Ada Aksi dan Reaksi, Penceramah dan Budaya

Selama penceramah agama menghukumi seni atau tradisi dengan hukum agama dari sudut pandangnya, selama itu pula ada perlawanan atau pertentangan dari pecinta seni atau tradisi leluhur.

Rabu, 23 Februari 2022 | 23:30 WIB
0
167
Ada Aksi dan Reaksi, Penceramah dan Budaya
Wayang Basalamah (Foto: okezone.com)keqq

Ustadz Khalid Basalamah menjawab pertanyaan terkait wayang kulit. Dan jawabnya  wayang kulit haram atau dimusnakan saja. Eee... sekarang malah menjawab pertanyaan soal pajak yang ditarik oleh pemerintah. Dan jawabnya menarik pajak dengan paksa adalah haram.

Terkait polemik wayang kulit yang dinyatakan haram oleh Khalid Basalamah, sekarang ada polemik ada tokoh dalam wayang yang digambarkan sebagai Khalid Basalamah sedang dihajar oleh Prabu Baladewa. Pendukung Khalid Basalamah banyak yang meradang atau tidak terima. Bahkan Fadli Zon juga ikut berkomentar.Ustadz Derry juga ikut merespon atau berkomentar.

Mereka punya tafsir atau persepsi kalau tokoh wayang yang dihajar Prabu Baladewa adalah Khalid Basalamah.

Inilah hukum sebab akibat.Ada aksi dan reaksi.

Seperti kita ketahui, Gus Miftah nanggap wayang di pondok pesantrennya yaitu Ora Aji. Dalam tanggapan wayang tersebut banyak dalang dari Surakarta dan Jogjakarta yang hadir sebagai bentuk dukungan terhadap seni wayang kulit yang dianggap haram oleh Khalid Basalamah.

Mengapa orang bisa tersinggung atau mempunyai persepsi kalau tokoh dalam wayang yang dihajar Prabu Baladewa adalah Khalid Basalamah?

Bisa jadi karena dianggap melecehkan sang Ustadz yang dianggap tokoh agama. Yang sebelumnya ramai kalau wayang kulit adalah haram atau lebih baik dimusnakan.

Apakah yang bisa tersinggung hanya pendukung Khalid Basalamah saja? Bagaimana dengan pendukung atau pecinta seni wayang kulit termasuk dalang?

Bukankah mereka juga bisa tersinggung oleh hukum wayang kulit adalah haram? Padahal tanah Jawa bisa mayoritas memeluk agama Islam juga berkat media wayang kulit oleh Walisongo.

Beberapa tahun yang lalu ada ormas menggeruduk sebuah media karena tidak terima tokoh pujaannya dijadikan karikatur yang duduk dengan seorang wanita. Media itu pun takluk dan meminta maaf.

Tapi media itu juga sering menjadikan presiden Jokowi sebagai bahan sindiran atau ejekan dengan dalih seni dan kreatifitas. Seperti hidung pinokio.

Artinya, apa yang dilakukan dalang dengan menghajar tokoh yang ditafsirkan sebagai khalid Basalamah tidak perlu tersinggung. Itu kreativitasn Sang Dalang dan tidak menyebut nama seseorang.

Selama penceramah agama menghukumi seni atau tradisi dengan hukum agama dari sudut pandangnya, selama itu pula ada perlawanan atau pertentangan dari pecinta seni atau tradisi leluhur.

***