Hikayat Si Joni (1): Balada SMS Nyasar

Minggu, 13 Januari 2019 | 06:42 WIB
0
696
Hikayat Si Joni (1): Balada SMS Nyasar
Ilustrasi SMS seks (Foto: SerbaSembilan.com)

Ribut-ribut soal Mbak Vanessa Angel, "The 80 Million Girl", saya tiba-tiba teringat kembali pada sebuah kisah pribadi. (Tolong yang usianya masih di bawah 21 tahun agar tidak ikut membaca kisah saya ini. Parental guidance is needed here). 

Suatu kali saya mendapat sebuah SMS nyasar yang berbunyi ngeres…res…! 
Begini bunyinya “Ass met pagi pak Joni. Pak sy indah temen nya sari. Sy mau tidur sm bpk. Sy butuh uang buat ayah sy pak. Sy dah ikhlas pak, wass

Begitu mendapat SMS ini hati saya langsung mak deg. Mungkin ada beberapa detik jantung saya berhenti berdetak. Haah…! Saya langsung nyebut dan dzikir. Astagfirullah hal adzim… Audzubillahi minas syaitanirrojim… Allahumma inni audzubika minal khubutsi wal khabaits… Subhanallah wal hamdulillah wala ilahaa illallah wallahu akbar… 

Setelah hati saya mulai tenang SMS itu saya baca lagi pelan-pelan. Entah berkat dzikir saya tadi atau setelah membaca dengan cermat saya baru sadar bahwa ternyata saya ini GR.

Pertama, nama saya kan bukan Pak Joni (yang benar adalah Pak Imron, jare Cak Nanang Ahmad Rizali). Jadi jelas SMS itu bukan untuk saya dan entah bagaimana ceritanya kok bisa masuk ke nomor HP saya. Opo aku iki koyok Pak Joni? Yang jelas sebenarnya saya tidak perlu mak deg. 

Yang kedua, saya juga tidak kenal siapa itu Indah temannya Sari. Ada beberapa orang yang bernama Indah dan Sari yang saya kenal tapi jelas gak ada hubungannya dengan Pak Joni.

Yang ketiga, dia bilang dia ‘mau tidur sm bpk’. Lha ini…! 

Meski banyak teman yang bilang bahwa saya ini menguasai ‘Reading Comprehension IV’ dan dapat nilai ‘A’ bulat untuk mata kuliah ini dulu tapi kalimat ini agak membingungkan. Saya sudah bisa memecahkan kode ‘sm’ yang merupakan singkatan dari kata ‘sama’ dan kode ‘bpk’ yang ternyata singkatan dari kata ‘bapak’ dan bukan ‘Badan Pemeriksa Keuangan’. Tapi apa makna dari kalimat tersebut sungguh misterius.

Kayaknya saya perlu tanya sama Mas Nanang, sute saya yang ahli soal kode dan perkodewan, sak jane kenapa si Indah ini mau tidur sama bapak dan bapak siapa yang ia maksudkan. Apakah dia takut tidur sendirian sehingga perlu ditemani sama Pak Joni (c/q Imron).

Saya butuh waktu agak lama untuk melepaskan diri dari kalimat yang menjebak ini. Biarlah saya simpan dulu kalimat ini.

Setelah itu saya baru beralih ke kalimat berikutnya, “Sy butuh uang buat ayah sy pak.” Ternyata ini jawabannya…! Tidak perlu sampai ke ‘Reading Comprehension IV’. Ndilalah toh…! 

Di sini timbul rasa haru saya. Si Indah ini ‘mau tidur sm bpk’ ternyata karena ‘Sy butuh uang buat ayah sy pak’. Ini tentu berbeda dengan Mbak Angel yang bermotifkan ‘menjemput rejeki’ sampai ke Surabaya. Apalagi saya lumayan terkenal loman, mudah jatuh hati dan suka membantu orang-orang yang kesusahan (opo maneh nek areke rodok bening). 

Jadi apa salahnya kalau saya menggantikan Pak Joni demi membantu seseorang yang butuh uang demi ayahnya? 

Saya membayangkan alangkah senangnya hati Indah ini jika saya tiba-tiba tampil menggantikan Pak Joni demi menolong ayahnya yang sedang sakit parah (Siktalah, Jon…! Sing muni bapaknya Indah sakit parah iku sopo? Ojok kemeruh tah awakmu iku).

Saya juga tercenung agak lama pada kalimat ini. Timbul rasa bimbang dalam hati saya apakah saya perlu tampil menggantikan Pak Joni atau Pak Imron. 

Pada kalimat berikutnya ‘Sy dah ikhlas pak, wass’ saya tiba-tiba merasa jatuh kasihan lagi. Jadi sebetulnya Indah ini sebelumnya tidak ikhlas ‘tidur sm bpk’ (dalam hal ini adalah Pak Joni).

Tapi karena butuh uang buat ayahnya (entah mau dipakai berobat sama ayahnya atau mau dipakai minum-minum kita tidak tahu. The story doesn’t tell) maka terpaksalah ia ‘ikhlas tidur sm bpk Joni’. Itu karena TERPAKSA, gaes. Bukan karena KHILAF seperti Mbak Angel.

Tolong jangan suudzon apalagi berpikiran negatif. Punyailah sedikit empati (lagipula kita juga belum tahu sebenarnya berapa sih dana yang ia butuhkan untuk ayahnya tersebut). Berilah kesempatan padanya untuk menjelaskan. 

Kalimatnya ditutup dengan ‘wass’ menunjukkan bahwa si Indah ini adalah seorang muslimah yang tahu unggah ungguh. Saya lalu membayangkan seperti apa ya wajah (dan bentuk tubuh) si Indah ini…

Oke, wis leren… jangan teruskan bolehmu membayangkan yang bukan-bukan.

Nah, saya mau tanya pada kalian, wahai Joni dan Imron…

Apa yang akan engkau lakukan jika engkau mendapatkan SMS nyasar seperti itu…?!

***

Surabaya, 8 Januari 2018

(Bersambung)