sulit. Itu yang perlu kita bantu," kata Agus sebagaimana diwartakan Detik.com usai berdialog dengan warga Cakung Barat di Lapangan Albo, Jakarta Timur, Senin 31 Oktober 2016 kemarin.

Apakah cara “copy paste” dalam program politik dan memasuki masa kampanye ini merupakan barang haram yang terlarang? Tentu tidak. Itu semua sah-sah saja dilakukan.

Secara cerdik, kepada publik SBY ingin mengingatkan dirinya yang sudah purnatugas itu belumlah habis, sebab masih ada dinasti penerusnya, yaitu Agus Harimurti.

Kelima, Anda bisa mencarinya sendiri.

***

[irp]