Sepekan sudah kabar berpulangnya Dr (Hc.) Ir. Ciputra di usia 88 tahun meninggalkan jejak cerita di berbagai kalangan, khususnya mereka yang bergerak di bidang bisnis. Kamis, 5 Desember 2019 tak sedikit dari mereka yang tergerak hatinya untuk melihat lebih dekat prosesi pemakamannya. Perjalanan dari Ciputra Artpreuner menuju kawasan Jonggol begitu penuh makna.
Iring-iringan kendaraan yang telah disiapkan menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam 30 menit. Begitu memasuki kawasan Cibubur, di samping kanan-kiri bahu jalan tampak terpasang baliho ucapan selamat jalan bagi sosok wira usahawan ini. Hingga banner dengan desain sederhana berwarna hitam dengan tulisan selamat jalan berwarna emas disusul nama beserta gelar pak Ci berwarna putih terpasang semarak.
Tepian banner tersebut dibingkai dalam garis berwarna kuning emas dan terbentang di tengah jalan menuju kawasan Cilengsi selangkah menuju Jonggol.
Tak berselang lama, gerbang yang tampak kokoh dengan desain arsitektur bertuliskan Citraland indah City menjadi penanda kami memasuki salah satu kawasan pengembangan property yang dikelola Ciputra grup. Bendera putih dengan logo dan tulisan Ciputra dipasang setengah tiang pada beberapa sisi, menjadi pertanda duka cita mendalam.
Begitu turun dari bus, panitia prosesi pemakaman mengarahkan kami menuju komplek pemakaman keluarga ciputra yang luasnya mencapai kurang lebih 2 Ha. Suasana teduh begitu terasa saat melihat rimbun pepohonan dan tatanan apik desain arsitektur bernilai seni tinggi.
Tenda berukuran besar dengan nuansa putih terpasang lengkap dengan kursi bagi mereka yang hadir memberi penghormatan terakhir. Sepanjang jalan menuju pusara yang disiapkan untuk memakamkan jenazah, di kanan dan kirinya terdapatrangkaian bunga. Hampir seribu orang hadir di pemakaman Sang Maestro Bisnis ini.
Lebih dari 700 orang merupakan jajaran direksi dan karyawan Jaya Pembangunan, Metropolitan Group dan Ciputra Grup. Selebihnya tentu saja mereka yang teramat mengasihi pak Ci yakni keluarga yangterdiri dari seorang Istri, 4 anak, 4 menantu,10 cucu dan 7 cicit beserta keluarga besar lainnya.Turut hadir jajaran pemerintahan Desa Suka Maju - Jonggol.
Pukul 10.30 proses pemakaman dimulai. Rombongan keluarga yang menyertai jenazah pak Ci tiba. Iring-iringan Istri Pak Cri ( Ibu Dian Sumeler) didampingi Anak-anak pak Ci memasuki tenda utama yang di dalamnya terdapat pusara yang telah disiapkan. Warna hijau yang menghampar menambah damai suasana menjelang siang.
Petugas menempatkan peti jenazah pada tempat yang telah disediakan menyanding altar lengkap dengan foto yang dibalut rangkaian bunga. Awak Media mulai memasang mata kamera begitu Master of Ceremony membacakan rangkaian acara pembuka dimana peti jenazah pak Ci ditutup oleh kain penutup berwarna coklat muda yang diatasnya terdapat logo Ciputra.
Nyayian Hymne Pembanguna Jaya disusul Hymne Metropolitan Grup dan Hymne Ciputra mengantarkan suasana khidmat atas penghomatan terhadap Pak Ci. Ya, pada 3 unit nama bisnis itulah Pak Ci sedemikian dinamis menjalani tiap capaian usaha sebagai pengusaha. Latar belakangnya sebagai Arsitek jebolan ITB mengukir sejarah tersendiri saat awal memulai debut karier awalnya di PT Pembangunan Jaya Jakarta (gabungan antara pemda DKI dengan investor swasta).
Pertemuanya dengan Gubernur DKI Jakarta yang waktu itu dijabat oleh Gubernur Ali Sadikin membawa jejak kepiawaian idenya melempar konsep meremajakan pembangunan Jakarta. Project kawasan pasar senen menjadi titik tolak pak Ci. Hingga kemudian mendapat kesempatan untuk bertemu Ir. Soekarno, presiden RI saat itu.
Pak Ci, bagian dari pelaku sejarah pembangunan Jakarta tempo dulu hingga kini. Itu pula yang kemudian membawa pak Ci menjadi pribadi yang penuh kasih terhadap sesama. Tak hanya core bisnis yang dikembangkan, tapi juga sisi pengembangan sumber daya manusia dan talenta olahraga. Diantara sekian banyak anak perusahaan dan pengembangan usaha yang menginduk di 3 nama tersebut diatas, terdapat pula sisi tanggung jawab sosial berupa yayasan pendidikan. Sebut saja sekolah pembangunan Jaya hingga universitas Ciputra.
Upaya mensupport olahraga pun kongkrit dilakukan dengan melalui support terhadap dunia bulu tangkis Indonesia. Diantara ratusan tamu yang hadir, terlihat atlit bulu tangkis legendaris yakni Susi Susanti. Klub Bulu tangkis Jaya Raya sendiri saat ini diketuai oleh Susi Susanti.
Namun di balik itu, ada cerita bahwa Debut bulu tangkisnya tak bisa lepas dari support Pak Ci hingga mencapai prestasi gemilang di Sea Games tahun 1987. Dedikasi seorang Ciputra memperoleh lebih dari 80 penghargaan nasional hingga internasional.
Pusara pak Ci dihias sempurna dangan taburan bunga nuansa putih dan mawar merah yang menghias diatasnya. Tak jauh dari pusara tersebut terdapat pula prasasti yang mengukir nama dan kisah dari kedua orang tua pak Ci,Pusara Sang Ayah yakni Tjie Siem Po bersanding dengan pusara Sang Ibu Lie Eng Nio. Menurut informasi, di areal makam keluarga ini terdapat 8 makam termasuk makam pak Ci.
Selamat jalan pak Ci...
Sungguh inspiratif jejak bisnismu selama ini. lamat-lamat saya mengingat lirik Hymne Pembangunan Jaya yang tadi menjadi pembuka pengantar Peti Jenazah pak Ci diletakkan diatas pusara. Sepenggal kalimat itu berhasil saya ingat meski saat saya menuliskan ini, saya cukup sibuk menyimak tayangan ulang video dan membandingkannya dengan video hasil googling untuk memastikannya agar tak salah menulis ulang lirik yang saya dengar.
"Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa"
"Manusia Jaya Membangun Negara"
Pak Ci telah khatam menjadi manusia Jaya hingga melahirkan 2 grup bisnis lainnya . Inilah sebentuk penghormatan dari mereka yang hadir penuh kasih mengantar Pak Ci di pusara terakhirnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews