Rosyid seperti tertimpa rezeki nomplok. Orang-orang sekampungnya di Madura pun geger mendengar kabar Rosyid dapat mobil dari salah seorang pejabat teras di Pemprov DKI Jakarta.
Rosyid (42 tahun), pedagang pecel lele di Monumen Nasional (Monas) Jakarta tak mengira hidupnya akan “semewah” ini. Warung permanen punya, anak kuliah di jurusan kesehatan, dan mobil pun punya.
Kemewahan yang dia dapat sejak merantau dari tanah Madura, Jawa Timur, ini bukan datang sendiri, tetapi atas kemurahan tuhan setelah dia berkenalan dengan Harianto Badjoeri yang akrab disapa HB oleh koleganya.
Waktu awal tahun 2000-an, Rosyid yang berdagang kaki lima di Monas sering bersentuhan dengan personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI, yang dipimpin HB. HB sendiri kala itu menjabat sebagai wakil kepala Satpol PP DKI.
Melihat “serdadu” Satpol PP yang bertugas mengamankan Monas, Rosyid pun sering membantu mereka. Misalnya ketika HB dan anak buahnya sedang mengontrol Monas, Rosyid sering mencarikan kursi buat duduk mereka. Dia juga menyediakan minuman dan makanan buat personel Satpol PP.
Seringnya bertemu HB ini, membuat dia dipercaya oleh legenda Satpol PP DKI itu. Rosyid pun sering diminta untuk membelikan makanan dan minuman oleh HB buat anak buahnya yang panas-panasan di Monas. Akhirnya, Rosyid kebablasan semacam menjadi “cantrik” (Jawa = pengikut) seorang HB.
“Kadang saya juga mijit-mijit badan Bapak yang sedang pegal-pegal,” kata lelaki beranak 2 dengan dialek Madura yang masih kental ini.
Setelah beberapa tahun nyantrik kepada HB, Rosyid yang tidak tamat sekolah dasar ini mendapat rezeki lebih banyak. Dia mulai mendapat perhatian dari HB. Kebetulan, anaknya juga mulai tumbuh besar dan butuh biaya sekolah lebih besar juga.
“Anak saya yang besar sekarang sudah kuliah di jurusan kesehatan Pak. Alhamdulillah dibantu Pak HB,” ujar Rosyid.
Bukan hanya biaya sekolah, Rosyid juga sudah mendapat tempat berdagang permanen di Kawasan Monas—Lenggang Jakarta. Di lokasi dagang permanen itu, Rosyid berjualan pecel lele, ayam, dan ikan goreng untuk menyambung hidup.
“Saya orang kampung Pak. Jadi bisa berjualan menetap di Monas sudah kemewahan, karena tidak semua orang bisa mendapatkannya,” ujar Rosyid.
Tetapi, kalau sudah rezeki tidak akan lari ke mana. Tiba-tiba, HB yang dia ikuti memberinya sesuatu yang hanya bisa dibeli orang kaya. HB memberikan Toyota Avanza baru kepada Rosyid.
Rosyid seperti tertimpa rezeki nomplok. Orang-orang sekampungnya di Madura pun geger mendengar kabar Rosyid dapat mobil dari salah seorang pejabat teras di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Alhamdulillah, saya hanya bisa memanjatkan doa untuk Bapak Harianto dan keluarganya,” kata Rosyid terharu mengenang detik-detik pemberian mobil itu.
Sekarang, Rosyid dan keluarganya bisa bergaya jika pulang ke kampung halamannya di Madura. Eng, ing, eng,…dia pulang kampung bermobil ria.
Krista Riyanto
***
Tulisan sebelumnya: Harianto Badjoeri [8]: Senang Biayai Orang Baik atau “Ndugal” ke Tanah Suci
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews