Tahun 2016, Huawei dilaporkan sudah ambil ancang-ancang pindah ke Tizen besutan Samsung, karena Google dianggap sangat tidak kooperatif.
Huawei kemungkinan besar tidak bisa lagi menggunakan Android setelah Google memastikan akan memutus kontrak kerjasama penggunaan aplikasi besarnya seperti Play Store, Google Map, GMail dan YouTube.
Penyebabnya: Google dipaksa menceraikan salah satu mitra terbesarnya itu, setelah Presiden Donald Trump melarang Huawei membeli segala komponen dalam bentuk apapun (termasuk perangkat lunak) dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah setempat.
Huawei is a leading global provider of ICT infrastructure and smart devices.
Meskipun manufaktur ponsel besar di Cina ini masih bisa memakai Android versi terbuka, tapi ya buat apa lagi. Huawei tidak akan bisa mendapatkan pembaruan sistem operasi. Kalau sudah begitu, nilai jual produk ini hilang di mata pengguna Android yang sudah terikat dengan Play Store, Google Map, YouTube dan aplikasi milik Google lainnya.
Apakah Huawei akan mati? Tidak, penyedia infrastruktur TIK dan perangkat pintar terkemuka dunia itu terlalu besar dan terlalu canggih untuk ambruk hanya karena dihukum Amerika Serikat.
Huawei punya semua teknologi untuk membuat perangkat canggih secara efisien, sehingga produknya punya kualitas tinggi tapi dengan harga bersaing. Lihatlah bagaimana pabriknya dibangun dan beroperasi dengan skala produksi yang begitu besar.
Hukuman ini justru jadi tonggak baru lahirnya pesaing Android yang saat ini melenggang sendirian menguasai sistem operasi ponsel dunia. Tahun 2016, Huawei dilaporkan sudah ambil ancang-ancang pindah ke Tizen besutan Samsung, karena Google dianggap sangat tidak kooperatif.
Dengan adanya kasus ini, kemungkinan kerjasama Huawei-Samsung akan semakin gercep. Atau boleh jadi sistem operasi buatam Huawei yang disiapkan sejak 2012 sudah cukup berotot untuk menggantikan Android.
Baca Juga: Duo Cantik Huawei, Sabrina dan Annabel
Yang pasti, perang dagang Amrik-Cina akan memukul bisnis Huawei di pasar dunia, khususnya Asia. Ponsel keluaran terbarunya tidak lagi dibolehkan memakai Android. Termasuk ponsel kelas atas yang sudah masuk dalam lis pembaruan Android Q.
Pengguna Huawei luar negeri seperti di Indonesia mungkin akan berpikir ulang membeli produk ini di masa yang akan datang. Tapi perang Amrik-Cina justru akan jadi berkah buat Huawei. Merek besar ini sedang mendapat keuntungan besar.
Minimal, cerai-paksa ini akan menambah militansi masyarakat Cina dalam membeli produk dalam negeri dan menolak produk asal Amrik (termasuk produk Apple yang penjualannya di Cina sedang menurun).
Maksimal, akan muncul sistem operasi baru yang siap melawan ‘arogansi’ Android di bisnis ponsel dan IoT.
***
Catatan: Judul asli tulisan ini Huawei Dihukum, Huawei Beruntung, dimuat di Iskandarjet.com
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews