Tidak lolos ke posisi empat besar tentunya tidak menghentikan langkah Jemimah untuk berkiprah di dunia musik.
Jemimah Cita semalam tidak lolos ke empat besar Indonesian Idol 2021, yang ditempati oleh Rimar Callista, Melisa Hartono, Mark Natama, dan Anggi Marito. Namun, reaksi Jemimah atas tidak lolos dirinya ke empat besar itu mengagumkan.
Ketika sang MC, Boy William, mengatakan, ”I’m sorry! (Saya menyesal)!” Jemimah mengatakan, ”No need (enggak perlu disesali).” ”Top 5 is a blessing (5 besar bagi saya adalah berkah) dan beyond my imagination (di luar imajinasi saya), atau lebih tepat, tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.
Kehadiran Jemimah di Indonesian Idol 2021 sulit dilupakan karena ia sempat meramaikan Indonesian Idol 2021 dengan Jemimah Challenge… di mana seseorang menyanyikan lagu Cinta dalam Hati yang dipopulerkan band Ungu dengan nada mirip Jemimah Cita di Indonesian Idol 2021.
Namun, kali ini yang ingin saya bahas bukan tentang prestasi menyanyinya, melainkan pengamatan Jemimah yang tajam. Pengamatan itu ditunjukkan Jemimah ketika ia mengikuti tahapan Eliminasi 1. Pada saat itu, Jemimah bergabung dengan peserta Indonesian Idol 2021 lain yang mendapatkan ”No” dari juri Anang Hermansyah pada tahapan Audisi, yakni Melisa Hartanto, Rimar Callista, Fitri Novianti, dan Nia Tobing.
Dan, dalam kesempatan itu Melisa Hartono mendapatkan kesempatan untuk menyanyi yang pertama. Melisa menyanyikan lagu Sorry Would Go A Long Way dari Tori Kelly. Melisa menyanyikannya dengan cukup baik.
Dalam komentarnya atas penampilan Melisa, Jemimah mengatakan, ”Kenapa aku menjadikan Ci Mel (Melisa) ancaman terberatku karena suara dia enak banget untuk dimasukkan ke industri musik. Benar-benar suara mic banget, suara rekaman banget, empuk banget… Orang pasti gampang banget suka sama suara dia.
Bahkan, juri Anang Hermansyah saja keliru dalam menilai Melisa Hartono pada tahapan Audisi. ”Kalau aku melihat kamu ini… meragukan untuk bisa sampai ke ujung,” kata Anang mengomentari Melisa.
Pengamatan Jemimah yang lain yang juga cukup akurat adalah soal menjadi Idola.
Jemimah mengatakan, untuk menjadi Idola tidak cukup hanya pinter menyanyi. Tapi juga attitude (sikap dan tingkah lalu) yang bagus dan juga harus punya time management yang luar biasa.
Dan, harus diakui bahwa tantangan yang dihadapi oleh peserta Indonesian Idol 2021 ini adalah yang terberat dibandingkan dengan peserta-peserta Indonesian Idol sebelum-sebelumnya.
Bayangkan setiap minggu mereka hanya bernyanyi di depan juri, mereka sama sekali tidak mendapatkan energi tambahan dari luapan emosi dari para penonton yang memenuhi studio. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa luapan emosi dari penonton menjadi energi atau amunisi tambahan bagi peningkatan performa penyanyi.
Bahkan, penyanyi sekelas Isyana pun menyebutkan hal itu, ketika ia berduet dengan Lyodra Ginting menyanyikan lagu Time to Say Goodbye (Andrea Bocelli dan Sarah Brightman) di Konser Kemenangan Indonesian Idol 2020. Selesai menyanyikan lagu itu, Isyana mengatakan, ”Aku deg-degan banget. Ini pertama kali lho nyanyi lagu pop klasik (di depan umum). Ini materi yang baru buat aku. Aku biasa nyanyi pure classic atau pure pop. Tapi karena semua energi di sini, jadinya aku PD (percaya diri) dan bisa melaluinya dengan baik.”
Energi penonton itu yang hilang dalam Indonesian Idol 2021, itu pula sebabnya Indonesian Idol 2021 itu disebut Special Season.
Namun, harus diakui bahwa epidemi Covid 19 itu telah mengubah segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan kita sebagai manusia. Tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh penjuru dunia.
Tidak ada pilihan lain, kecuali memilih yang terbaik dari semua pilihan yang tersedia. Beruntung karena satu dan lain hal, komposisi jurinya sempat berubah beberapa kali sehingga suasananya terasa berbeda.
Sejak awal, Jemimah sudah menempatkan Melisa sebagai pesaing terberatnya. Dan, memang itulah yang terjadi, Jemimah dan Melisa bersama-sama lolos hingga ke posisi lima besar Indonesian Idol 2021.
Pada posisi lima besar, semua peserta yang berada di sana, secara teori sudah sama bagusnya dan layak menjadi juara pertama. Tinggal kini tergantung kepada orang-orang di luar sana memilih yang siapa yang menjadi juara pertama.
Tidak lolos ke posisi empat besar tentunya tidak menghentikan langkah Jemimah untuk berkiprah di dunia musik. Dan, itu ditegaskannya sendiri. Tidak bisa terus melangkah di Indonesian Idol 2021 tidak membuat langkahnya terhenti.
”Aku tidak berhenti untuk mengejar cita-citaku dan berkarya di bidang musik,” ujar Jemimah dengan penuh percaya diri.
Menarik menanti kirprah Jemimah di dunia musik...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews