Bagi HB, senakal-nakalnya manusia di bumi, menziarahi tanah suci tempat nabi dan rasul dilahirkan adalah kewajiban yang mesti diperjuangkan agar manusia punya relasi istimewa dengan Tuhan.
Banyak orang yang tidak kesampaian melihat tanah yang mereka sucikan sesuai agama mereka, karena membutuhkan biaya relatif mahal selain faktor panggilan dari tuhan.
Ini disadari oleh Harianto Badjoeri yang akrab disapa HB. Berangkat ke Mekah dan Medinah bagi orang Islam adalah sebuah perjalanan spiritual yang tidak mudah dijangkau, karena biayanya puluhan juta rupiah. Begitu juga pergi ke Jerusalem, Israel, tanah sucinya pemeluk Kristen.
HB yang sudah pergi ke Mekah dan dan Medinah untuk menapaki perjalanan spiritual sebagai seorang muslim, merasa kasihan dengan orang lain yang belum beruntung pergi ke tanah suci itu. Padahal pergi ke tanah suci untuk berhaji adalah rukun Islam.
“Menghajikan orang tidak mudah, karena kesempatannya terbatas, tetapi saya berusaha memberangkatkan orang untuk umrah bagi saudara muslim dan berziarah ke Jerusalem bagi saudara pemeluk Kristen,” ujar HB.
Bagi HB, membiayai orang pergi ke tanah sucinya adalah klimaks batin yang tidak bisa dinilai harganya. Dia seperti mencapai sebuah puncak kepuasan hidup manakala orang yang dia biayai itu bisa menuju ke tanah sucinya.
“Saya akan merasakan kebahagiaan yang sama dengan orang yang pergi ke tanah suci,” katanya.
Membiayai orang pergi ke tanah suci tentu diseleksi. Biasanya, HB membiayai orang tersebut jika yang bersangkutan benar-benar orang baik yang tidak punya biaya, sehingga kelak dia bertambah baik keimanannya. Atau orang yang “ndugal (jawa = nakal –red) agar kendugalannya itu sembuh, sehingga orangnya menjadi “waras” (jawa= normal sehat –red).
“Saya seperti mimpi saja tiba-tiba diberangkat umrah oleh Pak Harianto. Padahal saya bukan saudara Bapak, anaknya juga bukan. Saya berterima kasih sekali, karena tidak bisa membalas kebaikan beliau,” ungkap Rudi (25 tahun), karyawan bagian dapur asal Sumedang, Jawa Barat ini.
Lain lagi cerita seorang pegawai honorer rendahan yang dia berangkatkan umrah. Sebelum umrah, cinta lelaki itu ditolak oleh calon mertua, karena dianggap tak akan mampu membiayai puterinya bila menikah dengannya.
Setelah diberangkatkan umrah oleh HB, rezeki pun menghampiri lelaki itu, Begitu pulang umrah, tak selang berapa lama dia diangkat menjadi pegawai negeri. Kesejahteraannya pun meningkat pesat.
“Calon mertuanya lalu meminta dia untuk menikahi puterinya,” ujar HB sambil tertawa.
Lain lagi cerita Raymond Pardede, lelaki berkumis tebal pemeluk Kristen ini. Dia diberangkatkan HB ke Vatikan, Roma, sebuah negeri tempat pemimpin Krsiten Katolik tertinggi bertahta.
“Saya tak terpikir bisa pergi ke Vatikan. Tetapi, Pak HB malah berpikir jauh ke sana. Puji Tuhan buat Pak HB. Semoga Tuhan berkati Pak HB,” kata Raymond.
Bagi HB, senakal-nakalnya manusia di bumi, menziarahi tanah suci tempat nabi dan rasul dilahirkan adalah kewajiban yang mesti diperjuangkan agar manusia punya relasi istimewa dengan Tuhan yang Maha Kuasa.
“Saya tidak berharap pamrih dan imbalan dari mereka,” ujar HB yang mengaku bahagia bila dibalas dengan doa kebaikan.
Krista Riyanto
***
Tulisan sebelumnya: Harianto Badjoeri [7]: Mengasihi dan Melindungi Kaum Wanita
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews