Dengan membiayai Noviana ini, HB berharap, kelak dia akan menjadi orang yang berguna. Berguna bukan saja ilmunya tetapi berguna budinya.
Setelah pensiun dari birokrasi di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, HB, sapaan akrab Harianto Badjoeri, melalui HB Center, sebuah lembaga sosial kemasyarakatan yang dia dirikan, aktif membantu siapa saja yang sedang mengalami musibah alam, dilanda sakit, sampai mereka yang terlantar pendidikannya.
Salah seorang anak negeri yang mendapat perhatian dari HB Center adalah Noviana (24 tahun). Gadis manis dari Surabaya, Jawa Timur, anak pengayuh becak ini mendapat biaya pendidikan untuk menempuh S2 ilmu hukum di Universitas Airlangga, Surabaya.
Noviana bukan anak sembarangan, meskipun dia berlatar belakang sebagai pengamen jalanan sejak duduk di SMP, tapi dia adalah sarjana hukum yang lulus dari Universitas Airlangga dengan IPK 3,94 (cumlaude).
Prestasi inilah yang menarik perhatian HB untuk membantu Noviana menempuh S2 agar dia kelak menjadi orang yang status sosialnya lebih baik daripada sekarang. Supaya kelak dia juga bisa membantu orang lain yang hidupnya terlantar. Kebaikan agar terus dipelihara secara berkesinambungan dari satu kehidupan ke kehidupan yang lain.
“Saya ingin jadi hakim,” ungkap Noviana.
Hakim adalah salah satu figur penegak keadilan atas sengketa yang melibatkan manusia di lembaga pengadilan. “Supaya orang mendapat keadilan yang seadil-adilnya,” kata Noviana, anak keempat dari delapan bersaudara ini.
Untuk tahap awal pendidikannya, Noviana yang diundang ke kantor HB di Jakarta mengaku diberi uang Rp20 juta atas nama HB Center. Uang itu dia gunakan untuk biaya pendaftaran sampai kebutuhan awal masuk S2.
“Saya ucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Harianto Badjoeri,” kata Noviana.
“Saya akan biayai dia sampai lulus S2. Saya tanggung penuh biaya pendidikannya,” ujar HB semangat.
Dengan membiayai Noviana ini, HB berharap, kelak dia akan menjadi orang yang berguna. Berguna bukan saja ilmunya tetapi berguna budinya. Noviana diharapkan bisa menularkan setiap budi baik yang pernah menghampirinya kepada orang lain yang membutuhkan.
“Begitulah seharusnya kehidupan ini berjalan. Kebaikan harus ditularkan kepada orang secara berkelanjutan agar tidak ada satu pun manusia di bumi ini yang hidup sengsara,” kata HB mengenang masa kecilnya yang suka “nyolong” beras dan minyak di dapur rumahnya untuk dia berikan kepada tetangganya ini.
Krista Riyanto
***
Tulisan sebelumnya: Harianto Badjoeri [5]: Tidak Pernah “Gemede” Kepada Orang Lain
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews