Kartu nama adalah barang paling sepele sebagai pengingat hubugan baik antarmanusia, khususnya orang yang akan menjalin persahabatan lebih lanjut.
Harianto Badjoeri yang akrab disapa HB ini meskipun berwatak keras dan tegas, namun juga penuh humor tingkat dewa. Bukan hanya membikin tertawa kepada orang-orang yang masih hidup di sekitarnya, orang mati pun dia bikin tertawa.
Nih ceritanya yang paling membuat orang tertawa di luar kebiasaan.
Pada suatu hari, salah seorang lelaki sahabat HB meninggal. Sahabat ini berasal dari daerah di Pulau Sumatera dan beragama bukan Islam.
Dengan adat dan tata acara agamanya, almarhum di semayamkan di rumah duka dengan dipakaikan jas dan peti mati. Keluarga inti maupun keluarga besarnya menangis pilu, sehingga seisi ruangan itu begitu berduka suasananya.
Sudah seperti biasanya, seorang HB dengan diiringi rombongannya melayat ke rumah duka sahabatnya itu. Begitu masuk ruangan, HB kaget melihat suasana yang begitu berduka. Semua anggota keluarga berlinang air mata sambil tak henti-hentinya berdoa.
HB pun mendekati peti mati sahabatnya itu. Di depan peti mati, HB mengomat-ngamitkan bibirnya sebagai tanda dia sedang menggucapkan doa sesuai agamanya.
Selesai berdoa, dia kemudian memanggil ajudannya. “Tolong kartu nama saya,” katanya.
“Ini Pak,” kata ajudannya sambil menyerahkan kartu nama kepada HB.
Dengan santainya, HB kemudian memasukkan kartu namanya itu ke kantung jas almarhum yang sudah terbujur di peti mati.
“Kawan, ini saya kasih kartu nama. Supaya kamu mengingat saya sekaligus memanggil saya bila membutuhkanku,” kata HB mantab.
Melihat tindakan HB ini, keluaga almarhum yang tadinya menangis pilu mendadak berhenti. Mereka heran. Mereka saling pandang satu dan lainnya. Sebentar kemudian, mereka tertawa terbahak-bahak.
“Aduh, ada-ada saja Bapak ini. Orang mati pun masih dikasih kartu nama dan diajak bercanda pula,” ujar salah seorang anggota keluarga almarhum seprti dituturkan oleh saksi hidup, Raymond Pardede.
Sekilas, pemberian kartu nama itu sekadar bahan lelucon, tapi sebenarnya itu adalah pesan kecil yang keluar secara spontan dari sifat dasar seorang manusia. Manusia yang berwatak pemberi dan sosial, dia akan selalu memberikan sesuatu yang melekat kepada orang yang dia kenal atau membutuhkan. Sebaliknya, manusia kikir akan merasa rugi meskipun sekadar membantu barang sepele.
Begitu juga HB, wataknya sebagai manusia pemurah muncul sekalipun menghadapi orang mati. Dia berusaha memberi sesuatu yang sederhana, namun menjadi pesan pengingat.
Kartu nama adalah barang paling sepele sebagai pengingat hubugan baik antarmanusia, khususnya orang yang akan menjalin persahabatan lebih lanjut.
Krista Riyanto
***
Tulisan sebelumnya: Harianto Badjoeri [2]: Dermawan Sejak Jadi Pegawai Rendahan
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews