beberapa tamunya umumnya adalah wanita berusia tidak produktif lagi. Rambut mereka sudah beruban, bahkan ada yang sudah sakit-sakitan. Tetapi HB memperlakukan mereka dengan baik.
Di kolong langit ini manusia berinsting menjadi raja, tetapi tidak banyak yang dianugerahi tuhan berjiwa ksatria.
Raja berhasrat menguasai segala urusan, sedangkan ksatria berhasrat melindungi dan mengasihi yang lemah. Harianto Badjoeri, yang disapa HB oleh koleganya ini, adalah tipe lelaki yang dianugerahi tuhan berjiwa ksatria.
Dia selalu puas bila bisa mengasihi dan melindungi orang-orang lemah dan tidak beruntung hidupnya, terlebih kepada kaum wanita yang menjadi ibu dari kehidupan manusia.
Kisah HB yang bisa disebut “melankolis” ini diceritakan oleh sahabatnya, Jurnalis namanya. “Pak HB itu tidak bisa berkutik menghadapi Ibu (isterinya –red),” ungkapnya.
Dan, cerita itu dibenarkan oleh sahabat HB lainnya, Dante namanya. Menurut Dante, pernah satu hari, HB yang bertubuh tinggi besar ini memimpin personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta hendak mengeksekusi tanah atas putusan pengadilan di kawasan Jakarta Selatan.
Ketika eksekusi tanah berlangsung, pecahlah bentrokan. Sekelompok orang dengan didampingi seorang pengacara berusaha mempertahankan tanah mereka dari eksekusi Satpol PP.
“Ayo lawan! Saya tidak takut dengan Satpol PP!” kata seorang pengacara dengan suara lantang.
Melihat perlawanan ini, HB yang di depan juga tidak kalah gertak. Dia berkata, “Apalagi saya! Saya tidak pernah takut dengan siapa saja! Saya hanya takut kepada tuhan… dan isteri saya!” kata HB sambil menengok ke arah anak buahnya yang berdiri di belakangnya.
Mendengar ucapan lantang komandannya itu, para personel Satpol PP kaget. Mereka saling pandang satu sama lainnya. Mereka kemudian diam.
Usai kegiatan eksekusi, ucapan HB yang spontan mengaku takut kepada isteri jadi bahan bisik-bisik anak buahnya sambil tertawa-tawa. “Bapak yang keras gitu ternyata sangat menghormati wanita ya?” ujar seorang personel Satpol PP.
Jiwa HB yang tidak kuasa berkasar kepada wanita ini tercermin dari kesehariannya dia berlaku. Lihatlah bagaimana dia menempatkan tamu-tamu wanita pada posisi lebih baik daripada lelaki.
Bahkan beberapa tamunya umumnya adalah wanita berusia tidak produktif lagi. Rambut mereka sudah beruban, bahkan ada yang sudah sakit-sakitan. Tetapi HB memperlakukan mereka dengan baik.
Seperti biasa seorang HB. Setiap tamunya pulang, HB selalu merogoh tasnya. Lalu srek, srek, srek, beberapa lembar uang diberikan kepada tamunya itu. Bahkan, dia juga masih memberi beberapa vitamin kepada tamu wanita yang sudah tak lagi muda itu.
“Ini buat jaga stamina dan kesehatan,” kata HB.
Inilah HB, seorang “jawara” yang selalu mengasihi dan melindungi wanita tanpa melihat rupa dan usia.
Krista Riyanto
***
Tulisan sebelumnya: Harianto Badjoeri [6]: Biayai Anak Pengayuh Becak Tempuh S2 Ilmu Hukum
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews