Pak Ci Dalam Damai Pusara Terakhir

Pak Ci telah khatam menjadi manusia Jaya hingga melahirkan 2 grup bisnis lainnya . Inilah sebentuk penghormatan dari mereka yang hadir penuh kasih mengantar Pak Ci di pusara terakhirnya.

Jumat, 6 Desember 2019 | 07:35 WIB
0
371
Pak Ci Dalam Damai Pusara Terakhir
dok.pri Istri beserta anak dan menantu di hadapan Pusara Pak Ciputra

Sepekan sudah kabar  berpulangnya Dr (Hc.) Ir. Ciputra  di usia 88 tahun meninggalkan jejak cerita di berbagai kalangan, khususnya mereka yang bergerak di bidang bisnis. Kamis, 5 Desember 2019 tak sedikit dari mereka yang tergerak hatinya untuk melihat lebih dekat prosesi pemakamannya. Perjalanan dari Ciputra Artpreuner menuju kawasan Jonggol begitu penuh makna.

Iring-iringan kendaraan yang telah disiapkan menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam 30 menit. Begitu memasuki kawasan Cibubur, di samping kanan-kiri bahu jalan tampak terpasang baliho ucapan selamat jalan bagi sosok  wira usahawan ini. Hingga banner dengan desain sederhana berwarna hitam dengan tulisan selamat jalan berwarna emas disusul nama beserta gelar pak Ci berwarna putih terpasang semarak.

Tepian banner tersebut dibingkai dalam garis berwarna kuning emas dan  terbentang di tengah jalan menuju kawasan Cilengsi selangkah menuju Jonggol.

Tak berselang lama, gerbang yang tampak kokoh dengan desain arsitektur bertuliskan Citraland indah City menjadi penanda kami memasuki salah satu kawasan pengembangan property yang dikelola Ciputra grup.  Bendera putih dengan logo dan tulisan Ciputra dipasang setengah tiang pada beberapa sisi, menjadi pertanda duka cita mendalam.

Begitu turun dari bus, panitia prosesi pemakaman mengarahkan kami menuju komplek pemakaman keluarga ciputra yang luasnya mencapai kurang lebih 2 Ha. Suasana teduh begitu terasa saat melihat rimbun pepohonan dan tatanan apik desain arsitektur bernilai seni tinggi.

Tenda berukuran besar dengan nuansa putih terpasang lengkap dengan kursi bagi mereka yang hadir memberi penghormatan terakhir. Sepanjang jalan menuju pusara yang disiapkan untuk memakamkan jenazah, di kanan dan kirinya terdapatrangkaian  bunga. Hampir seribu orang hadir di pemakaman Sang Maestro Bisnis ini.

Lebih dari 700 orang merupakan jajaran direksi dan karyawan Jaya Pembangunan, Metropolitan Group dan Ciputra Grup. Selebihnya tentu saja mereka yang teramat mengasihi pak Ci yakni  keluarga yangterdiri dari  seorang Istri, 4 anak, 4 menantu,10  cucu dan 7 cicit beserta keluarga besar lainnya.Turut hadir  jajaran pemerintahan  Desa Suka Maju - Jonggol.

Pukul 10.30 proses pemakaman dimulai. Rombongan keluarga yang menyertai jenazah pak Ci tiba. Iring-iringan Istri Pak Cri ( Ibu Dian Sumeler) didampingi  Anak-anak pak Ci memasuki tenda utama yang di dalamnya terdapat pusara yang telah disiapkan. Warna hijau yang menghampar menambah damai suasana menjelang siang.

Petugas menempatkan peti jenazah pada tempat yang telah disediakan menyanding altar lengkap dengan foto yang dibalut rangkaian bunga. Awak Media mulai memasang mata kamera begitu Master of Ceremony membacakan rangkaian acara pembuka dimana peti jenazah pak Ci ditutup oleh kain penutup berwarna coklat muda yang  diatasnya terdapat logo Ciputra.

Nyayian Hymne Pembanguna Jaya disusul Hymne Metropolitan Grup dan Hymne Ciputra mengantarkan suasana khidmat atas penghomatan terhadap Pak Ci. Ya, pada 3 unit nama bisnis itulah Pak Ci sedemikian dinamis menjalani tiap capaian usaha sebagai pengusaha. Latar belakangnya sebagai Arsitek jebolan ITB mengukir sejarah tersendiri saat awal  memulai debut karier awalnya di PT Pembangunan Jaya Jakarta (gabungan antara pemda DKI dengan investor swasta).

Pertemuanya dengan Gubernur DKI Jakarta yang waktu itu dijabat oleh Gubernur Ali Sadikin membawa jejak kepiawaian idenya melempar konsep meremajakan pembangunan Jakarta. Project kawasan pasar senen menjadi titik tolak pak Ci. Hingga kemudian mendapat kesempatan untuk bertemu Ir. Soekarno, presiden RI saat itu.

Pak Ci, bagian dari pelaku sejarah pembangunan Jakarta tempo dulu hingga kini. Itu pula yang kemudian membawa pak Ci menjadi pribadi yang penuh kasih terhadap sesama. Tak hanya core bisnis yang dikembangkan, tapi juga sisi pengembangan sumber daya manusia dan talenta olahraga. Diantara sekian banyak anak perusahaan dan pengembangan usaha yang menginduk di 3 nama tersebut diatas, terdapat pula sisi tanggung jawab sosial berupa yayasan pendidikan. Sebut saja sekolah pembangunan Jaya hingga universitas Ciputra. 

Upaya mensupport  olahraga pun kongkrit dilakukan dengan melalui support terhadap dunia bulu tangkis Indonesia. Diantara ratusan tamu yang hadir, terlihat atlit bulu tangkis legendaris yakni Susi Susanti. Klub Bulu tangkis Jaya Raya sendiri  saat ini diketuai oleh Susi Susanti.

Namun di balik itu, ada cerita bahwa Debut bulu tangkisnya tak bisa lepas dari support Pak Ci hingga mencapai prestasi gemilang di Sea Games tahun 1987. Dedikasi seorang Ciputra memperoleh lebih dari 80 penghargaan nasional hingga internasional.

Pusara pak Ci dihias sempurna dangan taburan bunga nuansa putih dan mawar merah yang menghias diatasnya. Tak jauh dari pusara tersebut terdapat pula prasasti yang mengukir nama dan kisah dari kedua orang tua pak Ci,Pusara Sang Ayah  yakni Tjie Siem Po bersanding dengan pusara Sang Ibu Lie Eng Nio. Menurut informasi, di areal makam keluarga ini terdapat 8 makam termasuk makam pak Ci.

Selamat jalan pak Ci...

Sungguh inspiratif jejak bisnismu selama ini. lamat-lamat saya mengingat lirik Hymne Pembangunan Jaya yang tadi menjadi pembuka pengantar Peti Jenazah pak Ci diletakkan diatas pusara.  Sepenggal kalimat itu berhasil saya ingat meski saat saya menuliskan ini, saya cukup sibuk menyimak tayangan ulang video dan  membandingkannya dengan video hasil googling untuk  memastikannya agar tak salah menulis ulang lirik yang saya dengar.

"Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa"

"Manusia Jaya Membangun Negara"

Pak Ci telah khatam menjadi manusia Jaya hingga melahirkan 2 grup bisnis lainnya . Inilah sebentuk penghormatan dari mereka yang  hadir penuh kasih mengantar Pak Ci di pusara terakhirnya.

***