Canda Abdul Gafur kepada Bung Karno: Saya Pantas Peroleh Putri Presiden

Bung Karno lalu meninggalkan ruang pertemuan. Soal Tritura yang dibacakan Cosmas, si Bung sama sekali tak menggubrisnya.

Jumat, 14 Januari 2022 | 07:40 WIB
0
170
Canda Abdul Gafur kepada Bung Karno: Saya Pantas Peroleh Putri Presiden
Abdul Gafur (Foto: Sorogan.id)

Peluncuran otobiografi  "Abdul Gafur, Zamrud Halmahera" di Balai Kartini, tiga tahun lalu (2019)  menjadi ajang reuni para mantan menteri Orde Baru. Atau mungkin lebih tepatnya reuni para politisi gaek Golkar.

Sebab, selain Prof Emil Salim (Menteri LHK) dan Prof JB Sumarlin (mantan Menko Ekuin dan Kepala BPK) di sana juga hadir para mantan Ketua Umum Golkar seperti Harmoko (hadir dengan kursi roda), Akbar Tanjung, Agung Laksono, Cosmas Batubara, Bomer Pasaribu, Theo L Sambuaga, Rame Kamarulzaman, Iris Indira Murti, dan lainnya. 

Ketika pekan lalu mendapat kabar Abdul Gafur akan merilis buku, saya sempat tercengang. Saya mengira dia sudah berpulang. Ternyata masih bugar di usia menjelang 80 tahun. Bicaranya masih runut, sadar kamera, dan tahu bagaimana meladeni wartawan. 

"Sejak masuk usia 70, saya rajin (puasa) Senin - Kamis, renang dan jalan kaki di sekitar rumah," ujarnya saat ditemui di kediamannya, Jalan Teuku Umar sehari sebelum dia meluncurkan buku. 

Di buku setebal lebih dari 700 halaman, Gafur yang dilantik menjadi Menteri Muda urusan Pemuda pada 1978, pangkatnya masih Mayor di lingkungan AURI. Dia bergabung dengan TNI-AU sebagai tenaga kesehatan sejak Maret 1967. Pangkatnya terakhir Marsekal Muda (Kehormatan). “Jenderal Feisal Tanjung yang menjadikan saya jenderal bintang dua atas permintaan Pak Harto,” ujarnya. 

Bersama Cosmas Batubara, Liem Bian Koen (Sofjan Wanandi), Abdul Gafur adalah sebagian dari pentolan aktivis ’66. Mereka menjadi penggerak berbagai aksi mahasiswa lewat Tritura, salah satunya menuntut pembubaran PKI.

Tuntutan yang membuat Presiden Sukarno murka dan mendamprat mereka satu persatu di Istana Merdeka. 

Ketika yang lain tertunduk, ciut nyali, Gafur malah balik menggoda Bung Karno usai didamprat. "Ayah saya berasal dari Aceh dan ibu saya dari Maluku Utara. Jadi saya sebenarnya putra Indonesia asli, Bapak Presiden. Maka saya pantas untuk memperoleh putri Bapak Presiden," ujarnya yang membuat Bung Karno tertawa terbahak. 

"Kau berdemonstrasi untuk menurunkan saya dan sekarang kau mau putri saya. Tidak bisa, Abdul Gafur," kata Bung Karno, kembali diiringi tawa terbahak.

Bung Karno lalu meninggalkan ruang pertemuan. Soal Tritura yang dibacakan Cosmas, si Bung sama sekali tak menggubrisnya.

Kini Abdul Gafur dan juga Harmoko, keduanya dikenal sebagai tokoh Orde Baru, telah tiada. 

***