Berbekal gelar master dan doktor, tak lama setelah kembali ke tanah air BPPT memberinya promosi sebagai Ketua Kelompok Fisika Awan. Posisi itu diembannya pada 2010 – 2012.
Ramalan cuaca meleset, melesetnya itu banyak bangetttt.. cerah ceria, terang benderang di kota Hujan Bogor.. kumaha ieu teh nyaa.. Klo di luar negeri.. ramalan itu selalu benar.. jadi orang kemana mana tepat bawa bajunya..
Demikian seorang netizen menulis di wall facebooknya, Minggu (12/1/2020). Sejumlah foto yang menggambarkan birunya langit di Kota Hujan – Bogor siang itu ia sertakan.
Netizen lain yang tinggal di Bekasi juga melaporkan suasana senada. “Alhamdulillah semua cucian hari ini dah kering selepas duhur,” tulisnya.
Benarkah prakiraan cuaca oleh BMKG meleset?
Beberapa hari sebelum banjir besar menggenangi wilayah Jabodetabek dan daerah lain di Jawa Barat, BMKG secara rutin mengirimkan peringatan tentang potensi hujan ekstrem. Tapi sepertinya banyak para pengambil kebijakan meresponsnya sambil lalu. Tak membuat berbagai antisipasi yang sepatutnya.
Toh begitu BMKG tetap menyampaikan peringatan dini seputar cuaca ekstrem. Lalu, ada update lagi pada 7 Januari 2020 bahwa pada tanggal 9 dan 10 akan ada peningkatan curah hujan tinggi. Respons masyarakat tetap cool. Tapi ketika Kedubes AS yang menyampaikan peringatan perhatian yang diberikan sangat besar. Viral!
Dua hari setelah banjir menerjang Jabodetabek, para ahli cuaca BPPT dengan sokongan penuh dari BNPB, bekerja sama dengan BMKG, LAPAN, dan TNI-AU menggelar operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengurangi curah hujan di Jabodetabek.
Awan-awan di Selat Sunda dan Laut Jawa dijatuhkan sebelum sampai di Jabodetabek.
"Jabodetabek tetap ada hujan. Terutama dari awan-awan yang tumbuhnya memang di daratan. Awan-awan ini tidak kami semai,” kata Tri Handoko Seto.
Bagaimana pun, kata Kepala Balai Besar TMC-BPPT itu, tanah di Jabodetabek tetap punya hak atas air hujan. “Dan TMC juga memang tidak mampu menghilangkan hujan sama sekali setiap hari. Cuma 30-40 persen," kata Seto.
TMC dilaksanakan dengan menyemai garam NaCl di awan aktif dari kabin pesawat CN-295 dan C-212 Cassa yang sudah dimodifikasi dengan konsul khusus. Sekali terbang, CN-295 mampu membawa 2,4 ton garam dan C-212 berkapasitas 800 kg. Rata-rata dalam sehari, pesawat TNI AU mampu melaksanakan tiga kali sorti penerbangan, disesuaikan kondisi di lapangan.
Menurut Seto, saat banjir melanda ibukota pada 2013, TMC juga digunakan untuk membantu memecah hujan. Tak cuma itu, saat terjadi kebakaran hutan di Sumatera Selatan, Riau, dan Kalimantan Barat tahun lalu, TMC-BPPT pun ikut berperan. Tapi tentu saja bukan dengan memecah hujan, melainkan mengkondisikan agar hujan lebih cepat turun.
Ketika Jakarta diselimuti kabut polusi beberapa bulan lalu, Tri Handoko Seto pun sempat menawarkan teknologi serupa. Sayang, Gubernur Pemprov DKI Anies Baswedan tak memberi respons simpatik atas tawaran tersebut.
Dengan rekam jejaknya seperti itu, beberapa teman dan wartawan yang biasa meliput di BPPT menjuluki Tri Handoko Seto sebagai ‘Pawang Hujan’. Tapi ahli cuaca lulusan Jepang itu merendah. “Ini takdir saya untuk menekuni soal hujan buatan.”
Suami dari Dewi Wulandari itu lantas berkisah soal awal-mulanya dia menekuni ilmu tentang awan dan hujan. Lelaki kelahiran Banyuwangi, 21 Januari 1972 itu meraih gelar sarjana fisika dari Universitas Brawijaya, Malang. Lulus dengan nilai cum laude membuat dia percaya diri melamar ke BPPT. Alhamdulillah diterima. Dia ditempatkan di unit hujan buatan pada 1996. Di situlah ia ditempa bersama para sarjana ilmu alam dari berbagai perguruan tinggi.
“Saya tak mau jadi PNS, kecuali di situ ada Pak Habibie. Saya sangat mengidolakan beliau,” ujarnya kepada Tim Blak-blakan detik.com, Jumat (3/1/2020).
Kecerdasan dan ketekunannya bekerja membuat dia diganjar dua beasiswa yakni Science and Technology for Industrial Development 2001-2004. Dengan beasiswa itu dia mengambil gelar master bidang meteorologi dan geofisika di University Kyoto, 2002 – 2004. Untuk tingkat doktoral di bidang dan universitas yang sama, dia mendapat beasiswa Japan Society for the Promotion of Science.
Berbekal gelar master dan doktor, tak lama setelah kembali ke tanah air BPPT memberinya promosi sebagai Ketua Kelompok Fisika Awan. Posisi itu diembannya pada 2010 – 2012. Pada kurun waktu yang sama dia juga menjadi Ketua Tim Marketing d Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan.
Dari situ di kembali dipromosi menjadi Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan hingga 2016. Sejak 2016 hingga sekarang, Tri Handoko Seto dipercaya sebagai Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca.
“Sekarang di BPPT ada 3-4 staf saya yang juga berminat untuk menekuni bidang cuaca. Saya senang sekali supaya ada regenerasi dengan kemampuan yang lebih mumpuni,” ujar Tri Handoko Seto.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews