Dengan sikapnya itu, orang merasa lebih hormat dengan HB. Di mana saja berada, kehormatan yang dimiliki HB tak akan pernah hilang, sekalipun jabatan publik tak lagi melekat padanya.
Sosok HB, sapaan akrab Harianto Badjoeri tidak pernah “gemede” (Jawa, artinya merasa hebat dan besar) meskipun dia memang besar dan hebat.
“Beliau humble kepada siapa saja,” ungkap mantan Kapolda Lampung yang sekarang sudah purnawirawan, Edward Syah Pernong. Edward cukup lama mengenal sepak terjang HB baik di Ibu Kota maupun ketika sedang “keluyuran” di luar kota.
Kesaksian Edward ini nyaris sama dengan yang dituturkan oleh kalangan anggota kepolisian lainnya, baik yang berpangkat brigadir sampai jenderal. HB adalah sosok yang berusaha mencari kawan sebanyak-banyaknya, namun menghindari permusuhan sekecil-kecilnya. Seribu kawan kurang, satu lawan kebanyakan, --itulah pepatahnya.
“Pak Harianto juga bisa menghormati pertemanan secara baik. Tidak memperlakukan teman sebagai orang yang lebih rendah dari dia,” kata Edward.
Edward kemudian bercerita tentang pengalamannya menangani sebuah perkara seseorang ketika dia sedang menjabat selaku Kapolres Metro Jakarta Barat waktu itu. Kebetulan orang yang dia sedang tangani ini adalah sahabat dari HB. HB sendiri waktu itu selain sebagai pejabat teras di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI, dia juga membina banyak organisasi kemasyarakatan.
Sebagai orang yang “dituakan” oleh organisasi masyarakat, HB pun datang ke ruang tahanan markas Polres Metro Jakarta Barat untuk menjenguk sahabatnya itu. Sebagai komandan tertinggi di situ, Edward menduga HB akan meminta sesuatu yang istimewa kepadanya atas perkara orang yang sedang dia tangani.
“Ternyata saya salah menduga. Pak Harianto hanya bilang ke saya bahwa dia sekadar menjenguk orang itu. Bahkan, Pak Harianto juga tidak berusaha untuk meminta tahanan luar atas orang itu,” ungkap Edward.
Dari peristiwa itu, Edward melihat HB sebagai sosok “pentolan” yang tidak suka meminta layanan istimewa kepada sahabatnya yang sedang menjalankan tugas. Ini suatu sikap yang amat langka bisa diperankan oleh orang lain bila sudah menyandang predikat sebagai “jawara”.
Justeru dengan sikapnya itu, orang merasa lebih hormat dengan HB. Di mana saja berada, kehormatan yang dimiliki HB tak akan pernah hilang, sekalipun jabatan publik tak lagi melekat padanya.
Krista Riyanto
***
Tulisan sebelumnya: Harianto Badjoeri [4]: Jam Tangan Rp200 Juta Diberikan kepada Sahabatnya
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews