Sudah barang tentu pada setiap peperangan selalu ada "collateral damage" yaitu pihak-pihak yang tidak ikut berperang jadi ikut kena getahnya
Pernah dengar "rekayasa genetika" (genetic engineering)? Intinya, ini adalah manipulasi dari gen organisme dengan biotechnology. Dia mengutak-atik susunan gen organisme dengan mengubah DNA sehingga terbentuk DNA baru. Alat yang sangat besar perannya untuk melakukan rekayasa genetika ini adalah PCR (Polymerase Chain Reaction).
Dengan teknologi rekayasa genetika, praktis manusia bisa "menciptakan" makhluk-makhluk baru apakah ini tumbuh-tumbuhan, binatang bahkan micro-organism. Jadi, bukanlah sesuatu yang mustahil, kalo virus corona ini adalah bikinan manusia melalui teknologi genetic engineering.
Melalui rekayasa genetika ini, ilmuwan bisa mengubah bagian gen yang lemah menjadi kuat. Untuk penjelasan teknis yang amat complicated tentang genetic engineering ini Anda bisa lihat di Wikipedia. Ada sesuatu yang menarik di situ, yaitu bahwa rekayasa genetika yang pertama kali dilakukan tahun 1972 adalah dengan mengawinkan virus monyet dengan virus lambda (!). Anda lihat kan, tahun 1972 ilmuwan sudah mengutak-atik virus dengan teknologi rekayasa genetika ini.
Lantas, apa kira-kira relevansinya dengan pandemi virus corona yang sekarang kita alami. Kalo saya berbakat membuat novel fiksi konspirasi, maka akan saya buat plot cerita seperti begini: AS dan China sedang berperang hegemoni meskipun belum secara militer. Ada perang teknologi, ada perang dagang.
Kedua pihak masih seimbang kekuatannya. Akhirnya AS mengambil langkah melakukan perang biologi. Dikirimnya agen rahasianya untuk menyusup ke laboratorium virologi China di Wuhan. Dengan sangat canggih, dibocorkannya virus corona yang mematikan itu ke tengah kota Wuhan.
China awalnya tidak sadar bahwa outbreak virus corona ini adalah perbuatan AS. Tapi kajian intelijen China segera mengendus bahwa ini bukan fenomena alam tetapi perbuatan manusia. Dan setelah melalui investigasi tertutup, China yakin ini perbuatan AS.
Maka segera dirancang suatu "counter-attack" dengan modus yang sama. Istilahnya, mata balas mata, gigi balas gigi. Laboratorium virologi AS di Maryland pun dibobol dengan membocorkan virus corona serupa. Laboratorium di Maryland ini dekat dengan New York City, makanya outbreak terbesar terjadi di kota New York.
Sudah barang tentu pada setiap peperangan selalu ada "collateral damage" yaitu pihak-pihak yang tidak ikut berperang jadi ikut kena getahnya. Makanya negara-negara lain di dunia jadi ikut-ikutan kena musibah virus corona ini.
Itulah kira-kira plot cerita kalo saya bakalan bikin fiksi. Jadi, mohon saya jangan dimarahi, ini cuma sekadar fantasi gara-gara kelamaan disekap dalam rumah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews