Keluarga itu lupa bahwa televisi itu dikuasai kaum kapitalis. Acaranya glamor. Banyak artis diundang dengan tarif ratusan juta semalam. Tak ada satu pun rakyat kecil yang terbantu.
Pengin ketawa membaca beberapa pendapat terkait perayaan tahun baru. Ada yang bilang, perayaan tahun baru itu haram karena bukan tuntunan agama Islam. Hadeuw.....
Mosok perayaan tahun baru dibawa ke ranah ibadah. Menurut saya, nggak nyambung. Perayaan tahun baru, menurut saya, menitikberatkan aspek ekonomi dan hubungan sosial.
Karena perayaan tahun baru membutuhkan terompet dan kadang kembang api, hitung berapa ribu orang terbantu. Mulai penyedia kertas, bambu, pernak pernik, hingga pedagang. Keterampilan mereka cuma itu, mosok kita putus mata pencahariannya.
Ingat, ada ratusan ribu hingga jutaan orang terbantu dari satu momen setahun sekali. Dari usaha hulu hingga hilir. Bukankah ini termasuk ibadah karena membantu ekonomi rakyat kecil?
Itu belum termasuk pedagang makanan dan minuman, restoran, cafe hingga angkringan. Berapa ratus juta hingga berapa miliar keuntungan yang bisa diperoleh dari momen setahun sekali ini? Bukankah ini termasuk ibadah karena menggerakkan perekonomian nasional?
Karena sering terjadi kejahatan dan tindakan asusila saat perayaan tahun baru, katanya.
Waduh, kok menyalahkan perayaannya sih. Kalau jari sakit, tak perlu tangan diamputasi. Cukup jari yang sakit diobati agar normal kembali. Ingat, sekali salah amputasi bisa bikin cacat seumur hidup. Bahaya sekali, kan.....
Sama dengan perayaan tahun baru. Jika ada tindak kejahatan, bantu aparat penegak hukum untuk bertindak tegas. Segera laporkan ketika menjumpai kejahatan. Jangan diam saja....
Jika ada orang yang melakukan tindak asusila, tegur dan nasihati dia. Jika takut menasihati sendirian, lakukan bersama-sama.
Tapi, itu kan meniru budaya yahudi, katanya lagi.
Kalau dianggap meniru yahudi, cukup luruskan niat. Ya Allah, saya berniat merayakan tahun baru agar bisa bersama-sama bergembira dengan pelaku bisnis terompet. Insya Allah, perayaan tahun baru akan dicatat sebagai kebaikan.
Di sebuah rumah, sepasang suami istri dan anaknya tidak keluar rumah. Mereka pilih merayakan pergantian tahun dengan menonton acara di televisi. Tentu sambil menikmati popcorn dan camilan yang dibeli lewat gofood. Saat ada hitungan mundur 10-1, mereka pun menirukan ucapan host-nya.Keluarga itu lupa bahwa televisi itu dikuasai kaum kapitalis. Acaranya glamor. Banyak artis diundang dengan tarif ratusan juta semalam. Tak ada satu pun rakyat kecil yang terbantu.
Akibat makin banyaknya keluarga yang menonton acara perayaan pergantian tahun secara live, rating acara naik. Dan tarif iklan pun melonjak terbang mengangkasa. Siapa yang untung: rakyat kecil atau pengusaha besar?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews