Ribut-ribut soal Mbak Vanessa Angel, "The 80 Million Girl", saya tiba-tiba teringat kembali pada sebuah kisah pribadi. (Tolong yang usianya masih di bawah 21 tahun agar tidak ikut membaca kisah saya ini. Parental guidance is needed here).
Suatu kali saya mendapat sebuah SMS nyasar yang berbunyi ngeres…res…!
Begini bunyinya “Ass met pagi pak Joni. Pak sy indah temen nya sari. Sy mau tidur sm bpk. Sy butuh uang buat ayah sy pak. Sy dah ikhlas pak, wass”
Begitu mendapat SMS ini hati saya langsung mak deg. Mungkin ada beberapa detik jantung saya berhenti berdetak. Haah…! Saya langsung nyebut dan dzikir. Astagfirullah hal adzim… Audzubillahi minas syaitanirrojim… Allahumma inni audzubika minal khubutsi wal khabaits… Subhanallah wal hamdulillah wala ilahaa illallah wallahu akbar…
Setelah hati saya mulai tenang SMS itu saya baca lagi pelan-pelan. Entah berkat dzikir saya tadi atau setelah membaca dengan cermat saya baru sadar bahwa ternyata saya ini GR.
Pertama, nama saya kan bukan Pak Joni (yang benar adalah Pak Imron, jare Cak Nanang Ahmad Rizali). Jadi jelas SMS itu bukan untuk saya dan entah bagaimana ceritanya kok bisa masuk ke nomor HP saya. Opo aku iki koyok Pak Joni? Yang jelas sebenarnya saya tidak perlu mak deg.
Yang kedua, saya juga tidak kenal siapa itu Indah temannya Sari. Ada beberapa orang yang bernama Indah dan Sari yang saya kenal tapi jelas gak ada hubungannya dengan Pak Joni.
Yang ketiga, dia bilang dia ‘mau tidur sm bpk’. Lha ini…!
Meski banyak teman yang bilang bahwa saya ini menguasai ‘Reading Comprehension IV’ dan dapat nilai ‘A’ bulat untuk mata kuliah ini dulu tapi kalimat ini agak membingungkan. Saya sudah bisa memecahkan kode ‘sm’ yang merupakan singkatan dari kata ‘sama’ dan kode ‘bpk’ yang ternyata singkatan dari kata ‘bapak’ dan bukan ‘Badan Pemeriksa Keuangan’. Tapi apa makna dari kalimat tersebut sungguh misterius.
Kayaknya saya perlu tanya sama Mas Nanang, sute saya yang ahli soal kode dan perkodewan, sak jane kenapa si Indah ini mau tidur sama bapak dan bapak siapa yang ia maksudkan. Apakah dia takut tidur sendirian sehingga perlu ditemani sama Pak Joni (c/q Imron).
Saya butuh waktu agak lama untuk melepaskan diri dari kalimat yang menjebak ini. Biarlah saya simpan dulu kalimat ini.
Setelah itu saya baru beralih ke kalimat berikutnya, “Sy butuh uang buat ayah sy pak.” Ternyata ini jawabannya…! Tidak perlu sampai ke ‘Reading Comprehension IV’. Ndilalah toh…!
Di sini timbul rasa haru saya. Si Indah ini ‘mau tidur sm bpk’ ternyata karena ‘Sy butuh uang buat ayah sy pak’. Ini tentu berbeda dengan Mbak Angel yang bermotifkan ‘menjemput rejeki’ sampai ke Surabaya. Apalagi saya lumayan terkenal loman, mudah jatuh hati dan suka membantu orang-orang yang kesusahan (opo maneh nek areke rodok bening).
Jadi apa salahnya kalau saya menggantikan Pak Joni demi membantu seseorang yang butuh uang demi ayahnya?
Saya membayangkan alangkah senangnya hati Indah ini jika saya tiba-tiba tampil menggantikan Pak Joni demi menolong ayahnya yang sedang sakit parah (Siktalah, Jon…! Sing muni bapaknya Indah sakit parah iku sopo? Ojok kemeruh tah awakmu iku).
Saya juga tercenung agak lama pada kalimat ini. Timbul rasa bimbang dalam hati saya apakah saya perlu tampil menggantikan Pak Joni atau Pak Imron.
Pada kalimat berikutnya ‘Sy dah ikhlas pak, wass’ saya tiba-tiba merasa jatuh kasihan lagi. Jadi sebetulnya Indah ini sebelumnya tidak ikhlas ‘tidur sm bpk’ (dalam hal ini adalah Pak Joni).
Tapi karena butuh uang buat ayahnya (entah mau dipakai berobat sama ayahnya atau mau dipakai minum-minum kita tidak tahu. The story doesn’t tell) maka terpaksalah ia ‘ikhlas tidur sm bpk Joni’. Itu karena TERPAKSA, gaes. Bukan karena KHILAF seperti Mbak Angel.
Tolong jangan suudzon apalagi berpikiran negatif. Punyailah sedikit empati (lagipula kita juga belum tahu sebenarnya berapa sih dana yang ia butuhkan untuk ayahnya tersebut). Berilah kesempatan padanya untuk menjelaskan.
Kalimatnya ditutup dengan ‘wass’ menunjukkan bahwa si Indah ini adalah seorang muslimah yang tahu unggah ungguh. Saya lalu membayangkan seperti apa ya wajah (dan bentuk tubuh) si Indah ini…
Oke, wis leren… jangan teruskan bolehmu membayangkan yang bukan-bukan.
Nah, saya mau tanya pada kalian, wahai Joni dan Imron…
Apa yang akan engkau lakukan jika engkau mendapatkan SMS nyasar seperti itu…?!
***
Surabaya, 8 Januari 2018
(Bersambung)
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews