Ditunjuk Juru Kampanye Nasional, Risma Batal ke Jakarta

Rabu, 10 Agustus 2016 | 19:35 WIB
0
377
Ditunjuk Juru Kampanye Nasional, Risma Batal ke Jakarta

Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri menunjuk langsung Tri Rismaharini alias Risma sebagai Juru Kampanye Nasional PDIP untuk seluruh Pilkada 2017. Dengan ditunjuknya Risma selaku Jurkamnas, spekulasi berkembang bahwa Wali Kota Surabaya itu tidak akan jadi hijrah ke Jakarta sebagai bakal calon gubernur DKI dari PDIP.

Sebagaimana diharapkan sebagian politisi, Jakarta sangat menanti kedatangan Risma yang dianggap mampu menjadi lawan tangguh bagi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang akan menjadi calon gubernur petahana. Terlebih lagi bagi bakal calon gubernur Sandiaga Uno, politisi Partai Gerindra ini rela turun derajat menjadi sekadar bakal calon wakil gubernur jika bisa dikawinkan dengan Risma.

Sementara itu komunikasi politik tingkat tinggi memang sukar diraba, apalagi hal ini menyangkut Megawati. Putri Proklamator RI ini dikenal sebagai politisi yang sangat irit bicara, baik saat menjadi wakil presiden, presiden, dan kini ketua umum partai. Para kader partai di bawahnya, bahkan selevel orang kedua partai seperti Sekjen, tidak bisa mendengar bisik hati ketua umumnya sendiri secara tepat.

Menunjuk Risma sebagai jurkamnas boleh jadi ini "trik" Megawati untuk mengalihkan perhatian agar lawan-lawan politiknya lengah. Tujuannya tidak lain untuk mengukuhkan kemenangan PDIP dalam mengusung calonnya di palagan Pilkada nanti, siapapun sosok yang diusung.

Tetapi sesungguhnya, inilah cara Megawati mengomunikasikan keinginan dan keputusannya; tidak melalui kata-kata verbal, hanya tindakan fisik saja. Semua kawan maupun lawan dipaksa menerjemahkan tindakan Megawati menunjuk Risma sebagai Jurkamnas.

 

Bisa saja tindakan Megawati itu diterjemahkan, bahwa siapapun yang ditunjuk sebagai Jurkamnas partai seperti Risma, tertutup sudah kemungkinan baginya dimajukan sebagai calon kepala daerah. Jurkamnas wajib berkampanye untuk calon PDIP lainnya yang berlaga di berbagai palagan Pilkada, bukan untuk si juru kampanye atau dirinya sendiri.

Artinya, PDIP berpeluang untuk tetap mendorong Ahok sebagai bakal calonnya di Pilkada 2017 nanti. Perkara siapa bakal calon wakilnya, Djarot Saiful Hidayat sangat berpeluang. Jika hal ini terjadi, Pilkada DKI Jakarta dipastikan sudah tidak punya greget lagi.

Berbeda kalau dengan ditunjuknya Risma selaku Jurkamnas sebagai strategi tersembunyi Megawati untuk mengecoh siapapun, termasuk pers, padahal sebenarnya Risma-lah yang justru akan dimajukannya sebagai bakal calon gubernur dari PDIP. Perkara siapa bakal calon wakilnya, Sandiaga Uno sudah menyatakan siap dan rela menjadi sekadar wakil.

Tetapi kemungkinan kawinnya Risma-Sandiaga sangat tipis, sebab pasti akan ditentang pasangannya masing-masing.

Dengan demikian, ditunjuknya langsung Risma sebagai Jurkamnas oleh Megawati tetap masih menyimpan misteri. Pendaftaran calon dari partai masih akan berlangsung minggu ketiga September 2016.

Tujuh koalisi partai yang tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan alias KoKeluar yang terbentuk atas inisiatif Plt Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Bambang Dwi hartono menanti dengan harap-harap cemas apa yang bakal terjadi di depan. Sementara Megawati sebagai "si pemilik hati" masih sedemikian leluasa mempermainkan perasaan orang banyak.

***