Selama masa pandemi Covid-19, banyak orang yang kini lebih terbiasa untuk mencegah penyakit paru-paru dengan rutin mencuci tangan, menggunakan masker saat berada di tempat umum, dan tidak berbagi alat makan pribadi.
Kini kasus Covid-19 telah kian mereda, meskipun demikian, bukan berarti kebiasaan sehat tersebut perlu ditinggalkan. Kebiasaan menjaga kebersihan diri yang Anda kembangkan selama pandemi juga dapat menjauhi diri Anda dari Tuberkulosis dan infeksi streptococcus, salah satu bakteri yang juga dapat menyebabkan berbagai penyakit. Berikut penjelasan selengkapnya.
Pengertian Infeksi Streptococcus
Streptococcus adalah bakteri yang termasuk dalam keluarga Streptococcaceae, ordo Lactobacillales, dalam filum Bacillota. Bakteri dapat menginfeksi tubuh manusia dan menyerang organ saluran nafas atas, katup jantung, paru-paru, kulit, dan ginjal. Orang yang terinfeksi bakteri ini umumnya akan mengidap penyakit meningitis, erisipelas, demam scarlet, faringitis, impetigo, demam rematik, sepsis, dan glomerulonefritis.
Jenis Bakteri Streptococcus
Bakteri Streptococci terbagi menjadi kelompok alfa dan beta. Berikut adalah penjelasannya.
1. Bakteri Streptococcus A
Alpha (α) haemolytic streptococci adalah kelompok yang dapat menyebabkan penyakit seperti infeksi saluran napas atas, infeksi telinga tengah, sinusitis, pneumonia, endocarditis, dan meningitis.
Bakteri ini hidup dan berkembang pada kulit dan juga tenggorokan, sehingga kontak fisik dengan pengidap akan menghasilkan infeksi streptococcus dengan mudah. Orang dengan sistem imun yang terganggu, memiliki luka terbuka, dan mengkonsumsi obat kortikosteroid juga mudah terinfeksi bakteri Streptococcus.
Gejala infeksi bakteri jenis ini meliputidemam, mual, lemas, kehilangan selera makan, terdapat garis merah di sekitar ketiak, amandel yang membengkak, nyeri sendi, dan kulit di sekitar bibir terlihat pucat. Bakteri jenis ini menyebabkan seseorang mengalami radang tenggorokan.
2. Bakteri Streptococcus B
Kelompok beta (β) haemolytic streptococci terbagi lagi menjadi dua yakni grup A Streptococci (GAS) dan Grup B Streptococci (GBS). GAS dapat mengakibatkan pneumonia, impetigo, demam scarlet, infeksi tenggorokan, serta demam rematik.
GBS seringkali ditemukan dalam sistem pencernaan dan organ intim wanita, usus, dan rectum. Bakteri ini juga dapat ditularkan secara seksual, atau dari ibu ke bayi. Bayi baru lahir rentan mengalami penyakit ini.
Umumnya GBS tidak menimbulkan masalah serius, namun akan berdampak buruk jika tidak segera ditangani, seperti infeksi paru, radang selaput otak, infeksi saluran kemih, infeksi pada kulit dan jaringan halus, dan sepsis.
Orang yang Rentan Terinfeksi
Setiap individu berisiko untuk terinfeksi bakteri streptococcus. Meskipun demikian, terdapat demografis yang memiliki risiko lebih tinggi, yakni:
Gejala Infeksi Streptococcus
Tergantung organ yang terdampak, infeksi streptococcus dapat menimbulkan gejala yang berbeda. Meskipun demikian, Anda tetap dapat mengidentifikasikan infeksi streptococcus melalui gejala umumnya sebagai berikut:
Pencegahan Infeksi Streptococcus
Sebagian besar Langkah Cegah Keluarga Anda Terkena Infeksi Streptococcus mirip dengan cara pencegahan Covid-19. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah langkah-langkah pencegahan infeksi streptococcus:
Langkah-langkah pencegahan tersebut tidak hanya akan melindungi diri Anda, namun juga keluarga dan orang-orang di sekitar Anda. Bila perlu, konsumsi juga suplemen dan vitamin untuk memperkuat daya tahan tubuh Anda.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews