Daniel Dhakidae

Selain tulisan-tulisannya di Prisma, mantan kepala Litbang Kompas ini telah menulis beberapa buku serius.

Selasa, 6 April 2021 | 20:53 WIB
0
229
Daniel Dhakidae
Daniel Dhakidae (Foto: Bisnis.com)

Intelektual sejati dan pemikir kritis itu telah pergi meninggalkan duka mendalam bagi kita semua, para sahabat dan semua orang yang memahami posisi dan peran intelektualnya: Daniel Dhakidae, Ph. D, yang akrab disapa Bang DD.

Tapi setelah larut dalam duka, kita tersadar ada warisan berharga peninggalan DD yang perlu terus dirawat: tradisi pemikiran kritis khususnya dalam ilmu-ilmu sosial, juga tradisi memelihara akal sehat di tengah realitas saat ini....

Tradisi pemikiran kritis sudah melekat dalam diri DD sejak usia muda, saat dia mengawali pendidikan filsafat di Seminari Tinggi St. Petrus, Ritapiret dan di Seminari Tinggi St. Paulus, Ledalero, Flores, NTT. 

Tradisi itu semakin mengental pada fase berikutnya saat dia melanjutkan studi ilmu politik di UGM. Skripsi S1-nya berjudul "Nonvoting dalam Pemilihan Umum 1972 di Indonesia: Studi tentang Tingkah Laku Politik Mahasiswa Indonesia dengan Kasus Universitas Gadjah Mada" (1975).

Saat mahasiswa di UGM, DD bergabung dalam kelompok terbatas grup diskusi bersama Ashadi Siregar, Peter Hagul, dan lainnya yang aktif menerbitkan Jurnal Mingguan SENDI (Peter Hagul kemudian menjadi Pemred pertama koran kampus 'Gelora Mahasiswa', koran tempat saya juga aktif menulis).

Tamat dari UGM Yogyakarta, DD bergabung dengan Jurnal Prisma (LP3ES) tahun 1976 (saya sendiri baru ikut bergabung ke Prisma akhir 1979).

Kita semua tahu, di Prisma-lah, sosok DD sebagai intelektual pemikir kritis semakin terbentuk dan sekaligus semakin dikenal luas melalui tulisan-tulisannya di jurnal ini.

DD kemudian melanjutkan studinya dan meraih Ph. D dari Cornell University, Amerika, dengan disertasi berjudul "The State, The Rise of Capital, and The Fall of Political Journalism: Political Economy of Indonesian News Industry" (1991).

Disertasi ini mendapat penghargaan 'The Lauriston Sharp Prize' dari Southeast Asian Program Cornell University karena telah "memberikan sumbangan luar biasa bagi perkembangan ilmu".

Kembali ke Indonesia, DD menjadi Kepala Litbang Harian Kompas (1994-2006); selain tetap sebagai pengelola dan Pemimpin Redaksi Prisma sampai akhir hayatnya. Dia juga salah satu pendiri dan pengurus Yayasan Tifa.

Selain tulisan-tulisannya di Prisma, DD telah menulis beberapa buku serius. Salah satunya yang merupakan 'master piece'-nya adalah CENDEKIAWAN DAN KEKUASAAN DALAM NEGARA ORDE BARU (2003). DD kemudian menulis satu lagi buku serius, MENERJANG BADAI KEKUASAAN (2015). 

DD bersama Vedi R. Hadi juga penyunting buku SOCIAL SCIENCE AND POWER IN INDONESIA (2005).

Selain menulis, DD juga menerjemahkan beberapa buku serius, di antaranya karya Harry J. Benda, BULAN SABIT DAN MATAHARI TERBIT: Islam di Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang (1980); buku Maurice Duverger, SOSIOLOGI POLITIK (1985); buku Wright Mills, THE SOCIOLOGICAL IMAGINATION; dan buku Benedict R.O.G. Anderson, IMAGINED COMMUNITIES (2008).

Itu adalah sebagian dari warisan yang ditinggalkan DD buat kita. Selamat jalan Bang DD - Daniel Dhakidae (22 Agustus 1945 - 6 April 2021).

***